Di Balik Rinai Hujan
“Tik.. tik..tik..” perlahan hujan turun membasahi kaca jendela di samping kubikelku. Kulayangkan pandanganku keluar. Aku menyukai hujan. Rintik-rintik hujan yang membasahi bumi, sungguh terasa menyejukkan. Tapi makin lama pandanganku makin kabur, tertutup oleh air hujan yang makin lama makin deras. Kabur dan semakin tak jelas. Seperti itulah yang kurasakan atas hidupku ini. Sesuatu yang tampak jelas dulu, kini lama-lama semakin samar. Segala hal yang kurencanakan, kuimpikan dan kudambakan, yang kulihat begitu indah dulu, dan yakin bisa kuwujudkan, kini tak lagi jelas, tertutup oleh begitu banyak masalah dan beban yang harus kutanggung. Masalah yang sering kali datang bertubi-tubi, seperti hujan yang turun di musim pancaroba ini.
Sering kali aku lelah akan semuanya, dan merasa diperlakukan tak adil. Apalah artinya seorang Cova ini, hingga dia harus menanggung begitu banyak beban. Dia hanya wanita biasa, yang sering kali lemah dan lupa. Yah, aku bukan wonder woman, walaupun kadang ada yang menyebutku demikian. Menjadi ibu rumah tangga tanpa asisten, sekaligus menjadi wanita bekerja, itu sudah membuatku kewalahan. Belum lagi urusan kuliah, dan tetek bengek urusan di lingkungan kampungku. Semua kesibukan itu sangat menyita waktu dan energiku. Hingga beberapa kali aku lupa belum membayar tagihan asuransi pendidikan anakku. Lupa membayar honor office girl di kantorku, sampai 3 bulan. Untung si office girl ini, ga ngamuk-ngamuk. Lupa pula membukukan pengeluaran kas ibu-ibu kompleks, hingga akhirnya pada saat membuat laporan kas, aku harus nombokin kekurangannya. Lupa belum mengerjakan tugas-tugas kuliah, karena harus lembur di kantor. Sampai saat weekend pun aku harus lembur. Belum lagi urusan sekolah anak-anak, yang seringkali dadakan. Tak ketinggalan pula urusan dapur dan setrikaan. Ooohh.. aku sungguh lelah. Andai aku bisa melepaskan semuanya sejenak saja..
Pandanganku masih kearah luar jendela. Hujan yang makin deras, membuatku makin galau. Pemandangan di luar sana semakin buram karena kini mataku mulai berkaca-kaca. Tiba-tiba, “Cova!” Mita memanggilku. Aku agak tersentak, buru-buru menahan air mataku, dan senyum palsupun terlukis di bibirku. Sungguh, aku tak ingin bicara dengan siapapun saat ini. Tapi seolah tak mengerti keadaanku, teman sekantorku itu menghampiri mejaku, dan duduk persis di depanku. Tanpa meminta ijin, tiba-tiba ratusan kata-kata keluar dari mulutnya. “Cova, aku pengen resign aja. Aku udah bosen di kantor ini. Orang-orangnya banyak yang ga bener, mau kerja malah tambah stress aja. Lagian kan sebenarnya aku kerja di sini bukan karena butuh uang. Kamu tau kan, suamiku bisa nyukupi semua kebutuhanku, bahkan sangat berlebih. Jadi gajiku dari sini ya buat aku seneng-seneng aja”. Aku hanya manggut-manggut tanpa memberi komentar, tapi dalam hati aku berkata “Sangat berbeda denganku. Aku bekerja disini karena aku memang perlu penghasilan, perlu uang, agar anak-anaku bisa hidup layak”.
Tanpa menunggu komentarku, Mita melanjutkan curhatannya lagi “Tapi kalau aku resign, aku bingung mo ngapain. Aku kan kerja cuma buat membunuh waktu aja, karena ga ada lagi yang bisa aku kerjain. Mau traveling, jalan-jalan, aku udah bosan. Udah semua negara aku jelajahi, apalagi daerah-daerah di Indonesia, semua udah aku datangi. Mau ngurusin anak-anak di rumah, anak-anakku justru yang ga mau diurusi. Mereka lebih senang mengurus diri sendiri. Mau kuliah lagi, buat apa lagi? Aku udah lulus S-2. Mau olahraga.. ah, aku ga mau jadi tambah kurus. Ah, Cova, aku mesti ngapain coba?”
Aku masih saja belum memberi komentar, aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Sungguh berbeda keadaan si Mita dengan keadaanku. Aku terlalu banyak kesibukan, sedangkan dia bingung karena merasa tak ada lagi yang bisa dikerjakan. Pada awalnya ada sedikit rasa iri di hatiku padanya, karena melihat hidupnya yang serba enak, nyaman, tentram, tanpa banyak urusan. Sedangkan aku harus terus berjuang demi meraih impian dan masa depan yang lebih baik. Namun setelah mendengar keluh kesahnya, aku justru bersyukur. Aku bersyukur karena aku masih punya impian, punya passion, punya tujuan yang ingin aku wujudkan. Jadi semua masalah, kesibukan, dan kerepotan, adalah demi meraih impian dan cita-citaku. Tak ada yang lebih nikmat dari sebuah keberhasilan yang kita raih dengan keringat. Dan semua kesibukan yang kujalani membuatku merasa berguna, untuk diri sendiri maupun orang lain. Coba kalau dalam hidup ini tak ada lagi yang ingin kita raih, sungguh hampa sekali hidup kita.
Langit cerah seusai hujan |
Sering kali aku lelah akan semuanya, dan merasa diperlakukan tak adil. Apalah artinya seorang Cova ini, hingga dia harus menanggung begitu banyak beban. Dia hanya wanita biasa, yang sering kali lemah dan lupa. Yah, aku bukan wonder woman, walaupun kadang ada yang menyebutku demikian. Menjadi ibu rumah tangga tanpa asisten, sekaligus menjadi wanita bekerja, itu sudah membuatku kewalahan. Belum lagi urusan kuliah, dan tetek bengek urusan di lingkungan kampungku. Semua kesibukan itu sangat menyita waktu dan energiku. Hingga beberapa kali aku lupa belum membayar tagihan asuransi pendidikan anakku. Lupa membayar honor office girl di kantorku, sampai 3 bulan. Untung si office girl ini, ga ngamuk-ngamuk. Lupa pula membukukan pengeluaran kas ibu-ibu kompleks, hingga akhirnya pada saat membuat laporan kas, aku harus nombokin kekurangannya. Lupa belum mengerjakan tugas-tugas kuliah, karena harus lembur di kantor. Sampai saat weekend pun aku harus lembur. Belum lagi urusan sekolah anak-anak, yang seringkali dadakan. Tak ketinggalan pula urusan dapur dan setrikaan. Ooohh.. aku sungguh lelah. Andai aku bisa melepaskan semuanya sejenak saja..
Pandanganku masih kearah luar jendela. Hujan yang makin deras, membuatku makin galau. Pemandangan di luar sana semakin buram karena kini mataku mulai berkaca-kaca. Tiba-tiba, “Cova!” Mita memanggilku. Aku agak tersentak, buru-buru menahan air mataku, dan senyum palsupun terlukis di bibirku. Sungguh, aku tak ingin bicara dengan siapapun saat ini. Tapi seolah tak mengerti keadaanku, teman sekantorku itu menghampiri mejaku, dan duduk persis di depanku. Tanpa meminta ijin, tiba-tiba ratusan kata-kata keluar dari mulutnya. “Cova, aku pengen resign aja. Aku udah bosen di kantor ini. Orang-orangnya banyak yang ga bener, mau kerja malah tambah stress aja. Lagian kan sebenarnya aku kerja di sini bukan karena butuh uang. Kamu tau kan, suamiku bisa nyukupi semua kebutuhanku, bahkan sangat berlebih. Jadi gajiku dari sini ya buat aku seneng-seneng aja”. Aku hanya manggut-manggut tanpa memberi komentar, tapi dalam hati aku berkata “Sangat berbeda denganku. Aku bekerja disini karena aku memang perlu penghasilan, perlu uang, agar anak-anaku bisa hidup layak”.
Tanpa menunggu komentarku, Mita melanjutkan curhatannya lagi “Tapi kalau aku resign, aku bingung mo ngapain. Aku kan kerja cuma buat membunuh waktu aja, karena ga ada lagi yang bisa aku kerjain. Mau traveling, jalan-jalan, aku udah bosan. Udah semua negara aku jelajahi, apalagi daerah-daerah di Indonesia, semua udah aku datangi. Mau ngurusin anak-anak di rumah, anak-anakku justru yang ga mau diurusi. Mereka lebih senang mengurus diri sendiri. Mau kuliah lagi, buat apa lagi? Aku udah lulus S-2. Mau olahraga.. ah, aku ga mau jadi tambah kurus. Ah, Cova, aku mesti ngapain coba?”
Aku masih saja belum memberi komentar, aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Sungguh berbeda keadaan si Mita dengan keadaanku. Aku terlalu banyak kesibukan, sedangkan dia bingung karena merasa tak ada lagi yang bisa dikerjakan. Pada awalnya ada sedikit rasa iri di hatiku padanya, karena melihat hidupnya yang serba enak, nyaman, tentram, tanpa banyak urusan. Sedangkan aku harus terus berjuang demi meraih impian dan masa depan yang lebih baik. Namun setelah mendengar keluh kesahnya, aku justru bersyukur. Aku bersyukur karena aku masih punya impian, punya passion, punya tujuan yang ingin aku wujudkan. Jadi semua masalah, kesibukan, dan kerepotan, adalah demi meraih impian dan cita-citaku. Tak ada yang lebih nikmat dari sebuah keberhasilan yang kita raih dengan keringat. Dan semua kesibukan yang kujalani membuatku merasa berguna, untuk diri sendiri maupun orang lain. Coba kalau dalam hidup ini tak ada lagi yang ingin kita raih, sungguh hampa sekali hidup kita.
nikmati aja sayang, kurleb keadaan mu sm dg mimi tp parahat sampe gaji telat 3 bln hehe
ReplyDeletesemangat ya buk...jgn menyerah dg keadaan skrg, krn ada saatnya kita akan sangat berterima kasih atas apa yg diberi Allah SWT sekarang :D
iya mimi.. aku parah bgt ya.. dasar emak2 rempong nih aku.. hehehe..
Deletemakasih bgt loh dah disemangati, smoga aku bs menjalani sebaik2nya.. Pasti ada hikmahnya ya.. *peluk mimi* :)
Ta temenin Mbak, saya juga sesekali berada pada edisi galau kayak Mbak COva juga kok. Asal gak terhanyut dan tidak berlarut-larut, setidaknya haya anggap saya masih manusia yg normal..puya sisi emosi yg bisa galau # pembenaran
DeleteDan saya juga pernah merasa jenuh spt temannya Mbak Cova {mita], pengen resign kerja tp kalau gak kerja bingung nti biaya hidup sapa yg nanggung? Kalau MBak MIta kerja kan hanya utk spending time. Lha kalau saya kerja mmg karena kebutuhan cari menafkahi diri dan sekitar...hehehehe
Semangat Mbak...
kondisi hati kita memang kadang naik turun ya. Klo pas drop, kadang jd galau. Memang butuh motivasi lebih biar semangat bs balik lg. Dan alhamdulillah, semua msh terkendali ya say.. walopun kadang capek 'n jenuh.. tp harus dinikmati.. hehehe
Deletetetap semangat juga yaaaa.. *peluk* ^_^
untunglah kamu cepat bs mengetahui hikma dr kegalauan kamu.., jd galux gk kepanjangan..., *smile
ReplyDeleteiya.. tdnya aku sebel krn tmnku mengusik ketenanganku, tp akhirnya jd bersyukur, lewat dia aku jd semangat lg, 'n ilang galaunya :D
DeleteItulah mengapa kita harus perbanyak syukuran.
ReplyDeleteSyukuran dengan yang telah diberi,,,
nikmati yang ada ,,,
wilujeng ngeblog
betuuul.. setuju.. hal sekecil apapun itu pasti ada nikmatnya.. Smoga kita slalu bs mensyukurinya :)
DeleteHappy blogging ^_^
Hidup selalu penuh perjuangan. Semakin dewasa semakin banyaklah ujian dan cobaan. Semangat dan selalu hadapi dengan senyuman..... salam kenal ya...ups...uda kenal belum ya.....:D
ReplyDeleteBetul sekali.. ibaratnya klo sekolah, pasti smakin tinggi kelasnya , ujiannya pun smakin susah. tetap semangat!! *smile*
Deletekeknya dah pernah kenalan deh.. tp kenalan lg jg boleh.. hihihi..
sabar yaa mbak cov, walaupun sibuk dan galau tetep harus cemungguutt :D
ReplyDeletealhamdulillah ada hikmah nya juga keriwehan selama ini mbak ada tujuan pastinya :D
iyaah cemungguuutt!! hehe.. makasih ya.. :D
Deletesetiap kejadian pasti ada hikmahnya, cuma kadang kita terlambat menyadarinya.. :)
habis hujan ko malah cerah ya?
ReplyDeletemantap banget birunya mbak
iya langitnya pas bagus.. itu ngambilnya dr atap kantorku :D
DeleteKlo aku jadi Mita, aku ingin jadi sukarelawan di panti asuhan ^_^ (impian terpendam hahaha)
ReplyDeleteSayangku, Cova yang tadinya galau, coba diurutkan lagi yang mana prioritas. Klo misalnya kas ibu2 kompleks itu bisa digantikan dengan ibu lain, kenapa tidak? Jika urusan bayar asuransi dibantu suami, kenapa tidak? Ask for help, darling!
Mdh2an masalahmu satu persatu teratasi ya? ^_^
waaah cb mita punya impian kek km ya say.. mulia sekali.. :)
DeleteYa begitulah aku.. susah minta tolong ke org, bagiku klo aku bs ngerjain sndri, tak perlu minta tolong. Eh ternyata kerepotan jg. Tp skrg dah mulai aku delegasikan ke yg lain kok.. hehehe.. Makasih ya..
Rumput tetangga memang terlihat lebih indah dari rumput sendiri mba Cova. Itu karena kita hanya menatapnya sekilas dan dari jauh saja. Tapi percayalah, begitu kita melihatnya secara detil, akan terlihat yang sebenarnya, baik dan buruknya.
ReplyDeleteSetiap sesuatu pasti ada sisi positif dan sisi negatif. Begitu juga kehidupan kita masing-masing. Sepakat dengan Mayya... ga harus galau kok mba... coba lihat kembali cara mba memanage waktu. Time management nya yang harus lebih diperhatikan deh kayaknya agar tidak galau lagi. Bikin list of priority and things to do. Dan pastikan untuk disiplin menjalankannya, Insyaallah galau akan terhalau. :)
Iya bener.. managemen waktu hrs bnr2 diperhatikan, lengah dikit emang jd berantakan.. hehehe. Makasih ya advicenya mbk.. Smoga kedepannya bs menjalani lbh baik lg :)
Deletesaya yakin mbak Alloh lebih memandang proses daripada hasil, bagaimanapun perjuangan itulah proses yang lebih bernilai untuk kepuasan batin.
ReplyDeleteperjuangan tak ada yg sia2 ya mas.. tengkyu ya.. :)
Deletekembali hadir Bun..,sambil nyari2 postingan baru *smile
ReplyDeleteayo2 silahkan mampir 'n dibaca2.. hehehe..
Deletesalam kenal.. terkadang kita bisa ambil hikmah dr pengalaman org lain ya.. ketika kita sedang galau, tp melihat ceritanya Mita kita jd sedikit bersyukur krn masih punya mimpi ya :)
ReplyDeleteiya.. masing2 kondisi memang ada sisi positif maupun negatif, yg penting kita bs mensyukuri apapun kondisi kita.. :)
Deletesalam kenal jg ya ^_^
aku aja yang kerja dikantor + kuliah + kerja diluar kantor udah mau tempar karena kecapean terhadap semua itu,makanya bulan september salah satu kerjaan mau aku lepas soalnya kagak sanggup badan deh :(
ReplyDeletewaaah.. kesibukannya padat jg nih.. emang capek bgt ya. Hrs ada yg diprioritaskan. Kasian badannya..
DeleteSemangat bu.. kalau dipikir-pikir memang capek, capek fisik & fikiran, tetapi dengan semangat impian ibu insyaAllah semua akan ada jalannya & menjai indah suatu saat kelak, karena kita hidup untuk generasi sesudah kita :)
ReplyDeletejd terharu nih.. makasih ya.. jd makin semangat. Smoga smuanya bs kujalani sebaik2nya.. :)
Deletekunjungan pagi yg mendung.... *smile
ReplyDeletehai.. hai.. disini udah cerah nih.. tengkyu ya dah mampir.. :)
Deletesemua manusia memiliki problema kehidupan masing-masing, dan yang paling penting itu adalah ujian kehidupan kita, makanya kita tidak boleh berputus asa menghadapinya..tetap semangat mencapai impian :)
ReplyDeletesemangaaaat!!! jangan putus asa.. Setiap manusia pasti ada ujiannya masing2 ya.. :)
Deleteiyaa.. betuul.. kudu tambah semangat! :D
ReplyDeletehai.. hai.. makasih kunjungannya ya..
ReplyDeletemaaf ya kunjungan baliknya agak lemot. Maklum emak2 banyak acara.. hehehe..
wah menarik sekali postinganya untuk di simak.. Smile
ReplyDeletehihi.. makasih ya.. selamat menyimaaak.. ^_^
DeleteKeliahatannya pemandangan Awannya bagus juga tuh sob
ReplyDeleteiyaaa.. langit ma awannya cerahnya dpt ya... :D
Deletekunjungan perdana sob. met beraktifitas aja
ReplyDeletehai.. makasih yaaa,, salam kenal... ^_^
Deletesukses ya...
ReplyDeletesalam kenal..
makasih ya... salam kenal jg ^_^
Deletekompleks sekali ya seorang ibu yang bekerja. ikut berempati. ayo sama-sama mensyukuri nikmat yang ada.
ReplyDeletemensyukuri dan menjalani peran masing2 sebaik2nya.. 'n ttp semangat! makasih ya.. ^_^
Deletemakasih ya..
ReplyDeletehv a nice day ^_^
Kembali hadirr sobat... :)
ReplyDeletemakasiiiih :)
Deleteposting barunya mana mbak
ReplyDeleteiyaaaa.. udah ada tuh.. hehe..
Deleteternyata nganggur banyak duit streess jg ya...
ReplyDelete;P
namanya manusia.. dlm kondisi apapun ttp aja ngeluh.. haha.. :P
Delete