Mpok Siti, Bus City Tour Jakarta yang Bikin Keki

Sepertinya aku memang nggak berjodoh dengan yang namanya Siti. Setelah bermasalah dengan pembantuku yang bernama Siti beberapa bulan yang lalu, kini aku kembali bermasalah dengan Siti. Kali ini dengan Mpok Siti, sebuah bus tingkat seksi, yang istilah kerennya Bus City Tour Jakarta. Pasti udah tahu donk ama bus yang satu ini. Beberapa media sering memberitakan keberadaan Mpok Siti yang akan membawa penumpang berkeliling Jakarta secara cuma-cuma alias gratis sepanjang tahun 2014. Dari awal tahun hingga akhir tahun ini, baru kali ini aku tergerak untuk mengajak keluargaku berjalan-jalan ama Mpok Siti. Kebetulan liburan sekolah anak-anak bertepatan dengan long weekend. Dan berhubung masih tanggal tua aku pengen ngajak jalan-jalan yang murah meriah aja, alias liburan nggak ke luar kota. Yang penting fun dan tetap irit. Hidup irit! Karena itulah aku pilih berkeliling Jakarta bersama Mpok Siti.

Seperti biasa sebelum traveling aku selalu mencari tahu dulu kondisi medannya. Walaupun cuma di dalam kota, tetap perlu persiapan donk, apalagi aku mengajak anak-anak. Jangan sampai mereka nggak nyaman selama perjalanan. Mulai dengan searching artikel sana sini, dan memfollow akun twitter @CityTourJakarta. Ini kulakukan agar aku bisa mendapatkan informasi resmi dari sumbernya langsung yang jelas lebih terpercaya. Dan mulailah aku memention akunnya Mpok Siti. Berikut ini beberapa twitku:


 Dijawab sama Mpok Siti:


Oke sip, aku udah jawaban bahwa tanggal 25 Desember 2014, Mpok Siti beroperasi seperti biasa, mulai jam 09.00 pagi. Yup! Siap berangkat dengan tenang karena udah dapat info yang jelas. Tanggal 25 Desember tepat jam 09.00, aku, suami dan anak-anak sudah sampai di halte Sarinah. Kami memilih menunggu di Sarinah, karena di sana ada tempat parkir mobilnya. Di halte Sarinah udah ada 4 orang yang lagi nunggu Mpok Siti juga. Jalanan sekitar Sarinah cukup lengang pagi itu. Dan aku berharap penumpang Mpok Siti juga nggak terlalu ramai. 


 Dengan sabar kami menunggu. Sudah 1 jam kami menunggu, Mpok Siti belum juga menampakkan batang hidungnya. Kucoba buka akun twiternya dengan harapan mendapatkan kabarnya di sana. Ah, nggak ada. Yang ada cuma mention dari orang yang lagi nunggu Mpok Siti juga di halte Monas. Dan dijawab sama Mpok Siti seolah bus itu akan datang segera. Aku sih berbaik sangka aja, mungkin Mpok Siti agak telat. Nggak kepikiran kalau Mpok Siti bakal ingkar janji. Kucoba menenangkan Ariq yang mulai gelisah dan bosan. Matahari yang makin tinggi dan menyengat, mulai membuat keringat kami bercucuran. Tapi kami tetap tegar, begitu juga calon penumpang yang lain.

Tiga puluh menit kemudian aku cek lagi aku twitternya. Ada berita dari Mpok Siti isinya begini:

 


Waduh! Kenapa baru sekarang ngasih tahunya? Padahal kemarin dan tadi pagi masih ngetwit kalau beroperasi mulai jam 09.00. Eh sekarang udah ditungguin dari jam 09.00, tahu-tahu berubah dadakan jadi mulai beroperasi jam 12.00 siang. Apa kabar kami ini yang udah mbuang-mbuang waktu nunggu berjam-jam? Ya sudah, mau gimana lagi. Daripada nunggu di situ kepanasan, kami memilih ke tempat lain dulu. Kecewa sih, tapi mungkin ada kondisi yang mendesak, jadinya Mpok Siti nggak datang sesuai janji. Maklum ajalah. 

Akhirnya kami menuju Toko Buku Gunung Agung untuk membunuh waktu. Dan bisa tebak, ujung-ujungnya pasti beli buku. Itu berarti harus keluar uang nggak sesuai rencana. Total habis sekitar Rp 100.000 buat beli buku. Duh nggak jadi irit nih. 

Jam 12.00 kami kembali lagi ke halte Sarinah. Wah yang ngantri tambah banyak. Kebanyakan rombongan keluarga yang membawa anak-anak, seperti kami. Bisa dibayangkan panas matahari yang menyengat tepat di tengah hari. Tapi demi bisa jalan-jalan ama Mpok Siti kami rela. Apalagi anak-anak udah nggak sabar pengen naik bus tingkatnya. Yah memang demi menyenangkan anak-anak dan menjawab rasa penasaran mereka kami ini rela berpanas-panasan antri. Nggak tega juga sebenarnya melihat keringat bercucuran membasahi tubuh anak-anak ini. Tapi semoga ini semua terbayar dengan keceriaan mereka nanti. 

Cukup lama kami menunggu, dan akhirnya Mpok Siti datang juga. Semua calon penumpang menyambut dengan semangat. Mengingat banyaknya orang yang pengen naik, aku bilang ke suamiku agar naik duluan biar bisa nyariin tempat duduk buatku dan anak-anak. Tapi yang terjadi di luar dugaanku. Begitu pintu bus terbuka, beberapa crew bus menghadang kami, dan salah satu dari mereka berkata bahwa bus nggak bisa mengangkut kami semua, jadi cuma beberapa orang aja. Kupikir itu karena kursi kosongnya tinggal sedikit. Tapi ternyata aku salah, nyatanya masih banyak kursi kosong di dalam bus, tapi kami udah distop nggak boleh masuk lagi. Jadi cuma 3 atau 4 orang saja yang berhasil naik. Salah satunya suamiku. Ya, suamiku berhasil masuk ke dalam bus sesuai dengan rencana, tapi aku dan anak-anak nggak boleh masuk seperti puluhan calon penumpang yang lain. Waduh! Mau ngasih tahu suamiku juga susah kalau begini, karena dia udah nunggu di atas. Mau nelpon juga pasti udah telat, keburu busnya jalan. Aku cuma berharap suamiku menyadari kalau istri dan anak-anaknya nggak berhasil naik. Aku hampir hilang harapan ketika pintu bus menutup. Pasrah suamiku dibawa Mpok Siti. Tapi beberapa detik setelah pintu menutup, tiba-tiba kulihat sosok suamiku muncul, dan saat itu bus udah mulai jalan. Kulambaikan tangan agar dia menyadari kami masih ada diluar. Alhamdulillah suamiku tahu dan segera meminta bus berhenti. Dan karena aku dan anak-anak tetap nggak dibolehin naik, akhirnya suamiku yang turun. 

Jangan ditanya perasaanku saat itu, udah pasti kecewa banget. Apalagi dengan penjelasan crew bus yang nggak masuk akal. Kursi masih banyak yang kosong kok kami nggak boleh naik. Biar nggak ngomel sia-sia akhirnya kuputuskan mengeluhkan pelayanan Mpok Siti via twitter. Itu omelanku

 
Anak-anakku kini benar-benar ribut. Mereka kecewa kok nggak jadi naik bus tingkat. Aku pun harus memutar otak untuk menenangkan anak-anak. Tentu aku putuskan untuk mengakhiri saja harapanku naik Mpok Siti. Di halte itu masih ada puluhan ibu-ibu dan anak-anak yang masih berharap bisa naik Mpok Siti, mendingan aku ngalah aja. Agar anak-anakku tenang, kami ajak mereka makan di KFC kesukaan mereka, sambil bicara pelan-pelan kalau hari ini kami nggak jadi naik bus tingkat. Yup, harus keluar uang Rp 150.000 untuk makan di KFC. Huh! Mana iritnya coba? 

Sehabis makan sekitar jam 13.30, calon penumpang di halte Sarinah masih banyak sekali. Sepertinya nggak berkurang sejak bus pertama tadi datang. Ya sudah, kami putuskan pulang, setelah di PHPin Mpok Siti. Tapi masalahnya, Ariq tetep aja merengek-rengek dan ngambek karena nggak jadi naik bus tingkat. Yah maklumlah, aku aja yang orang dewasa kesal, apalagi anak-anak. Pasti mereka kecewa. Ah, aku harus menebus rasa kecewa mereka. Makan di KFC nggak mempan, dikasih jajanan dan permen nggak mempan, dijanjiin es krim juga nggak mempan. Duuh, piye iki? Akhirnya aku ajak mereka nonton film di XXI, baru mereka tenang. Huhuuuu... Jadi boros begini. Padahal niat awalnya pengen irit dengan naik bus gratis, eh jadinya malah bikin dompet tipiiiis... Total ngabisin duit Rp 500 ribu lebih. Duh nasiiib.. 

Pagi tadi Mpok Siti ngirim message via twitter isinya begini:


Aku udah terima permintaan maaf Mpok Siti, dan aku maafin. Walaupun sebenarnya aku berharap ada kompensasi untuk menebus rasa kecewa kami. Yah minimal diajak keliling Jakarta tanpa ngantri dan nunggu kepanasan, trus bisa duduk di bagian tingkatnya paling depan.. Hehe.. *ngarep banget*.
Bagi yang mau naik Mpok Siti long weekend ini, silahkan dipikir-pikir lagi, soalnya hari ini masih ada yang kecewa sama pelayanannya Mpok Siti. Mungkin Mpok Siti belum siap menghadapi banyak penggemar.
Semoga besok-besok Mpok Siti nggak bikin masyarakat kecewa lagi.


Comments

  1. wah,sayang banget...gimana yang dari jauh ya,ke jakarta pingin naik mpok siti eh malah ditolak huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak.. Kasian yg dr luar kota.. Udah jauh2 dtg ke jkt, lamaaa nunggu.. Eh di PHPin doank

      Delete
  2. Hm..harusnya mpok siti sudah bisa memprediksi bakalan banyak penumpang. Kecewa..kecewa..kecewa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu dia.. memprediksi dan mengantisipasi, biar calon penumpang ga dikecewakan

      Delete
  3. Mpok siti belum siap mak di hari libur hehehe

    ReplyDelete
  4. udah lama sebetulnya saya dan suami pengen ajak anak-anak nyobain Mpok Siti. Tapi, baca sana-sini, kayaknya armadanya masih sedikit udah gitu (katanya) gratis. Wah, bakal rame banget peminatnya. Makanya, rencananya sih kalaupun suatu saat bisa nyobain Mpok Siti, tunggu suami bisa cuti dan anak-anak bolos aja sehar hehehe. Tapi, belom kesampean juga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener, mending kalo mo nyobain pas hari kerja aja. ya mbolos sehari.. hehe.. Yg namanya gratisan pasti banyak peminatnya. Kalo aku sih mending bayar tp ga ruaamee bgt gt.. Tp bayarnya jgn mahal2.. *ttp pengen irit* hihii

      Delete
  5. Wah sabar sabar mba Cova. Pisssssss
    Calm Down (IBaca : Kalem Donk )

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyee maaas.. ttp kalem 'n caem kok.. :D

      Delete
  6. Resiko gratisan itu memang banyak peminat mak, mungkin bisa diterapkan sistem booking

    ReplyDelete
    Replies
    1. setujuuu.. ide bagus tuh.. biar jelas penumpangnya "n ga mrasa di PHPin

      Delete
  7. oh gitu...aku juga p[enegnt uh naik mobil bertingkat, hehehe... oke deh, lain kali kalo mau naik mpok siti hari biasa aja kali ya, kalau weeekend..deuh..!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. sbnrnya aku jg msh penasaran.. tp kapok kalo mo nyoba pas weekend..

      Delete
  8. Wadoh dipehapein bus tingkat ya Mbak... pukpuk. Aku pernah naik tapi weekday sih jadi sepiii XD XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah aku mesti bolos nih biar bs naek bis tingkat

      Delete
  9. saya kira mpok siti itu siapa gitu... gak taunya bis tingkat ya... hehehe
    sayang banget ya, kasihan anak2, udah capek nungguin, gak taunya malah gatot naik mpok siti :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. capek, mbuang2 waktu, energi dan duit.. huhuuu

      Delete
  10. hihih penuh mak...liburan soalnya ^^

    ReplyDelete
  11. Yach... Emang jumlahnya ada berapa sih Mpok Siti?

    ReplyDelete
    Replies
    1. keknya dikit deh.. ga sebanding dg peminatnya yg buanyak bingits

      Delete
  12. Yaaa... Kuciwa... Ada kepikiran pengen keliling Jkt gratisan naik Mpok Siti. Pikir2 lg deh. Waktu itu pernah sih naik wkt weekend, tapi bukan keliling, cm numpang dr Halte Museum Nasional mau ke Stasiun Juanda. Ternyata klo liburan belum siap dia ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, apalg long weekend.. dia ga sanggup nampung smua penumpang

      Delete
  13. Menunggu emang paling menyebalkan. Apalagi pemberitahuannya telat banget.

    ReplyDelete
    Replies
    1. udah telat.. eh bgitu dtg, malah kami ditolak.. duuh sakiiiit

      Delete
  14. waduuuh mba, untung ya suaminya ga jadi dibawa lari mpok siti
    bwahahahaaa.. maap mba saya ga tahan ga ketawa ini ma'aaaaap bwahahahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah tuh kaan diketawaain.. apalg klo sampe aku nulis postingan judulnya "suamiku dibawa lari mpok siti" haduuuh ga keren bgt yak.. huhuuu

      Delete
  15. Aku naik mpok siti sekitar pertengahan tahun kemarin. Waktu itu masih nyaman banget mak. Yang antri juga engga banyak. Aku sempat duduk di bagian atas juga, kedua dari depan. Mungkin karena sekarang udah banyak yang tau, jadi mau naik aja kudu rebutan gitu, ya :(

    ReplyDelete
  16. huaduhhh... kecewa berat ya mba.. kasian anak-anak sudah berharap naik city tour bus, udah nunggu lama tapi akhirnya ga jadi naik. lain kali mungkin dicoba lagi mba.. hehehe

    ReplyDelete
  17. huaduhhh... kecewa berat ya mba.. kasian anak-anak sudah berharap naik city tour bus

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berburu Benang Rajut di Pasar Asemka

Jenang Gulo.. Jangan Lupakan Aku

2 Tahun Lebih Kumeninggalkanmu