Posts

Showing posts from February, 2013

Jenang Gulo.. Jangan Lupakan Aku

Image
Kisah cinta memang tak terlupakan. Ada saja yang membuat kita terkenang. Seperti saat ini, tiba-tiba saja sayup-sayup terdengar lagu masa-masa pdkt dengan kekasihku dulu. Lagu itu yang membuatnya klepek-klepek saat mendengar aku menyanyikannya. Pasti banyak yang menyangka aku menyanyikan lagu cinta romantis dari penyanyi internasional, macam Adele, Katy Perry, atau Lady Antebellum. Atau lagu-lagu romantisnya Kahitna dan Geisha. Padahal bukan. Yang aku nyanyikan bukan sebuah lagu biasa, dan tak banyak yang tahu. Aku menyanyikan sebuah lagu campur sari berjudul "Jenang Gulo". Dia terpana mendengar suaraku mengalun syahdu. Antara heran dan kagum. Heran, karena aku yang bertampang oriental ini, bisa menyanyikan lagu campur sari sefasih itu. Mungkin itu yang ada di pikirannya. Dan aku puas karena strategiku berhasil. Dari awal aku sudah tahu bahwa laki-laki incaranku ini orangnya njawani banget. Jadi aku mengambil hatinya dengan menampilkan sisi jawaku, lewat lagu. Ehemm.. Ada

Bingkisan Itu..

Image
Hari Senin, seperti biasa berangkat ke kantor dengan mata mengantuk, dan tak semangat, seakan tak rela hari libur telah berakhir. Dengan langkah gontai aku menuju ke meja kerjaku. Sesaat sebelum sampai di mejaku, mata ngantuk ini menangkap sesuatu yang tidak biasa di sana. Sebuah bingkisan nangkring manis di mejaku yang berantakan. Yeay.. Sebuah paket! Mata ngantukku langsung berbinar saat kulihat nama pengirimnya, Ladaka Handicraf t. Alhamdulillah hadiahnya sudah sampai. Ini adalah hadiah Giveaway yang diadakan oleh Ladaka Handicraft . Tentu ini sangat istimewa bagiku. Karena selama setahun lebih malang melintang di dunia perbloggeran, dan beberapa kali ikut kontes, baru kali ini aku berhasil menjadi pemenang *terharu*. Dengan tak sabar aku buka bingkisan itu. Dan.. Taraaa... Hadiahnya bagus banget. Sebuah tempat pulpen warna ungu yang unyu banget. Pas banget dengan yang kumau. Saat ikut kontes ini, aku sudah mendambakan tempat pulpen itu. Secara aku memang tak punya tempat pulpen

Bogor Rasa Bali

Image
walaupun gerimis tetap narsis Selamat pagi teman-teman.. Adakah yang belum pernah ke Bali? Hmm..lumayan banyak juga ya. Yah maklumlah, walaupun Bali itu most wantednya tempat wisata, namun untuk kesana perlu modal dan effort lebih, terutama bagi yang tempat tinggalnya jauh dari Bali.  Tapi jangan berkecil hati karena kali ini aku akan mengajak teman-teman untuk merasakan nuansa bali, tanpa harus pergi jauh-jauh, dan tentu saja minim budget. Nah, yang pengen mencicipi rasa Bali, atau yang sedang kangen sama Bali, yuk ikuti tripku kali ini. Trip ke Bogor. Loh kok ke Bogor sih? Apa miripnya sama Bali? Jangan membayangkan Bogor itu hanya daerah puncak atau kebun raya saja. Karena di Bogor ada sebuah tempat wisata yang sangat mirip dengan di Bali, yaitu sebuah pura. Pura yang diberi judul Pura Parahyangan Agung Jagatkarta ini merupakan pura terbesar di Jawa Barat dan bahkan yang terbesar di luar pulau Bali. Bahkan pura ini disebut-sebut sebagai pura terbesar kedua setelah Pura Besakih.

[Narsisis-Artistik] Menatap Senja

Image
  Model: Cova Fotografer: Andhie Lokasi: Pantai Anyer Selamat pagi teman.. Selamat hari jum'at.. Walaupun masih pagi boleh dong kita bicara dan menatap senja sesaat lewat postinganku ini. Senja, dimanapun itu, memang selalu membawa suasana romantis. Suasana temaram sebelum gelap menjelang, berpadu dengan eksotisnya semburat warna orange dari sinar matahari terbenam. Tak heran banyak yang berlomba-lomba mengabadikan momen indah tersebut. Termasuk diriku. Seperti foto di atas yang diambil saat liburan di Pantai Anyer. Keren bukan? :D Nah, karena aku merasa foto ini lumayan berkelas (awas kalau ada yang nggak setuju :P), maka aku ikutkan dalam GA-nya Jeng Una manis yang judulnya Narsisis-Artistik Giveaway . Udah tahu dong ya apa yang dimaksud narsisis-artistik? Maksudnya itu bernarsis ria tapi tetap bernilai seni. Bukan sekedar narsis dengan monyong-monyongin bibir loh #eh. Jadi jelas kan kalau fotoku di atas itu masuk kriteria narsisis-artistik (pokoknya angga

Boneka yang Kurajut dengan Cinta

Image
Aku sudah mengenal dunia rajut merajut sejak kelas 1 SMP. Saat itu kurikulum ketrampilan di sekolahku salah satunya adalah merajut. Kalau kata guruku dulu, aku cukup berbakat di bidang ini. Terbukti hasil rajutanku laku keras di bazar yang diadakan pihak sekolah. Kala itu aku membuat taplak berbagai jenis dan ukuran. Senang rasanya hasil karya kita digemari banyak orang. Terlebih untuk ukuran seorang anak SMP, merajut bukanlah pekerjaan yang mudah. Tentu saja aku bangga, punya ketrampilan yang tidak semua orang bisa. Seiring berjalannya waktu, aku semakin disibukkan oleh banyak kegiatan, sehingga merajut mulai kulupakan. Namun belasan tahun kemudian secara tak sengaja, aku mulai merajut lagi. Saat aku lihat benang rajut yang dipajang di etalase gramedia, tiba-tiba aku ingat, "oh iya, aku pernah bisa merajut. Gimana kalau aku coba lagi". Penasaran apakah talentku masih ada atau sudah hilang, akhirnya aku beli satu gulung benang rajut dan hakken. Dan mulailah dengan pemana

[BeraniCerita#1] Enam Tiga Puluh

Image
Kulirik jam tanganku, 6.30 pagi. Seperti biasa aku menunggunya di persimpangan jalan ini.  Menunggunya untuk berangkat sekolah bersama. Inilah saat yang selalu aku rindukan. Saat aku bisa melihat wajah cerianya dan kerlingan mata jenakanya, ketika dia berceloteh riang. Setiap hari ada saja yang dia ceritakan. Semua terasa indah didengar. Walaupun aku hanya meresponnya dengan senyuman, anggukan, atau kata " O uu.." s aja, tapi dia tak merasa keberatan. Dia memang sangat mengerti aku, seorang cowok dingin dan pendiam, begitu kata teman-temanku. Sedangkan dia seorang gadi s periang yang tak bisa diam. Aku ibaratkan kami ini seperti Rangga dan Cinta di film Ada Apa D engan Cinta . Kami berbeda , tapi satu dalam cinta. Tap.. tap.. Suara langkah kakinya mendekat. Dia selalu datang dengan setengah berlari. Rambut panjangnya yang diikat bandana berkibar menutupi sebagian wajah manisnya. Setelah ini dia pasti menyapaku riang "Hai.. Udah lama nunggu ya? Sori ya kela

Damn! I love Indonesia

Image
Dia berdiri di sana pagi itu, seorang diri. Rambut panjangnya yang pirang kecoklatan, dan kulit putih kemerahannya sangat jelas menandakan dia bukan pribumi. Tanktop orange dengan kardigan warna hitam, dipadu celana kargo dan sepatu kets, kostum yang dipakainya hari itu. Dalam hati aku berpikir, mungkinkah si bule ini salah satu anggota rombongan trip kami? Tapi aku jadi ragu saat melihat tas yang dikenakannya. Bukan backpack yang biasa dipakai para traveler, tapi tas kerja kantoran, mirip punya ibuku. Menjelang keberangkatan tanda tanyaku terjawab. Ya, dia ikut rombongan trip kami. "Halo selamat pagi. I'm Tara" begitu dia memperkenalkan diri. Unik juga pengalamanku traveling bareng bule begini. Tak disangka, ternyata bule asal New York ini tak kalah ndeso dan norak dari kita loh. Saking noraknya aku sampai merasa seperti jalan-jalan bareng anak umur 3 tahun. Bayangkan saja, dia begitu heboh melihat perkebunan teh. "Wow cool! Kereeeen!" kata dia dengan mata ya

Belitung, Apa Kabarmu?

Image
Kalau ada yang mengira aku akan menulis tentang jalan-jalanku ke Belitung, maaf aku mengecewakan kalian. Ini bukan cerita senang-senang, tapi ini cerita tentang kegagalan. Kegagalanku menjangkau Belitung. Kegagalanku menapakkan kaki di bumi Laskar Pelangi itu. Sejak bertahun-tahun yang lalu keinginanku ingin jalan-jalan kesana sudah membara di hati. Tapi bagaikan sebuah cinta yang tak direstui, berkali-kali aku harus mengalami kegagalan. Mungkin memang aku dan belitung tak berjodoh. Hiks gambar pinjam dari sini Kegagalan yang pertama terjadi beberapa tahun yang lalu. Sesaat sebelum aku memesan tiket online. Tiba-tiba temanku yang tinggal di Bali "memaksa"ku berkunjung ke pulau dewata itu. Dengan segala rayuan tingkat dewa, tentu saja membuatku takluk juga. Bagaimana tidak, aku dijanjikan keliling bali, segala akomodasi dan transportasi for free. Tentu saja ini tak bisa kudapatkan jika aku ke belitung, dimana segalanya harus kutanggung secara mandiri. Menimbang semua hal

Trip Gunung Padang (3): Berburu Curug Cikondang

Image
  Cerita sebelumnya ada di sini "Kalau hujan gini keknya was-was juga deh klo harus ke curug. Soalnya jalannya licin. Apa nggak jadi aja?" Usul seorang teman tripku. Wah, bisa terancam batal nih rencana ke curug. Kulihat raut kecewa di wajah teman-temanku yang lain. Akhirnya kuusulkan "Udah sampai sini sayang banget kalo nggak sekalian ke curug. Mendingan tetep jalan aja, pelan-pelan. Semoga hujannya cepet reda". Syukurlah banyak yang mendukung. Perjalananpun dilanjutkan. Namun ternyata yang dikuatirkan temanku memang benar. Jalan menuju curug amatlah susah dilalui oleh mobil elf yang kami tumpangi. Jalanan sempit, licin, menanjak, berkelok-kelok, dan banyak yang berlubang. Aku yang duduk di bangku belakang tak kuasa menahan tubuh hingga terpental-pental. Duh, sakit semua badanku. Yah, mau bagaimana lagi, memang medannya keras begini. Tak hanya itu, beberapa kali kami sempat salah jalan. Maklumlah, banyak persimpangan yang mirip. Temanku yang pernah kesinipun, s