Posts

Showing posts from September, 2011

The True Love Story *_^ (Part 2)

Image
4 tahun kujalani hari-hari bersamanya. Macam-macam rasa sudah kualami, suka, duka, kangen, sedih, cemburu bahkan frustasi. Semua rasa yang kadang melelahkan namun mendewasakanku. Hari-hari kujalani bak rollercoaster. Kadang dia membuaiku setinggi langit, tapi tiba-tiba pula dia seolah menghempaskanku begitu saja.. 4 tahun bukan masa yang mudah bagiku. Menjalani hubungan tanpa kepastian, sering membuatku meragu, akankah hubungan kami ini akan berakhir ke pelaminan? apakah benar dia jodohku? Tapi entah kenapa dia selalu bisa membawaku kembali. Dia selalu bisa meyakinkanku bahwa hanya dia yang bisa membahagiakanku.  Lama menjalin hubungan, kami ingin mengakhiri semuanya dengan pernikahan. Namun restu orang tua tak mudah kami dapatkan. Memang kami masih sangat muda, mungkin orang tua kami tidak yakin dengan keseriusan kami dan masa depan kami nantinya. Orang tua Mas Andi menganggap anaknya belum cukup mampu untuk berumah tangga. Sedangkan orang tuaku mengharapkan aku mendapatkan calon su

The True Love Story *_^ (Part 1)

Image
17 tahun yang lalu.. Kulihat dia pertama kali, berdiri di sudut depan kelasku. Wajahnya dingin dan angkuh , dengan bibir yang menekuk kebawah. Ah dasar senior.. apa maksudnya dia berdiri di situ dengan memasang wajah jutek seperti itu. “Mmm.. siapa ya namanya?” tanyaku dalam hati. Ternyata aku penasaran juga. Ah sebut saja si muka dingin :D. Hari berikutnya, aku baru tahu nama dia ada didaftar orang yang harus aku mintai tanda tangan. Andi SJ, Jabatan Wakil Ketua OSIS, mmm.. tinggi juga jabatannya, berarti dia cukup populer di sekolah ini. Ok, mari kita lihat apa yang dia bisa. Ah sebal sekali rasanya melihat antrian pemburu tanda tangan begini. Pasti para senior ini merasa bangga banget, bergaya sok artis, dan dengan seenaknya ngerjain para juniornya. Nah itu dia si muka dingin, mumpung lagi sendirian, aku mintai tanda tangan sekarang aja. Kira-kira aku mau diapain ya? Huh! Orang ini ternyata benar-benar dingin dan nggak seru sama sekali. Sama senior yang lain aku disuruh macam-

Ketika si Mbak Pergi

Image
Malam tadi, pembantuku, si mbak, datang menghadap, setelah dia kembali dari liburan akhir pekannya. Semenjak dia menikah 2 tahun yang lalu, aku memang selalu mengijinkannya berlibur di akhir pekan, agar dia bisa berkumpul dengan suaminya. Biasanya sehabis liburan dia selalu kembali dengan membawa cerita dan curhatan seputar rumah tangganya. Tapi kali ini tidak seperti biasanya. “Bu, saya mau ngomong..” dengan hati-hati dia membuka percakapan. Nada bicara dan raut mukanya membuat perasaanku tidak enak. “Kemarin saya periksa ke bidan” lanjutnya. “ Kata bidan saya positif hamil.. keknya ibu mesti cari pengganti saya”. Aku tak bisa menjawab apa-apa, hanya “Ooh..” yang keluar dari mulutku, speechless. Seharusnya aku ikut bersuka cita atas berita gembira yang dia sampaikan itu. Sudah lama dia mendambakan ingin punya anak, dan sekarang keinginannya terwujud. Seharusnya aku katakan “Alhamdulillah yah..” atau “Selamat yah”, tapi kata-kata itu tidak keluar dari mulutku. Tentu saja aku ikut sena

Don't be Emotional

Image
Beberapa hari yang lalu tiba-tiba aku menerima sms dari temanku “hoi! lo kemana aja sih? Ditelpon nggak diangkat, disms nggak dibales. Pas lo ada masalah, gue selalu ada buat lo, sekarang pas gue ada masalah besar kek gini, lo malah nggak peduli sama sekali. Lo nggak pernah nanyain kabar gue!” Deg! Apa salahku? Setahuku aku sudah berusaha mendampingi dia, mendengar keluh kesahnya, memberikan saran jika dia minta, dan menjaga rahasianya. Apapun yang aku bisa akan kulakukan untuk membantunya menyelesaikan masalah. Tapi tiba-tiba dia bilang aku tidak pernah menanyakan kabarnya. Jadi usahaku selama ini tidak dia anggap? Apa semua yang aku lakukan buat dia tak berarti apa-apa?  Ups.. hampir saja aku terbawa emosi. Aku berusaha mengendalikan diri. Tak ada gunanya menyangkal kata-katanya, malah makin memperkeruh suasana. Aku berusaha mengerti perasaannya. Aku ingat aku pernah merasakan perasaan seperti itu. Di saat aku ada masalah atau sakit hati, aku sering merasa sendiri. Ingin berbagi ke

Aku Ingin...

Image
Aku ingin setiap pagi bisa menyiapkan sarapan dan bekal buat anak-anak dan suami, bukan sibuk menyiapkan diri berangkat ke kantor  Aku ingin setiap hari bisa mengantar dan menjemput anak-anak sekolah, bukan sibuk melakukan kunjungan ke kantor lain Aku ingin setiap saat bisa berbagi cerita dan mendengar keluh kesah anak-anakku, bukan sibuk melayani konsultasi di kantor Aku ingin setiap saat bisa mengawasi perkembangan anak-anakku, bukan sibuk mengawasi penerimaan kantor Aku ingin setiap hari bisa menemani anak-anak belajar dan menyiapkan bahan-bahan pelajarannya, bukan sibuk menyiapkan materi presentasi  Aku ingin setiap malam bisa menenangkan suamiku di kala dia lelah dan gundah, bukan sibuk menenangkan diri karena pekerjaan kantor yang membuat emosi Aku ingin akhir minggu ini menemani anak-anakku bermain sepuasnya, bukan ikut acara outbond kantor… Outbond.. oh outbond.. bagaimana caraku menghindarimu..? aku sungguh merindukan anak-anakku.. hiks

Pangandaran Pelipur Lara (Part 2)

Image
Pantai Timur Pangandaran, 24 Juli 2011 Aaah segarnya… bersepeda di pagi hari menyusuri Pantai Timur Pangandaran. Di pantai ini terdapat banyak penyewaan sepeda, bentuk dan modelnya pun bermacam-macam, ada yang kecil, ada yang besar, ada pula yang model tandem. Harga sewanya cukup murah, Rp 10.000 untuk yang single, dan Rp 15.000 untuk yang tandem. Selama bersepeda, banyak yang dapat ditemui di pantai ini, selain pemandangannya yang indah, di pinggir pantai ini juga terdapat pasar. Tentu saja para ibu tak kan melewatkan pasar yang satu ini. Pasar ini menjual berbagai macam ikan, dari ikan segar sampai ikan asin. Salah satu yang menarik perhatianku adalah penjual udang dan ikan kecil-kecil yang digoreng krispi. Wah aromanya sangat menggugah selera, cocok sekali buat cemilan atau buat lauk. Langsung deh aku borong.. hehe.. Puas berbelanja ikan, temanku mengajakku mencari ikan jambal dan terasi. Ya ampun jauh-jauh ke Pangandaran kok yang dicari terasi.. -__-. Eits jangan underestimate du

Pangandaran Pelipur Lara (Part 1)

Image
Green Canyon, 23 Juli 2011 Perjalanan ke Green Canyon ternyata lumayan lama. Sebelumnya temanku mengatakan dari Pangandaran ke Green Canyon paling cuma 15 menit, eh ternyata hampir 1 jam.  Kondisi jalannyapun tidak bagus, banyak yang berlubang. Sayang sekali, obyek wisata bagus tapi tidak didukung oleh fasilitas yang memadai. sungai menuju Green Canyon Sampai di Green Canyon, perjuangan kami belum berakhir. Kami harus mengantri untuk naik perahu. Satu perahu harga tiketnya Rp 75.000, bisa muat untuk 5 orang. Nah proses mengantri ini yang menguras energi. Bayangkan 3 jam kami menunggu  belum dapat giliran juga. Memang sih waktu itu sedang ramai, tapi dengan jumlah perahu sebanyak itu rasanya tidak masuk akal kalau kami harus menunggu begitu lama. Sepertinya ada yang tidak beres dengan system antriannya. Banyak rombongan-rombongan yang baru datang tapi langsung didahulukan naik ke perahu, hingga kami harus dikalahkan. Tak mau menunggu lebih lama lagi, salah satu temanku mengambil

Menuju Pangandaran.. Bertemu Bajing Loncat?

“Yuk ke Pangandaran!” ajak temanku waktu itu. Pastilah aku setuju. Kebetulan suasana hatiku sedang galau segalau-galaunya, sepertinya ikut ke Pangandaran ide yang bagus. Aku berharap bisa sedikit menghibur diri. Travelling tak pernah gagal mengobati gundahku. Yuk ah jalan.. :D. Tepat pukul 10 malam aku berangkat dari kantor bersama dengan 20 orang teman kantorku, diperkirakan pukul 6 pagi sudah sampai di tempat tujuan. Tapi sepertinya cuaca saat itu kurang bersahabat, sepanjang jalan hujan mengguyur, hingga perjalanan jadi lebih lama. Seharusnya kan bulan Juli masih musim kemarau.. Ah.. harapan melihat Green Canyon yang hijau pupus sudah, karena kalau  habis hujan begini air di Green Canyon jadi keruh :(. Saat subuh kami masih di perjalanan, istirahat sebentar untuk sholat, kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Dan tiba-tiba peristiwa ganjil itu terjadi. Entah apa yang menimpa bus kami, tiba-tiba terdengar suara benturan yang cukup memekakkan telinga. Kaca depan bus membentur sesuat

Run Away to Bali (Part 3)

Image
Tanah Lot, 12 Juni 2011 Tanah lot selalu dihati… Entah mengapa Tanah Lot ini selalu membiusku. Setiap sudutnya mempesona, menyimpan misteri, dan selalu ada cerita tersendiri. Aku masih ingat waktu pertama kali kesini.. waktu itu bulan Desember, bertepatan dengan perayaan Kuningan. Cuaca yang mendung dengan deburan ombak laut pasang di waktu senja, semakin menambah sakral ritual perayaan itu. Aura magisnya sangat terasa. Dan dia ada disana, seorang laki-laki bali mempesona dengan kemeja putih dan udeng di kepalanya. Sesaat pandangan kami saling bertemu.. aku terpaku dan tersipu.. menyadari itu, buru-buru aku palingkan pandanganku kearah lain. Tapi rasa penasaran membuatku kembali membawa pandanganku ke arahnya.. tapi dia sudah tidak ada! Secepat itu dia berlalu, seperti hantu..  Kali ini aku kembali ke Tanah Lot, dengan membawa memori Desember lalu, Tanah Lot yang magis dan sendu. Tapi yang kudapati sangat berbeda.. Tanah Lot kali ini sangat cerah dan ceria, seolah menyambutku penuh k

Run Away to Bali (Part 2)

Image
Pantai Padang-padang, 11 Juni 2011 Wuiiih.. seperti di dunia lain.. seperti bukan di Indonesia. Kami terbengong-bengong, terpana dengan pemandangan yang terhampar di depan mata. Sebuah pantai yang indah dengan lautnya yang biru, dihiasi batu-batu karang dan pasirnya yang putih bersih, serta tanaman yang tumbuh di antara tebing batu karang.. indaaah. Dan yang tak kalah indahnya adalah pemandangan bule-bule tanpa busana.. hihihi. Dengan santai dan tanpa malu-malu mereka berjemur cuma memakai bikini dan G-string.. ckckck.. Justru malah kami yang malu melihat pemandangan gratis ini. Kami malah jadi tontonan, mungkin mereka merasa aneh, ada orang berbusana tertutup muncul di antara mereka yang berbugil ria.. hihihi. Pantai Padang-padang itu kecil, jadi tampak seperti kawasan private untuk para wisatawan asing. Dan pas kami kesana memang tak ada satu pun wisatawan domestic. Sepertinya kami sudah salah masuk nih.. ke ‘adult area’.. hihihi.   Pantai Nusa Dua Tenang, damai dan nyaman.

Run Away to Bali (Part 1)

Image
Jakarta, 10 Juni 2011 Siang itu hatiku gundah dengan perasaan yang bercampur aduk. Aku sudah memutuskan untuk berangkat ke Bali bersama temenku Ayu, hanya berdua saja. Keputusan yang sudah bulat walau harus disertai dengan perjuangan yang tidak mudah. Terutama berjuang mengatasi perasaan sendiri. Perasaan bersalah karena kembali meninggalkan keluargaku demi kesenangan pribadi. Tapi sisi hatiku yang lain mengatakan aku butuh pelarian sejenak, aku butuh menyerap energi lebih besar untuk menghadapi hidup, aku butuh liburan ini. Ya aku harus berlibur. Tapi siang itu aku kembali gundah. Widi, teman dekatku, muncul menyapaku di gtalk. Dia menanyakan alasanku pergi sendiri tanpa suami dan anak. Dan itu bukan sekedar pertanyaan biasa, dia berusaha mendapatkan jawaban serius dariku. Dia mengabaikan pelajarannya demi mengejar jawaban dariku. Aku sungguh tak ingin membahas tentang ini dengan dia, toh dia tak kan mampu mengerti apa yang aku rasakan, apa yang aku inginkan. Dia tak kan mengerti

Hi.. It's Me.. ^_^

Image
Yeah.. It's me.. Covalimawati.. nama yang aneh bukan?. That's my real name.. Nama ini berasal dari sebuah kota di negara Timur Leste, Covalima. Saat aku dilahirkan, ayahku sedang bertugas di sana. Pada masa itu Timur Leste masih menjadi bagian dari negara kita, dengan nama Timur Timur. Nah karena aku perempuan maka ditambahlah kata 'wati' setelah kata "covalima", jadilah covalimawati. Nama yang unik dan tak ada duanya.. :D. Sesuai dengan namaku yang unik, maka kepribadiankupun juga unik dan sulit ditebak. Tapi yang jelas aku ini pecinta kejujuran, apa adanya, dan tidak suka basa basi kecuali kalau terpaksa. Sifat-sifatku yang lain, aku agak bingung mendeskripsikan, karena itulah aku mencoba menulis blog, berharap aku bisa menemukan jati diriku dan passionku yang sebenarnya. Runaway Diary.. ini catatanku.. pelarianku.. to find my real passion..