Candi Prambanan Dalam Teriknya Siang
Pulang kampung ke Magelang, rasanya tak lengkap kalau nggak mampir ke Jogja. Jogja memang selalu ngangenin buat dikunjungi. Apapun ada disana. Mau wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner, wisata belanja, bahkan wisata pendidikan. Tapi berhubung aku nggak punya banyak waktu, maka kami mampir ke tempat yang praktis saja, yang pasti tak pernah dilewatkan oleh para pelancong kalau ke Jogja. Yaitu Candi Prambanan!
Kalau ke Candi Borobudur sudah sering, tapi ke Candi Prambanan aku belum pernah loh *malu*. Kebangetan ya tinggal di dekat Jogja tapi belum pernah ke Prambanan. Nah, biar nggak dikira traveler kuper, maka aku mampir kesana :D.
***
Tak terlalu lama jarak dari Magelang ke Prambanan. Hanya sekitar 1 jam-an saja. Sekitar pukul 11 kami sampai di Prambanan. Dan.. Wooow.. Panas bangeeet.. Gilaa.. Bisa-bisa kulitku belang-belang nih. Untungnya di sana banyak penjaja payung, maksudnya menyewakan payung. Jadi lumayanlah bisa mengurangi sengatan matahari. Satu payung disewakan dengan harga Rp 5.000, boleh dipakai sepuasnya. Warnanya juga cerah-cerah loh, cantik buat jadi teman berpose. Lihat nih poseku bersama si payung merah. Cantik kan..?
Eh aku kok malah promosiin payungnya sih. Mana dong candinya? Nah itu dia. Megah sekali kan candi Prambanan ini? Menurut cerita legenda dikisahkan bahwa candi Prambanan dibuat oleh seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso yang dibantu oleh para jin pengikutnya, sebagai syarat untuk meminang putri Loro Jonggrang. Tentu saja itu itu hanya cerita rakyat saja. Kenyataannya, candi Prambanan ini merupakan candi hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi oleh raja-raja dinasti Sanjaya. Jadi yang membangun bukan pasukan jin loh.. Hehe :P.
Candi Prambanan ini memang mengagumkan. Aku masih saja terpesona, bagaimana batu-batu bisa dibangun menjadi candi yang sarat dengan nilai seni. Detil reliefnya, konstruksi bangunan, dan arsitekturnya. Semua tak hanya indah, tapi punya nilai sejarah dan makna yang dalam. Padahal itu dibangun di jaman yang belum secanggih sekarang ini. Luar biasa bukan? Jadi sungguh keterlaluan kalau ada tangan-tangan jahil yang tega merusaknya.
Melihat bangunan yang sangat menawan itu, tentu tak puas kalau hanya dari jauh saja. Namun teriknya matahari, mengendurkan semangatku untuk menjelajah lebih jauh. Dan terpaksa aku hanya berfoto-foto di pinggir candi saja, dan mengagumi bangunan indah itu dari jauh. Sementara turis-turis lokal banyak yang kepanasan, justru turis-turis bule asyik menjemur diri di pelataran candi.
Panasnya hari itu memang sungguh mengganggu. Sampai-sampai anak-anakku tidak betah berlama-lama di area candi. Ya sudahlah. Kuputuskan mengakhiri acaraku mengeksplore candi. Sebenarnya sayang juga sih, sudah membayar tiket masuknya mahal (Rp 30.000/orang), tapi berada di sana cuma sebentar. Yah mau bagaimana lagi, daripada anak-anak rewel.
Namun, keputusanku keluar dari area candi ternyata nggak rugi-rugi amat kok. Di sekeliling area candi, banyak obyek lain yang menarik, terutama buat anak-anak. Seperti kereta mini, area taman bermain, dan penangkaran rusa. Dan buat emak-emaknya jangan kuatir. Ada area belanja oleh-oleh juga loh. Aneka kerajinan dan pernak-pernik dijual dengan harga murah meriah di sana. Seperti yang aku beli saat itu. Kalung yang keren banget, harganya cuma Rp 10.000 saja! Kemudian ikat pinggang bernuansa etnik, yang biasanya di Jakarta dijual dengan harga Rp 50.000, di sana hanya dijual dengan harga Rp 20.000 saja! Duuh bisa kulakan nih. Lumayan buat dijual lagi.. Hihihi..
Eh masih ada lagi yang bikin takjub. Bayangkan, bros dari kerang yang unyu-unyu, dijual dengan harga Rp 1.000 saja per buah. Bikinnya njlimet, tapi cuma dihargai segitu. Kalau aku sih ogah.. Hehe..
Masih ada lagi yang aku beli. Yaitu alat musik gamelan buat anakku Ariq, seharga Rp 30.000, dan jenang krasikan ukuran jumbo seharga Rp 15.000.
Niatnya mau melihat candi, eh malah jadinya belanja-belanja. Ah, dasar emak-emak. Daripada kebanyakan yang pengen dibeli, lebih baik diakhiri saja trip ke Prambanan kali ini. Dan siap-siap untuk wisata kuliner.
Happy traveling ^^
Kalau ke Candi Borobudur sudah sering, tapi ke Candi Prambanan aku belum pernah loh *malu*. Kebangetan ya tinggal di dekat Jogja tapi belum pernah ke Prambanan. Nah, biar nggak dikira traveler kuper, maka aku mampir kesana :D.
***
Tak terlalu lama jarak dari Magelang ke Prambanan. Hanya sekitar 1 jam-an saja. Sekitar pukul 11 kami sampai di Prambanan. Dan.. Wooow.. Panas bangeeet.. Gilaa.. Bisa-bisa kulitku belang-belang nih. Untungnya di sana banyak penjaja payung, maksudnya menyewakan payung. Jadi lumayanlah bisa mengurangi sengatan matahari. Satu payung disewakan dengan harga Rp 5.000, boleh dipakai sepuasnya. Warnanya juga cerah-cerah loh, cantik buat jadi teman berpose. Lihat nih poseku bersama si payung merah. Cantik kan..?
Eh aku kok malah promosiin payungnya sih. Mana dong candinya? Nah itu dia. Megah sekali kan candi Prambanan ini? Menurut cerita legenda dikisahkan bahwa candi Prambanan dibuat oleh seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso yang dibantu oleh para jin pengikutnya, sebagai syarat untuk meminang putri Loro Jonggrang. Tentu saja itu itu hanya cerita rakyat saja. Kenyataannya, candi Prambanan ini merupakan candi hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi oleh raja-raja dinasti Sanjaya. Jadi yang membangun bukan pasukan jin loh.. Hehe :P.
Candi Prambanan ini memang mengagumkan. Aku masih saja terpesona, bagaimana batu-batu bisa dibangun menjadi candi yang sarat dengan nilai seni. Detil reliefnya, konstruksi bangunan, dan arsitekturnya. Semua tak hanya indah, tapi punya nilai sejarah dan makna yang dalam. Padahal itu dibangun di jaman yang belum secanggih sekarang ini. Luar biasa bukan? Jadi sungguh keterlaluan kalau ada tangan-tangan jahil yang tega merusaknya.
Melihat bangunan yang sangat menawan itu, tentu tak puas kalau hanya dari jauh saja. Namun teriknya matahari, mengendurkan semangatku untuk menjelajah lebih jauh. Dan terpaksa aku hanya berfoto-foto di pinggir candi saja, dan mengagumi bangunan indah itu dari jauh. Sementara turis-turis lokal banyak yang kepanasan, justru turis-turis bule asyik menjemur diri di pelataran candi.
Panasnya hari itu memang sungguh mengganggu. Sampai-sampai anak-anakku tidak betah berlama-lama di area candi. Ya sudahlah. Kuputuskan mengakhiri acaraku mengeksplore candi. Sebenarnya sayang juga sih, sudah membayar tiket masuknya mahal (Rp 30.000/orang), tapi berada di sana cuma sebentar. Yah mau bagaimana lagi, daripada anak-anak rewel.
Namun, keputusanku keluar dari area candi ternyata nggak rugi-rugi amat kok. Di sekeliling area candi, banyak obyek lain yang menarik, terutama buat anak-anak. Seperti kereta mini, area taman bermain, dan penangkaran rusa. Dan buat emak-emaknya jangan kuatir. Ada area belanja oleh-oleh juga loh. Aneka kerajinan dan pernak-pernik dijual dengan harga murah meriah di sana. Seperti yang aku beli saat itu. Kalung yang keren banget, harganya cuma Rp 10.000 saja! Kemudian ikat pinggang bernuansa etnik, yang biasanya di Jakarta dijual dengan harga Rp 50.000, di sana hanya dijual dengan harga Rp 20.000 saja! Duuh bisa kulakan nih. Lumayan buat dijual lagi.. Hihihi..
Eh masih ada lagi yang bikin takjub. Bayangkan, bros dari kerang yang unyu-unyu, dijual dengan harga Rp 1.000 saja per buah. Bikinnya njlimet, tapi cuma dihargai segitu. Kalau aku sih ogah.. Hehe..
Masih ada lagi yang aku beli. Yaitu alat musik gamelan buat anakku Ariq, seharga Rp 30.000, dan jenang krasikan ukuran jumbo seharga Rp 15.000.
Niatnya mau melihat candi, eh malah jadinya belanja-belanja. Ah, dasar emak-emak. Daripada kebanyakan yang pengen dibeli, lebih baik diakhiri saja trip ke Prambanan kali ini. Dan siap-siap untuk wisata kuliner.
Happy traveling ^^
Ini wisata ke candi ujung2nya shopping juga ya buk hahahaa
ReplyDeleteya begitulah say.. insting emak2.. hahaha
DeleteCandi prambanan memang panas cuacanya. Masuknya mahal, didalam tidak ada suguhan yang menarik . Cuma keliling-keliling candi yang bikin jenuh. Apalagi sekarang sudah tidak bebas masuk ke tiap candi.
ReplyDeleteouu gt ya.. aku malah ga sempet tuh keliling2, abis puanas buanget. Iya tuh, knp tiket masuknya mahal bgt yah?
Deleterumahku dekat Prambanan, jadi sudah terasa bosan kesana.
Deleteouu.. orang prambanan juga toh :D
DeleteBisa jadi mas Djangkaru Bumi ini sesepuhnya Prambanan, atau masih ada keluarga dengan para sesepuhnya Prambanan. Atau bisa jadi sodara jauhnya tokoh Prambanan. Atau mungkin bosnya Prambanan. Mari kita konfirmasikan langsung kepada yang bersangkutan
Deletetapi bukan keturunannya si Bandung BOndowoso kan? hihii
DeletePilihan belanjaannya unik2. Oke juga nih seleranya. Tuh kan malah ngomeni belanjaan. Ketularan salah fokus :D
ReplyDeletehahaha.. wah sama nih.. jiwa emak2.. fokusnya ke belanjaan :P
DeleteEh aku juga belum pernah ke sana mbak, kalo ke Borobudur sih pernah, tapi sepertinya kalo obyek wisata candi ya rata-rata sama, sama panasnya, tapi liat foto yang pake payung merah kok rasanya adem banget ya, banyak pohon dibelakang soalnya hehehe
ReplyDeleteIya sama panasnya. Keknya klo mau ga panas, kesana pas malam hari ato pagi2 ya :D
Deleteadem krn ngliat orgnya yg bawa payung yach... hihihi :P
Bunda malah belum pernah tuh ke Candi Prambanan, pdhal ada keponakan yang tinggal di Mageng. Mudah2an kalo bunda ke Magelang, mau minta diajak jalan-jalan ke Candi Prambanan. Kalungnya keren lho.
ReplyDeleteklo ke magelang mampir ke borobudur, terus ke prambanan bunda.. hehe
DeleteKeren 'n murah.. cocok bgt deh.. hahaa
udah bosen aku kesana, krn rumah deket
ReplyDeleteouu mbk Iis wong prambanan toh.. tau gt aku mampir :D
DeleteWaaah biar judulnya kepanasan teuteuuup narsis ala blogger hahahahaaa.... Aku udah lama banget nggak ke Prambanan siang hari. Terakhir kesana ya spt itu, kepanasan, terus di puter2in di pasar souvenir yg kayak labirin itu gak keluar2. Kami lebih senang kesana malam, nonton Ramayana :D
ReplyDeletenah iya tuh, aku masih pnasaran ama prambanan pas malam. Pasti lebih eksotis, ga kepanasan pula. Pengen bgt nonton Ramayana..
DeleteMba Foto yang berpayung kereeeen *tapi sayang aku enggak diajak belanja...kan aku pingin jenangnya, jumbo pulaaaa.
ReplyDeleteAku pernah ke Prambanan, tapi desanya...heheee...
Astin Astanti
hihihi... eh jenangnya eunaak banget loh. Jenang krasikan tuh kesukaanku banget.. *pamer*
Deleteuwaaaa....seru bangett nih jalan2nya,eh gelangnya cantik ituuuu..mauuu
ReplyDeleteeh itu kalung loh.. pengennya sih beli gelangnya juga.. mumpung murah meriah.. hihihi..
DeleteNumpang baca artikelnya pak admin. Dan selamat pagi untuk pengunjung semuanya. Salam kenal dari saya, Brehow. :)
ReplyDeletecantik2 gini kok dibilang pak.. -____-
Deletesalam kenal juga
Hi hi mba Cova. Ini aku wah sudah berapa abad nih nda mampir mampir ke mba ku yang cantik ini, siapa lagi kalau bukan Mba COva. Saya menghilang dari peredaran dunia blogwalking karena banyak "kejar tayang" dan Insya Allah lain hari saya akan aktif seperti biasa lagi.
ReplyDeleteFoto yang paling bahwa itu namanya gending khan ya. Alat tabuh Gamelan itu juga sempat saya beli buat oleh oleh dari kunjungan ke Jogjakarta tahun 2005 yang lalu. Sayang sekali kondisinya sudah memprihatinkan. Kapan kapan kalau ke Jogjakarta mau cari yang ini lagi ahh hieiheiee
Mangceppss fotonya yang pake payung.
Umbrella girl donk. Ellaaa ....elaaaaaaaaa
huwaaaaa.. ada mas aseeeep..! kemana aja komandan KPK nih? Tiba2 hilang dr peredaran tanpa pesan. Mbok klo menghilang tuh nulis2 pesan 'n nitip warisan gt.. #eh.. hihihi
Deleteaku ga tau namanya. Pokoknya buat gamelan deh.. hehe..
2005 dah lama banget ya. Klo beli lg skalian 1 set komplit mas.. :D
hahaha.. tiba2 jd pengen bergaya kek mbk Rihanna.. :))
Sementara turis-turis lokal banyak yang kepanasan, justru turis-turis bule asyik menjemur diri di pelataran candi.
ReplyDeleteHahaha... Bule mah emang demenannya Bejemur.. Biar kulitnya bisa sawo matang kaya orang Indo kali yaa...
Pokonya ana suka the first and the last Pic.. Hemmm... it's so beautiful.. hehehehe...
iyaa.. klo turis lokal pada takut tambah item. Klo bule malah ngrasa keren, klo kulitnya bs item :D
Deletewaaah aku jd tersipu2 nih dipuji beautiful.. hihihi
Kebalikan sama aku dong mbak. Ane malah seringnya ke candi prambanan. Soalnya dulu kerjanya di jogja. Kalau borobudur malah nggak pernah sama sekali.
ReplyDeletekapan2 mampirlah ke borobudur.. dijamin ga kalah panasnya.. hehehe..
Deleteeh tp klo malam hari pas waisak gini, dijamin kereeeeen :D
jalan-jalan, belanja + narsis = potret emak-emak jaman sekarang #ups hehehe
ReplyDeletebelum pernah ke Prambanan, padahal lumayan deket sama rumah nenek di kampung tuh :(
hahaha.. kan jd emak2 harus ttp gaul donk.. :D
Deletepas ke rumah nenek mampir aja, tp aku saranin jgn pas siang bolong.. coz puanaas bgt!
Jalan jalan ke prambanan to mbak
ReplyDeleteyang bawa payung dah kayak foto model tuh hehe
iya nih.. edisi pulang kampung
Deletebegitulah klo foto model wannabe.. narsisnya nglebihin foto model bnran.. hahaa
aaiiih.. makasih yaaa.. *blushing*
ReplyDeletewah kok nggak mampir ke rumahku sih kak? padahal rumahku deket banget sama candi prambanan lhoo.. desa di seberang candi itu desaku..hehehhe..
ReplyDeletewaaah iyaaaa... pdhl kita kan mo kopdaran yaa..
Deleteabis anakku udah ribet mulu, jd lupa deh
moga2 kpn2 bs mampir :)
Nda percaya. Mba Cova itu tetap cakep dipandang dari segala sudut. Dari jauh pun sudah keliatan
ReplyDeletewaktu berkunjung ke candi prambanan bulan februari lalu, saya malah tidak sempat beli souvenir yang banyak dijajakan di sekitar candi, apa karena aku bukan emak2 ya :-)
ReplyDeletehahaha.. masa karena bukan emak2 trus nggak belanja gitu sih? ahh nggak juga lah,, kaum pria pun banyak yg suka blanja blanji kan? hehehe
Deletemgkn mas hariyanto ini tipe pria yg ga suka belanja, tp suka ngasih uang belanja.. hihihi
Deleteprambanan itu yang ada rorojonggrangnya ya mbak, rorojonggrangnya apa penampakan yang berpayung di atas ya hehe..................
ReplyDeleteiyaaa.. itu titisannya loro jonggrang.. hahaha
DeleteSaya sudah lama sekali tidak ke Prambanan ...
ReplyDeleteTerakhir kali kapan yaaa ?
Sudah lama banget ... seperti apa ya bentuknya sekarang ...
saya dengar sudah semakin rapi
Salam saya
Skrg prambanan puanass bgt. Eh emang dari dulu bgitu ya?
DeleteBentuknya masih sama kok.. kek digambar2 jaman sy SD dulu.. hehe.. Mestinya skrg hrs lbh rapi dan terawat, krn harga tiketnya mahal :P
Salam balik dr saya ^^
thank you.. :)
ReplyDeletewuuaaaah.. ndak percaya ah.. hihihi :P
ReplyDeleteSaya udah lima kali ke candi Prambanan. Kalau candi Borobudur, baru dua kali. Soalnya saya tinggal di Jogja. :)
ReplyDelete