Galau v.s Gaza


Pernahkah teman-teman merasa sedih, terluka, tersakiti, terdzolimi tanpa bisa membela diri? Atau putus asa karena apapun usaha untuk memperbaiki keadaan tak kunjung mendapatkan hasil. Bahkan kondisinya semakin buruk saja. Dan diri ini semakin terjebak dalam belenggu tekanan batin yang tak berkesudahan. Kemana aku harus mencari perlindungan bagi batinku ini? Luka yang dulu pernah tertoreh belum lagi sembuh, kini semakin parah dengan goresan luka baru yang lebih dalam.

Apapun kondisi batinku saat ini, aku mencoba untuk bersikap senormal mungkin. Tetap tersenyum manis saat teman menyapa, dan tetap tertawa mendengar canda tawa mereka, seolah aku ini bahagia. Bagiku itu terapi bagi jiwaku. Mensugesti diri bahwa aku ini baik-baik saja. Meyakinkan diri bahwa aku ini kuat jiwa dan raga. Kucoba melakukan aktivitasku seperti biasanya. Bekerja, berbagi ide, dan cerita dengan teman-teman sekantor. Walaupun sesekali aku tak bisa fokus dengan obrolan mereka itu.  Rasa perih karena luka yang tak kasat mata ini, sempat beberapa kali membuyarkan konsentrasiku.

"Pray for Gaza" kulirik judul pamflet yang ditempel di papan pengumuman. Siang ini ada pengajian di masjid kantorku. Kulangkahkan kakiku menuju rumah Allah tersebut. Sesuatu yang jarang aku lakukan, karena aku lebih sering sholat di ruanganku. Tak ada yang kuharapkan dari pengajian itu. Aku hanya mengikuti kemana kakiku melangkah. Dan aku bersyukur karena kakiku melangkah ke arah yang benar.

Topik pengajian kali ini membuatku benar-benar merasa malu. Rasanya tak pantas aku berkeluh kesah karena masalah sepele ini. Iya sepele, karena walaupun sakit hatiku parah, tapi aku masih bisa bekerja dengan tenang, bercanda dengan teman, dan menjalani kehidupan normalku yang lain. Jauh sekali dengan yang dialami penduduk Palestina saat ini. Mereka harus memperjuangkan hidup dan agama dibawah tekanan serangan bom tak berkesudahan. Walaupun rumah, masjid sekolah, semua hancur, tapi semangat mereka tak pernah hancur. Betapa banyak kehilangan yang mereka alami, harta benda, keluarga, anak-anak dan sanak saudara. Tapi mereka tak gentar sedikitpun. Tak bisa membayangkan kalau aku mengalami yang dialami warga Palestina saat ini.

Masih pantaskah aku berkeluh kesah? Dikaruniai hidup damai tentram, dan punya banyak hal yang tidak dipunyai semua orang. Punya saudara dan keluarga yang lengkap, serta anak-anak yang cerdas dan sehat. Tinggal di Indonesia yang indah dan kaya. Sungguh begitu melimpah nikmat yang Allah berikan padaku. Tapi aku putus asa hanya karena satu masalah saja.. Astaghfirullah..

Comments

  1. Horeeeeeeeeee Pertamaxxxxxxxxxxxxxx
    Nang ning nang ning nung.
    Genjreng genjreng. Hiheiheiheiee.

    Jadi selama ini melangkahkan kakinya ke jalan yang kurang benar donk mba Cova? Soal Israel mah memang semprul, memang seharusnya Israel harus benar benar dilenyapkan dari peta bumi.

    Di Pontianak juga marak aksi aksi solidaritas dan demo masa pro Palestina sampai membuat jalanan macet.

    ReplyDelete
    Replies
    1. selamat anda yg pertamaaaa... *kalungi kembang*

      haha.. iya agak kurang bnr.. kadang2.. :D
      hu uh bnr.. kok tega2 bgt ya mrka. Mana korbannya banyak anak2 lg :(

      Delete
    2. ga bisa gitu dong pak asep
      kita harus bisa bedain antara negara dan warganegara
      kita ga suka suatu negara ga harus kita benci warganya
      seperti disini, apakah semua kebijakan sby merupakan cerminan keinginan rakyatnya juga..?
      aku ga bela siapa siapa. cuma pengen liat sisi kemanusiaannya saja..

      Delete
    3. Oh ya benar sekali. Urusan Militer tentu dengan Militer. Namun kenyataan Israel tidak bisa membedakan mana yang Pejuang Palestina mana yang rakyat sipil. Semuanya dibantai oleh Zionis Israel. kita sepakat untuk hal ini, rasa kemanusiaan. Jadi kesimpulannya Israel memang tidak punya rasa kemanusiaan. Israel itu Binatang

      Delete
  2. Seberat apa pun masalah kita, kayaknya mesti selalu ada yg lebih parah ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul.. jd malu kalo mo galau lebay.. haha

      Delete
  3. jadi sedih bacanya mba aslii..
    kadang kenpa kita itu merasa iba, tapi kadang lupa kalo lagi galau eh..

    dan dgn nyata kita bersatu tak perlu gontok2an saling mmperdebatkan perbedaan ntar galau.
    LOVE U GAZA,,, Love persatuan muslim. Smoga Allah mendengar do;a kita aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aminn...
      semoga baca postingan ini ga jd tambah galau ya.. hihihi
      Smoga kondisi di Gaza sana makin membaik ya

      Delete
  4. Waduh jarang-jarang liat postingan mbak Cova yang lagi galau kayak gini hehehe

    Satu masalah yang kita hadapi tentu saja tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan betapa banyaknya nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita. Seperti dalam sebuah model matematika, apapun angka yg dibagi dengan tak terhingga (seper tak terhingga) hasilnya pasti Nol, maka bagaimanapun keadaan kita maka hendaklah kita bisa menjadi pribadi yang selalu bersyukur dan terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi :)



    ReplyDelete
    Replies
    1. inilah sisi lain dr cova.. haha.. gara2 galau aku sempet kepikiran mau jd relawan di gaza.. hihi
      ya yg namanya hidup pasti ada suka duka, ada sedih ada bahagia. Spertinya kita tak perlu lebay mensikapi saat mslh dtg. Betul kan? :D
      Yg penting ttp bersyukur

      Delete
  5. Galau ?? jangan galau galau lah mbak happy aja terus :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ini lg menghalau galau.. hush.. hush.. hihi

      Delete
  6. lagi musim galau ya..?
    kemana mana nemunya postingan kek gini
    hehe asiiik..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya galau kalaw nda makan Bubur satu hari saja. Ah rasanya tersiksaahhh

      Delete
    2. @mas rawins: haha.. aku jg heran loh.. galau kok berjamaah gini yak.. hihihi

      @mas asep: Ah klo itu galaunya lebay deh.. haha :P

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berburu Benang Rajut di Pasar Asemka

Jenang Gulo.. Jangan Lupakan Aku

2 Tahun Lebih Kumeninggalkanmu