Suamiku dan Kameranya
Suamiku punya hobi fotografi. Impiannya mempunyai kamera DSLR profesional sudah ada sejak lama, sejak awal pernikahan kami. Tetapi karena perekonomian tidak mendukung, aku memintanya menunda keinginannya membeli kamera. Namun sepertinya hasratnya semakin besar. Dan ketika dia terus-terusan "merengek-rengek", akhirnya aku merelakan motor matik Kymco-ku untuk dia jual, dan hasilnya buat beli kamera, walaupun masih nombok juga. Perasaanku waktu itu tentu saja sedih harus kehilangan motor. Namun aku rela. Demi suami, apa sih yang nggak aku lakukan?
Kerelaanku mengijinkan suami membeli kamera mahal itu bukan tanpa alasan dan tanpa pertimbangan. Bukan pula sekedar memberi fasilitas kepada suami untuk bersenang-senang. Aku menaruh harapan besar di sana. Aku sangat tahu, suamiku punya talent yang besar di bidang fotografi. Karena itu aku berharap, dengan kamera itu suamiku bisa mengembangkan bakatnya dan terus berkarya lebih baik lagi, serta bermanfaat bagi orang banyak.
Tak cukup sampai di situ dukunganku. Setiap mampir ke toko buku, aku beberapa kali menyarankannya membeli buku fotografi, untuk menambah pengetahuannya. Aku juga merelakannya bahkan menyuruhnya hunting foto di berbagai tempat yang indah, walaupun aku dan anak-anak harus tinggal di rumah. Aku juga selalu meluangkan waktuku mantengin internet demi mencari event-event lomba fotografi yang bisa dia ikuti. Aku bahkan secara otodidak belajar bagaimana cara berpose yang benar, agar aku bisa jadi sarana belajarnya, jadi modelnya. Dan ketika kameranya hilang dicuri orang, akupun mengijinkannya membeli kamera lagi, walaupun dengan kreditan bank yang setiap bulannya harus kami cicil pembayarannya.
Dengan segala effortku itu, dan banyaknya foto-foto indah yang dia hasilkan, menurutku tak ada yang bisa meragukan dukunganku kepada suamiku. Bahkan malaikat juga tahu, aku selalu mendukungnya.
Dan ketika ada seseorang yang tanpa dasar menuduhku bahwa aku tidak mendukung hobi fotografi suamiku, tentu saja aku tidak terima. Dari sisi mana aku tidak mendukungnya? Kalau yang dimaksud adalah aku tidak mendukungnya memotret model-model seksi berpakaian sangat minim, itu benar. Aku memang tidak mengijinkannya. Dan aku yakin semua wanita dan istri yang normal, tidak akan pernah rela jika suaminya memandang, melototin dan ngincer cewek-cewek seksi yang berbusana nyaris telanjang. Apalagi ditambah dengan komentar kekaguman.
Aku mengijinkannya memotret model, asal modelnya berpakaian normal. Bukan fotomodel dengan pakaian cuma sejengkal, dan berpose binal. Laranganku itu bukan karena alasan kecemburuan semata. Aku sangat tahu suamiku punya hasrat besar pada keindahan wanita, seperti halnya laki-laki pada umumnya. Dan sangat mungkin napsunya akan terbawa.
Sebagai bahan acuan dan dasar bahwa aku tak sembarangan dengan pernyataanku di atas, aku sempat "mewawancarai" dua orang temanku laki-laki yang punya hobi fotografi. Berikut wawancaranya.
Wawancara dengan laki-laki 1
Dan, kamu pernah nggak moto-moto model seksi yang bajunya terbuka?
Nggak
Kenapa? Apa kamu nggak pengen?
Ya pengenlah, namanya juga laki-laki, pasti suka cewek-cewek seksi. Tapi aku emang mau jaga diri aja. Daripada moto yang enggak-enggak kaya' gitu, mending aku moto pemandangan. Kalaupun pengen moto model, ya yang normal-normal aja. Lagian nggak harus fotomodel kan, bisa moto istri, anak, saudara atau teman-teman.
Wawancara dengan laki-laki 2
Kamu sering ya moto model seksi?
Jelas donk, semua cowok suka kan ama cewek seksi. Apalagi model.
Trus model seksinya yang kaya’ gimana?
Ada yang difoto rame-rame, jadi kami yang mau moto patungan bayarnya. Ada yang pakaiannya seksi, ada juga yang telanjang.
(Aku nggak terlalu kaget mendengar itu, karena aku pernah melihat sendiri file foto-foto hasil jepretan temanku yang isinya foto cewek-cewek telanjang)
Trus yang kaya' gimana lagi?
Ada juga model yang bisa disewa private. Dan bisa "dipake".
Kamu pernah "make"?
Pernah donk.
Jleb! Separah itu..
Dari hasil "wawancara" itu, aku menyimpulkan memang tak bisa dipungkiri, bahwa laki-laki menyukai hal-hal seperti itu. Tinggal bagaimana membentengi diri saja. Laki-laki 1 memilih menjauhi, karena dia tak yakin dirinya bisa menahan diri. Sedangkan laki-laki 2 justru malah mengumbar hasratnya, dan jelas itu jalan sesat.
Aku tentu saja tak ingin suamiku terjerumus seperti laki-laki 2. Makanya aku berusaha menjauhkan suami sejauh mungkin dari hal-hal yang mengundang napsu birahi ke wanita lain. Dalam Al Qur'an surat An Nur ayat 30, Allah sudah memberi peringatan
"Katakanlah kepada orang laki-laki beriman: Hendaknya mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat"
Allah sudah mewanti-wanti, pandangan dan kemaluan harus dijaga, kalau tidak, bisa rusak rumah tangga dan rusak dunia. Aku sebagai istri selalu berusaha mengingatkan suami agar tidak mendekat-dekati dosa dan zina.
Jadi dari sisi mana aku tidak mendukungnya?
Kerelaanku mengijinkan suami membeli kamera mahal itu bukan tanpa alasan dan tanpa pertimbangan. Bukan pula sekedar memberi fasilitas kepada suami untuk bersenang-senang. Aku menaruh harapan besar di sana. Aku sangat tahu, suamiku punya talent yang besar di bidang fotografi. Karena itu aku berharap, dengan kamera itu suamiku bisa mengembangkan bakatnya dan terus berkarya lebih baik lagi, serta bermanfaat bagi orang banyak.
Tak cukup sampai di situ dukunganku. Setiap mampir ke toko buku, aku beberapa kali menyarankannya membeli buku fotografi, untuk menambah pengetahuannya. Aku juga merelakannya bahkan menyuruhnya hunting foto di berbagai tempat yang indah, walaupun aku dan anak-anak harus tinggal di rumah. Aku juga selalu meluangkan waktuku mantengin internet demi mencari event-event lomba fotografi yang bisa dia ikuti. Aku bahkan secara otodidak belajar bagaimana cara berpose yang benar, agar aku bisa jadi sarana belajarnya, jadi modelnya. Dan ketika kameranya hilang dicuri orang, akupun mengijinkannya membeli kamera lagi, walaupun dengan kreditan bank yang setiap bulannya harus kami cicil pembayarannya.
Dengan segala effortku itu, dan banyaknya foto-foto indah yang dia hasilkan, menurutku tak ada yang bisa meragukan dukunganku kepada suamiku. Bahkan malaikat juga tahu, aku selalu mendukungnya.
Dan ketika ada seseorang yang tanpa dasar menuduhku bahwa aku tidak mendukung hobi fotografi suamiku, tentu saja aku tidak terima. Dari sisi mana aku tidak mendukungnya? Kalau yang dimaksud adalah aku tidak mendukungnya memotret model-model seksi berpakaian sangat minim, itu benar. Aku memang tidak mengijinkannya. Dan aku yakin semua wanita dan istri yang normal, tidak akan pernah rela jika suaminya memandang, melototin dan ngincer cewek-cewek seksi yang berbusana nyaris telanjang. Apalagi ditambah dengan komentar kekaguman.
Aku mengijinkannya memotret model, asal modelnya berpakaian normal. Bukan fotomodel dengan pakaian cuma sejengkal, dan berpose binal. Laranganku itu bukan karena alasan kecemburuan semata. Aku sangat tahu suamiku punya hasrat besar pada keindahan wanita, seperti halnya laki-laki pada umumnya. Dan sangat mungkin napsunya akan terbawa.
Sebagai bahan acuan dan dasar bahwa aku tak sembarangan dengan pernyataanku di atas, aku sempat "mewawancarai" dua orang temanku laki-laki yang punya hobi fotografi. Berikut wawancaranya.
Wawancara dengan laki-laki 1
Dan, kamu pernah nggak moto-moto model seksi yang bajunya terbuka?
Nggak
Kenapa? Apa kamu nggak pengen?
Ya pengenlah, namanya juga laki-laki, pasti suka cewek-cewek seksi. Tapi aku emang mau jaga diri aja. Daripada moto yang enggak-enggak kaya' gitu, mending aku moto pemandangan. Kalaupun pengen moto model, ya yang normal-normal aja. Lagian nggak harus fotomodel kan, bisa moto istri, anak, saudara atau teman-teman.
Wawancara dengan laki-laki 2
Kamu sering ya moto model seksi?
Jelas donk, semua cowok suka kan ama cewek seksi. Apalagi model.
Trus model seksinya yang kaya’ gimana?
Ada yang difoto rame-rame, jadi kami yang mau moto patungan bayarnya. Ada yang pakaiannya seksi, ada juga yang telanjang.
(Aku nggak terlalu kaget mendengar itu, karena aku pernah melihat sendiri file foto-foto hasil jepretan temanku yang isinya foto cewek-cewek telanjang)
Trus yang kaya' gimana lagi?
Ada juga model yang bisa disewa private. Dan bisa "dipake".
Kamu pernah "make"?
Pernah donk.
Jleb! Separah itu..
Dari hasil "wawancara" itu, aku menyimpulkan memang tak bisa dipungkiri, bahwa laki-laki menyukai hal-hal seperti itu. Tinggal bagaimana membentengi diri saja. Laki-laki 1 memilih menjauhi, karena dia tak yakin dirinya bisa menahan diri. Sedangkan laki-laki 2 justru malah mengumbar hasratnya, dan jelas itu jalan sesat.
Aku tentu saja tak ingin suamiku terjerumus seperti laki-laki 2. Makanya aku berusaha menjauhkan suami sejauh mungkin dari hal-hal yang mengundang napsu birahi ke wanita lain. Dalam Al Qur'an surat An Nur ayat 30, Allah sudah memberi peringatan
"Katakanlah kepada orang laki-laki beriman: Hendaknya mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat"
Allah sudah mewanti-wanti, pandangan dan kemaluan harus dijaga, kalau tidak, bisa rusak rumah tangga dan rusak dunia. Aku sebagai istri selalu berusaha mengingatkan suami agar tidak mendekat-dekati dosa dan zina.
Jadi dari sisi mana aku tidak mendukungnya?
so sweet bgt. sama kyk aku, skr ini sy sdg memikirkan seribu satu cara utk membeli tablet impian suami:)
ReplyDeleteoh ya, ini br prtama kali aku maen kesini. slm kenal yaa.
toss dulu kita ah.. hihihi
Deletenamanya jg istri ya, apapun caranya pasti ndukung penuh keinginan suami asal itu utk tujuan yg positif :)
smoga tabletnya cepet ke beli ya May.. :D
salam kenal jugaaa ^^
saya mengerti perasaan mbak cova terhadap keadaan ini, dan motif tulisan ini pun syarat dengan 'rasa'.
ReplyDeletetentunya mbak cova lebih paham bagaimana suami dan kegiatan fotografinya.saya yakin tidak begitu saja mbak merelakan sepeda untuk kegiatan suami.dan tidak usah pedulikan orang luar yang melihat kedalam rumah tangga mbak cova.
pdhl aku nulisnya udah berusaha seobyektif mgkn loh.. tp masih ketauan 'rasa'nya ya.. hehehe
Deletebenar juga sih, ga usah pedulikan bgmn org luar menilai kita. Toh emang kita ga bs memuaskan smua org.
Makasih ya
yang bilang gak ngedukung.. sirik doang paling kak :)
ReplyDeleteiya bener tuh.. sirik tanda tak mampu!
Delete:D
ini aku tahu alasan di ijinkan beli camera pro, selain buat mengembangkan talenta sang suami, pasti biar sang istri bisa lebih narsis didepan camera nih, heheheh :)
ReplyDeletehihihihi.. tau aja sih..
Deleteya mengembangkan bakat modelingku jg.. haha
Saya juga kepingin mba kameranya... dan kalau ada kelebihan saya kira juga gak salah untuk mengeluarkan biaya untuk hobby, apalagi ini memang ada talent kesana. Kalau soal model2 seksi itu aku sepenuhnya mendukungmu mba (^,^)/
ReplyDeletesiiip.. tengkyu dukungannya.. ^^
Deletesmoga kamera itu bs menjadikan diri jd lbh bermanfaat bagi org banyak :D
curahan hati yang sangat manusiawi dari seorang istri yang sangat mencintai suaminya, dan ingin menyelamatkan suaminya dari terjatuh ke jurang yang membahayakan.....
ReplyDeleteSaya suka ikutan baca testimoni mereka yang baru habis hunting model.....terus terang meski saya peremouan saya tidak pernah suka melihat photo model, apalagi dengan pakaian yang hampir setengah telanjang........
untuk menyalurkan hobbynya, seorang photographer tidak harus ikutan sesi photo dengan mempergunakan model, masih banyak object lain seperti stil life photography, macro, landscape, natural atau lain2nya..
iya, mnrtku jg gitu. Smua wanita apalg seorang istri yg normal pasti berpikiran sama ama kita.
DeleteBanyak hal indah yg bisa diabadikan, bkn hanya mengeksploitasi tubuh perempuan.
Hal2 yg indah yg awalnya tidak disadari banyak org, harusnya hal2 sperti itu yg diabadikan.
moto landscape sekarang ini kayaknya potensi rejeki juga loh :D coba tuh foto-foto di national geographic, landscape smua dan dihargai tinggi ;) Salut sama mba untuk dukungan fullnya..
ReplyDeleteiya, aku pengennya juga bgitu. Fotografi bkn sekedar hobi, tp jg mendatangkan rejeki.. Smoga bs :)
DeleteSalut dengan dukungan penuh yang engkau berikan pada suami tercinta, Mak. Menurutku itu udah full banget, tak hanya mendukung, tapi dirimu juga menjaganya agar tidak terjerumus ke pintu neraka, yang sedang menganga lebar, namun sama sekali tak terlihat oleh mata telanjang atau kaca mata super manapun. :)
ReplyDeleteCaramu udah bagus banget, Mak, hanya orang bodoh dan picik lah yang mengatakan dirimu tak mendukung hobby suamimu. Kalo aku, mungkin akan mikir berulang kali, untuk membelikan lagi kamera yang mahal spt itu, dengan kredit pula, setelah yang pertama hilang. Hihi, Tuhan memang Maha Tahu ya, Mak, tak memberikan aku suami yang hobby fotografi, karena aku ga akan mendukungnya beli kamera semahal itu. Hehe.
Keep your spirit, and keep activated your protection, Mak. #Hug and kiss.
makasih ya maak.. *peluuk*
Deleteapapun bagaimanapun suami kita, asal utk hal positif pasti kita dukung ya. Tapi utk hal yg negatif, tentu sebisa mgkn kita mencegahnya. Bukankah suami istri itu saling menjaga?
Tapi ya gitu deh mak, orang luar kadang merasa yg paling tahu. Memberi komentar yang menusuk tanpa dasar. Apalagi itu disengaja untuk menggoyang keharmonisan rumah tangga kami. Sungguh makin memperlihatkan betapa bodoh dan piciknya org itu
Yup, sebaiknya kita menggunakan apapun untuk tujuan yang baik.Itulah yang dinamakan bersyukur.
ReplyDeleteMengerjakan sesuatu yang baik luruskan niat: untuk ibadah agar hasilna barokah dan tetap on the right track.
Salam hangat dari Surabaya
Betul pakdhe.. smua yg ada pada kita harus disyukuri. Dan memnfaatkan utk kebaikan adalah cara kita bertanggung jwb dan bersyukur atas nikmatNya
DeleteMakasih pakdhe.. Salam manis dari Jakarta :)
mendukung suami bukan hanya dalam hal duniawi saja, tapi juga soal akhirat...,
ReplyDeletesebagai sepasang suami istri, adalah kewajiban untuk saling mengingatkan akan kebaikan dan kemungkaran, sehingga masing2 bisa menjadi pintu surga untuk pasangannya...salam :-)
iya mas.. itu yg selalu berusaha aku lakukan. Aku juga berharap suami juga bisa terus menjaga dan mengingatkanku agar menjauhi kemungkaran, dan memperbanyak kebaikan :)
Deleteaamiinnn :-)
Deletesetuju bgt, Mbak. Lagian masih banyak bgt yg bs dijadikan objek foto. Sy juga gak bakal rela kl py suami hobi photography trus foto perempuan seksi :)
ReplyDeletetoss ah.. emang bener kan, klo istri yg normal mana rela. Lagian kita kan juga ga kalah seksi.. hihihi
DeleteApapun yang dilakukan Suami, yang mana itu merupakan hal kebaikan Istri harus juga mensupport Mbak, semoga dengan kamera ini bisa menjadikan hobby dan bahkan profesi yang bisa bermanfaat.
ReplyDeleteamin.. smoga suami selalu bertanggungjwb atas kameranya dgn tdk menggunakannya utk keburukan
Deleteaku setuju dengan pendirianmu sob. Yang namanya dukungan nggak harus semua didukung kalau itu tidak baik. Masih banyak model-model yang mau berfoto dengan gaya dan pakaian yang sopan.
ReplyDeleteiya betul.. mending moto istrinya yg ga kalah seksi ini.. halah.. hihihi
DeleteTerimakasih Sudah Berbagi !!
ReplyDeleteSalam kenal sobat, kunjungan perdana Follow sukses, Mampir ke blogku yaa !! Thank You...
makasih ya follownya
Deletesalam kenal jg
segera berkunjung ^^
saya juga pengen kamera seperti itu tapi harganya masih diatas 5 jutaan. Semoga saja bisa bermanfaat untuk sesama dalam mendalami ilmu fotografinya. dan pastinya semoga bisa menghasilkan finansial.
ReplyDeleteAmin.. moga cepet2 dpt kameranya.. hobi jd penghasilan tentu menyenangkan sekali :)
Deletekekawatiran sebagai seorang istri terhadap suaminya adalah wajar dan harus dilakukan demi kebaikan keluarga
ReplyDeleteiya betul.. kekhawatiran yg berguna utk menjaga suami, biar ga terjerumus hal2 negatif
DeleteSunhanaallah, seberapa susah menabung dari hasil keringat? dan kenapa harus merelakan menjual harta benda seperti motor. Hanya untuk satu buah kamera. Apakah bisa menghasilkan mahakarya terbaik dari jepretan DSLR?
ReplyDelete#penasaran ama karya suamimu mba Cova
Yah bgitulah.. aku jg heran, kamera kok bs semahal itu.. bahkan ada yg harganya puluhan juta -___-
Deletesmoga suami bisa ttp memegang amanah, dgn menggunakan kamera utk hal2 positif, syukur2 bisa menghasilkan uang :D
#kapan2 aku share di sini hasil jepretannya
Serem baca wawancara yang kedua, tul mau jeprat jepret model kan nggak perlu yang busana seksi
ReplyDeleteiya, klo laki-laki ke-2 itu, aku rasa niatnya bkn jeprat jepret deh.. tp mo muasin napsu :(
Deletesampe dipake? Yaa Allaaah... seremm bangett.. Dukungan mbak Coval untuk suami pasti bisa menuntunnya ke jalan yang benar Insya Allah.
ReplyDeleteAminnn.. jangan sampai terjerumus ke hal yg negatif. Harus saling menjaga
Deletefoto model2 seksi ndak boleh yah, bolehnya foto mba cova ajaaaa.... kan gayanya udah persis fotomodel juga hahahaaa
ReplyDeletehahahaha.. betuuuuul.. beginilah fotomodel wannabe :D
Deletewah keren bisa punya kamera DSLR. saya aja pingin punya tapi belum keturutan sampai sekarang..hehehe
ReplyDeleteayoo nabung dulu.. ato kredit aja kaya' kami.. hihihi
Deletebiarlah suara sumbang berbicara tapi tak usah kita hiraukan.
ReplyDeleteiya bener.. ga usah dengerin omongan negatif, drpd bikin emosi :D
Delete