Posts

Showing posts from April, 2014

Molen Cocopandan Teman Jalan-jalan

Image
Setiap mau jalan-jalan pasti mikirin bekalnya apa. Bukan hanya bekal pakaian, obat-obatan, dan peralatan mandi, tapi juga bekal makanan. Apalagi kalau traveling bersama anak-anak, membawa cemilan itu wajib hukumnya. Kalau tidak, bisa-bisa bakalan bete sepanjang jalan, dan aku mesti menghadapi rengekan mereka yang tak berkesudahan. Selain itu, membawa bekal makanan sangat praktis untuk menghemat pengeluaran, karena biasanya di tempat wisata harga makanan suka semena-mena. Dan kalau kebetulan kita traveling ke tempat yang jauh dari peradaban dimana penjual makanan sangat langka, membawa bekal makanan adalah penyelamat di saat kelaparan. #berasa kek iklan apa gitu :D Kalau jalan-jalannya cuma dekat, biasanya cemilan makanan ringan udah cukup. Tapi kalau menempuh perjalanan sampai berjam-jam, aku selalu membawa cemilan yang agak berat. Cemilan kok berat, gimana sih? Maksudnya cemilan yang cukup bikin anteng perut. Jadi kalaupun mesti telat makan utama, perut tetap aman karena ada yang

Terdampar di Bodur Beach, Tanjung Lesung

Image
Haii.. Apa kabar pembaca Runaway Diary? Udah lama aku nggak nulis di sini. Sebenarnya banyak ide di otak ini yang ingin kukeluarkan, tapi susah merangkaikannya dalam tulisan. Mungkin karena terlalu banyak yang aku pikirkan, jadi otakku lelah. Okelah, sepertinya aku butuh refreshing. Bukan begitu? Banyak cara untuk refreshing. Mendengarkan musik, nonton film, menyanyi, tidur, makan, dan melakukan hobi yang menyenangkan. Semua itu udah aku lakukan. Tapi sayangnya belum berhasil mendongkrak kadar fresh yang aku inginkan. Sepertinya kadar ruwetku udah terlalu tinggi, jadi butuh dosis besar untuk menyembuhkannya. Terpaksa aku pakai cara refreshing andalan yang selama ini belum pernah gagal, yaitu traveling. Tapi masalahnya, traveling nggak bisa ujug-ujug jalan tanpa ada perencanaan. Terutama berkaitan dengan waktu dan biaya. Waktu yang aku punya hanya saat weekend saja. Dan biaya, terus terang nggak ada anggaran untuk jalan-jalan jauh. Jadi mau nggak mau travelingnya hanya sek

Pantai Pandawa, Pesona Di Balik Tebing

Image
Hari ini matahari bersinar cerah, saat yang tepat untuk santai sejenak jalan-jalan ke pantai. Kali ini aku akan mengajak teman-teman menikmati Pantai Pandawa. Ada yang tahu di manakah pantai itu? Yup, di mana lagi kalau bukan di Bali. Tepatnya ada di Bali Selatan. Jadi nggak jauh dari Pantai Padang-padang, dan Pantai Suluban. Nah, kalau sudah pernah ke pantai padang-padang, pasti akan mudah menemukan pantai ini. Pantai ini termasuk pantai "baru", karena baru beberapa tahun yang lalu mulai dikembangkan. Seperti pantai-pantai di Bali lainnya, soal keindahannya nggak perlu diragukan lagi. Namun, setiap pantai selalu menawarkan keunikan masing-masing yang membuat setiap pengunjungnya terkesan, termasuk Pantai Pandawa ini. Itulah kenapa aku selalu menyukai pantai. tebing yang dipangkas terlihat dari area parkir Terus apa keunikan pantai ini? Keunikan Pantai Pandawa akan kita rasakan sejak dari 1,5 km menuju lokasi pantai, yaitu jalan yang kita lalui diapit oleh tebing-

Cap Jae Alias Cap Cay Ala Magelang

Image
Yeaah... akhirnya aku nongol lagi di rumah blogku ini, di sela-sela urusan dapur, urusan anak, dan urusan rajutan.. hehe.. Sepertinya makin lama jiwa emak-emakku makin kuat saja setelah 2 minggu full time di rumah. Buktinya aku makin seneng masak. Apalagi kalau hasilnya enak. Nah inilah yang bikin aku agak surprise. Dulunya aku nggak suka masuk dapur, tapi ajaibnya sekarang malah bisa bikin masakan yang maknyus. Yah setidaknya maknyus menurut versiku dan versi anak-anakku tentunya. Kali ini aku ingin mengenalkan salah satu kuliner dari kampungku, Magelang. Namanya Cap Jae atau Cap cay kampung. Bagi yang tinggal di Magelang, Jogja dan sekitarnya, pasti sudah mengenal masakan ini. Tapi untuk daerah lain sepertinya jarang ada yang tahu. Bahkan selama 14 tahun aku hidup di Jakarta dan sekitarnya, aku belum pernah nemuin menu masakan ini di sini. Nah daripada ngiler ngidam masakan kampung, makanya aku bikin sendiri aja.. Untuk diketahui, cap jae kampungku ini nggak sama dengan cap

Aku Rapopo

Image
Akhirnya air mataku jatuh juga pagi ini. Saat hanya sepi dan lagu-lagu paling galau dari musisi dalam negeri menemani. Kenapa aku menangis? Apa karena dikhianati? Apa karena sakit lambungku yang kampuh lagi? Atau karena pembantu pergi ? Atau mungkin karenanya keluarnya SK mutasi? Terus terang sejak berita aku kena mutasi malam itu, aku mendadak lumpuh secara jiwa dan raga. Rasanya tak ada daya melakukan apa-apa. Bahkan untuk berpikir dan bicara pun aku tak bisa. Sedih..? Pastilah.. Tapi yang kurasakan lebih dari sedih. Ada rasa marah dan nggak rela, bahkan merasa dipermainkan. Bukan nggak rela aku dipindahkan ke unit kerja lain, tapi karena mutasi ini nggak sesuai inginku. Sudah sejak setahun lalu aku mengajukan surat permohonan ke kantor pusat untuk dipindahkan ke Magelang. Ada alasan yang menurutku sangat kuat untuk pindah ke kampung halaman. Bagiku ini keputusan yang terbaik. Dan secara lisan pihak kantor pusat menjanjikan permohonanku akan dikabulkan setahun lagi, karena ng