Sepenggal Sore di Kota Tua


Sebenarnya maksud awalnya sih mau menjemput impian, alias beli mesin jahit inceran. Tapi apa daya udah jauh-jauh datang ke toko aneka mesin jahit yang ada di mangga dua, ternyata hari minggu tokonya tutup. Ya sudahlah, nurutin maunya anak-anak aja, jalan-jalan ke Kota Tua. Ini kedua kalinya aku menemani anak-anak kesini. Tapi yang pertama dulu tempatnya lagi direnovasi, jadinya nggak bisa mengeksplore apa-apa. Makanya mereka masih penasaran pengen ke kota tua lagi.

Jam 3 sore kami baru sampai. Berangkatnya emang udah siang, dan jalanan macet pula. Kami parkir di tempat yang sama, yaitu persis di seberang Toko Merah. Aku selalu senang memandang toko merah yang terlihat mencolok di antara bangunan tua lainnya yang kusam.Toko itu membawa nuansa ceria walaupun kesan tua tetap ada. Penasaran juga pengen masuk kedalam, tapi lain kali aja karena anak-anak buru-buru pengen ke museum.

aku dan toko merah
Kami berjalan kaki menuju alun-alun kota tua. Sepanjang jalan dipenuhi pengunjung. Rata-rata mereka ini anak-anak muda bersama teman-temannya. Kalau aku perhatikan, lebih banyak yang datang ramai-ramai daripada yang berduaan. Nggak seru kali ya kalau mau berduaan di tempat seramai ini.. Hehehe. Bukan hanya pengunjung yang ramai, tapi para pedagang juga banyak. Dari pedagang makanan, minuman hingga aksesoris. Tentunya ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, termasuk aku. Salah satu yang kusukai dari Kota Tua ini adalah pedagang makanannya. Dari analisaku sebagai pengamat kuliner jalanan, aku lihat jajanan yang ditawarkan di sini menganut tren juga loh. Beberapa tahun yang lalu, banyak pedagang cireng isi, karena waktu itu cireng lagi happening banget. Nah sekarang pedagang cireng udah nggak ada, digantikan pedagang cilok. Cilok emang jajanan yang lagi hit saat ini. Eh iya, cilok di sini lebih enak daripada cilok yang dijual di pasar malam dekat rumahku loh #infonggakpenting.

Oke, sekarang masuk Museum Sejarah Jakarta, atau lebih dikenal dengan Museum Fatahillah. Eh kok pintu depannya nggak kebuka? Apa hari minggu tutup juga seperti toko mesin jahit? Kami mengitari museum mencari kemungkinan ada jalan masuk lain selain yang di depan. Ada gerbang samping yang terbuka, dan ada orang-orang yang keluar dari sana. Ouu.. itu pintu keluar. Di depan pintu itu kami bertemu seorang guide. Kata dia jam masuk ke museum hanya sampai jam 3 saja. Wah telat donk kami. Tapi kami masih bisa masuk ke halamannya dan bangunan disekitarnya, walaupun nggak bisa masuk ke bangunan inti. Pak guide memandu kami berkeliling. Sebenarnya aneh juga sih, cuma ke kota tua aja pakai guide segala, macam turis dari Korea aja. Nggak papa deh, yang penting anak-anakku suka dan antusias menyimak penjelasan dari pak guide, terutama Lita. Dia langsung membandingkan info yang dia dapat dari pak guide dengan pelajaran yang dia dapat di sekolah. 

di depan patung Hermes
 Sstt.. Aku baru tahu kalau Pangeran Diponegoro pernah di penjara disini. Penjaranya sangat mengenaskan. Sempit sekali, hanya sekitar 6x3 meter, yang dihuni hingga 50 orang tawanan dari pribumi, dan 100 orang jika tawanannya  beretnis tionghoa. Kata Pak Guide, Belanda benci orang Cina, karena dianggap sebagai pesaing beratnya. Belanda juga nggak segan-segan menghukum gantung orang cina. Dan di jaman itu cukup sering orang dihukum gantung. Setiap ada yang mati dari hukum gantung, akan dibunyikan bel dari menara museum itu. Para pejabat Belanda menyaksikan hukuman gantung tersebut dari balkon museum, seperti layaknya menyaksikan sebuah opera. Iih serem.. 

Pahlawan lain yang juga dipenjara disana adalah Pangeran Untung Suropati. Tapi Untung Suropati berhasil melarikan diri dari penjara itu. Lita bertanya "Emangnya penjaranya nggak dijaga? Kok bisa keluar?"
"Untung Suropati itu orang sakti, jadi bisa lolos"
Gantian Ariq yang nanya "Ma, sakti itu apa sih?"
Haduh bakalan lama nih njelasinnya -___-. 

Penjara lain yang kami kunjungi adalah penjara wanita, berada di bawah tanah di bagian depan museum. Kisahnyapun tak kalah menyeramkan. Kami juga dijelaskan beberapa koleksi benda-benda di museum ini, di antaranya patung Hermes yang dianggap sebagai dewa perlindungan bagi para pedagang, dan meriam si Jagur dengan mitos-mitosnya.

Tour kami dengan pak guide berakhir di meriam si Jagur. Setelah itu kami menikmati suasana alun-alun Kota Tua yang ramai sekali. Banyak hal unik dan kreatif yang dilakukan para seniman jalanan. Ada yang jadi patung, ada yang main biola, ada yang mendemonstrasikan pencak silat, ada yang memainkan boneka, dan yang paling unik adalah kemampuan duduk tanpa kursi. Aku masih penasaran bagaimana caranya bisa duduk seperti itu tanpa jatuh. Kalaupun ada penyangganya, tetep aja sulit mengatur keseimbangan tubuh. Keren!


Sore itu kami nongkrong di sana, menikmati keramaian, sambil makan cilok dan es pisang ijo. Dan tentu saja foto-foto. Mau nyewa sepeda, tapi kok rasanya males mau naikinnya. Lagian tempatnya ramai banget, takutnya malah nabrak-nabrak orang.. halah :P.



Happy traveling ^^

Comments

  1. Kota tua saksi sejarah harus dijaga selalu

    ReplyDelete
  2. kota tua itu di Jakarta pusat ya? bayar gak masuknya mak? trus bayar tour guidenya berapa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kawasannya masuk jkt barat ma jkt utara. Masuk kota tuanya ga bayar kok. Mbayarnya kalo mo masuk ke museumnya.
      Aku ga ngerti harga resmi tour guidenya. Kmrn suamiku asal ngasih Rp 50 rb. Diterima dgn senyum lebaar.. :D

      Delete
  3. Aku kesana skali pas malam hari pulak.rame bingiiiit :D
    kapan ya bisa ke jakarta lagi T.T

    ReplyDelete
    Replies
    1. keknya makin malem malah makin rame ya.. aku blm pernah nyoba kesana malem2

      Delete
  4. seru ya mbak jalan-jalan di kota tua, kapan-kapan saya mau foto-foto disana.. kalo jadi ke jakartanya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo ke jkt wajib foto2 ke kota tua.. seru 'n ramee.. hehehe

      Delete
  5. Wow kebayang asyiknya...semoga bisa kesana suatu saat nanti

    ReplyDelete
  6. Wiw.. seumur-umur Dhe belum pernah ke Kota Tua mba, ngelihat ini jadi makin pengen kesana tp kapan ya??

    ReplyDelete
  7. Wah kapan ya ke Jakarta hehehe...udik Bener aku ini mak. kayaknya ngiri bgt pengen datang ke Kota Tua berasa ada di LN ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak, gedung2nya bangunan lama jaman belanda dl. Banyak jg wisatawan asing yg kesini. Tp kalo hr libur ruameee bgt..

      Delete
  8. haaa iyaaaa aku penasaran sama yang duduk ga pke kursi ituuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaa.. Samaaa.. Sampe aku pelototin terus tuh, berharap bs tau rahasianya :D

      Delete
  9. Toko merahnya cakep banget ya... itu modelnya jg cantik :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aiih mbk leyla bisa aja, aku jd tersipu2.. Hihii

      Delete
  10. ngebayangin patung orang yang duduk itu kayaknya perut saya udha kram duluan hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha.. iya yaa.. pasti pegel bgt tuh duduk kek gt

      Delete
  11. Mak, maukah menerima Liebster Award dariku?

    bisa cek disini ya, mak.... http://emisyofyan.blogspot.com/2014/05/liebster-award-dariku-untukmu.html

    makasih..:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wow! makasih bgt mak.. kuterima dgn hati senang.. *kecups*
      udah cek ke tkp..

      Delete
  12. Keren banget ya yang seniman jalanan duduk begitu tanpa jatuh...ckckck.... BTW, betah banget main2x di sini....dirimu berbakat menulis loh.... :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berburu Benang Rajut di Pasar Asemka

Jenang Gulo.. Jangan Lupakan Aku

2 Tahun Lebih Kumeninggalkanmu