Wanita Terindah
Paras wajahnya ayu dan lembut, dibingkai oleh rambutnya yang panjang berombak dan berwarna hitam legam, sangat kontras dengan kulitnya yang berwarna kuning langsat. Dulu aku sempat merasa iri dengannya. Kulitku terlalu pucat dan rambutku yang berwarna kecoklatan seperti rambut jagung, tak seindah rambutnya. Waktu kecil aku berpikir, kenapa aku ini berbeda dengannya? Padahal aku ini anak kandungnya. Bahkan ada beberapa kerabat dan tetangga yang sengaja mengolok-olokku, dengan mengatakan aku ini “anak nemu”, karena fisikku berbeda dengan saudara dan orang tuaku. Ah lama-lama aku jadi terbiasa, apapun kata mereka, aku ini tetaplah anak ibuku, dan mendapat kasih sayang penuh darinya.
Ibuku memang cantik dan menarik, perangainyapun lembut dan santun. Tak heran jika dulu ibuku disebut sebagai kembang desa di kampungnya. Para kumbang.. eh laki-laki.. datang untuk mendekati. Bukan hanya dari kampung ibuku saja, tapi juga datang dari daerah lain. Kecantikan dan kepopulerannya tak menjadikan ibuku menjadi gampang memilih pasangan hidup. Satu per satu kumbang-kumbang itu tumbang dan patah hati. Banyak dari mereka adalah orang-orang berada, mapan dan terpandang. Namun justru ibuku memilih bapakku yang tidak memiliki apa-apa.
Bapakku hanyalah seorang abdi negara bergaji kecil, yang bermodalkan tekad yang tulus dan keberanian untuk berjuang. Tampak nyata bahwa ibuku bukanlah seorang wanita materialistis dan gila harta atau kedudukan. Ibuku memandang bapakku dari kepribadiannya, selain dari fisiknya yang gagah dan ganteng tentu saja.. hehe.. *memuji bapak sendiri*. Ibu dan bapakku akhirnya menikah tanpa proses pacaran. Bapakku saat itu datang menemui kakekku secara langsung untuk menyampaikan maksudnya. Sedangkan ibuku hanya keluar sekilas saat mengantarkan minuman saja. Proses ”ta’aruf” yang sangat singkat. Dan terbukti perkawinan mereka langgeng dan harmonis sampai sekarang, walau tanpa proses pacaran.
Kelebihan ibuku bukan hanya dari kecantikan fisiknya saja, tapi juga dari kepribadiannya yang luar biasa. Menjadi seorang istri prajurit seperti bapakku, bukanlah hal yang mudah. Tiap saat harus rela ditinggalkan bapakku untuk tugas negara. Ibuku harus berjuang membesarkan anak-anaknya, berbekal kiriman uang gaji dari bapakku yang sangat pas-pasan. Tapi semua dijalani dengan ikhlas dan tidak banyak menuntut. Untuk membantu keuangan rumah tangga, ibuku membuka jasa jahitan. Aku menyebutnya butik, dan ibuku sebagai pemilik sekaligus designernya. Sepertinya tak berlebihan sebutan itu, sebab ibuku bukan hanya menjahit saja, tapi juga sebagai konsultan masalah mode, sekaligus membuatkan design untuk para pelanggannya. Walaupun hanya kecil-kecilan, bagiku itu luar biasa. Dan para pelanggan puas dengan hasilnya. Alhamdulillah, bisa menambah uang jajan anak-anaknya.
Keahlian lainnya adalah dalam hal mengolah makanan. Sewaktu aku kecil ibuku jarang sekali memasak makanan mewah dan mahal. Maklumlah keluarga kami keuangannya sangat pas-pasan. Tapi meskipun dari bahan-bahan sederhana, masakan ibuku rasanya sangat enak tak terkira. Dan ibuku selalu memperhatikan asupan gizi bagi kami, setidaknya menu 4 sehat selalu ada. Sedangkan untuk menjadi 5 sempurna, itu sangat jarang, karena susu harganya mahal. Paling-paling kalau saat aku ujian sekolah saja, ada bonus susu. Katanya “Kalau gizinya komplit, pasti berpikirnya juga lebih lancar” :).
Ibuku memang sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Ibuku sendiri tidak punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi. Tidak seperti saudara-saudaranya yang semua laki-laki, dan sebagian besar berpendidikan tinggi. Sepertinya karena ibuku seorang perempuan, sehingga kakek dan nenekku berpikiran “Anak perempuan tak perlu sekolah tinggi-tinggi”. Pengalaman itu yang membuat ibuku menganut paham “feminism”, yang memandang bahwa laki-laki dan perempuan punya hak yang sama dan kesempatan yang sama, terutama masalah pendidikan. Seringkali ibuku bilang padaku “Kamu ini perempuan, tapi jangan mau kalah dengan laki-laki. Kepandaianmu melebihi mereka, harus sekolah yang tinggi, dan punya cita-cita tinggi. Jangan sampai seperti ibu yang ga bisa sekolah tinggi. Kamu harus menjadi perempuan yang mandiri”
Begitulah, ibuku selalu mengobarkan semangat dalam diriku. Seperti pada saat aku mengikuti beberapa kompetisi atau saat menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Aku bilang “Bu, pesertanya banyak sekali, dan mereka pintar-pintar. Trus yang diambil hanya beberapa orang saja”. Ibu menjawab “Tak usah kamu pedulikan berapa banyak pesertanya, seperti apa mereka. Kalau Allah berkehendak, berapapun peserta yang lolos, namamu pasti ada di situ”. “Yang penting usaha, belajar dan jangan lupa berdoa dan sholat malam” sambung ibuku.
Hingga kini, saat aku sudah berumah tangga, dengan segala persoalannya, ibuku tetap menjadi penyemangatku. Aku berharap aku bisa mewarisi kesabaran, ketabahan, dan kesetiaan ibuku. Menjadi istri sholehah bagi suamiku, dan ibu yang baik bagi anak-anakku.
Ibuku kini tak muda lagi, kecantikan fisiknya telah pudar, berganti dengan keriput dan tumbuhnya uban. Namun kecantikan jiwanya dan keindahan kepribadiannya tetap terpancar. Ibuku, bagiku dialah wanita terindahku..
Ibuku memang cantik dan menarik, perangainyapun lembut dan santun. Tak heran jika dulu ibuku disebut sebagai kembang desa di kampungnya. Para kumbang.. eh laki-laki.. datang untuk mendekati. Bukan hanya dari kampung ibuku saja, tapi juga datang dari daerah lain. Kecantikan dan kepopulerannya tak menjadikan ibuku menjadi gampang memilih pasangan hidup. Satu per satu kumbang-kumbang itu tumbang dan patah hati. Banyak dari mereka adalah orang-orang berada, mapan dan terpandang. Namun justru ibuku memilih bapakku yang tidak memiliki apa-apa.
Bapakku hanyalah seorang abdi negara bergaji kecil, yang bermodalkan tekad yang tulus dan keberanian untuk berjuang. Tampak nyata bahwa ibuku bukanlah seorang wanita materialistis dan gila harta atau kedudukan. Ibuku memandang bapakku dari kepribadiannya, selain dari fisiknya yang gagah dan ganteng tentu saja.. hehe.. *memuji bapak sendiri*. Ibu dan bapakku akhirnya menikah tanpa proses pacaran. Bapakku saat itu datang menemui kakekku secara langsung untuk menyampaikan maksudnya. Sedangkan ibuku hanya keluar sekilas saat mengantarkan minuman saja. Proses ”ta’aruf” yang sangat singkat. Dan terbukti perkawinan mereka langgeng dan harmonis sampai sekarang, walau tanpa proses pacaran.
Kelebihan ibuku bukan hanya dari kecantikan fisiknya saja, tapi juga dari kepribadiannya yang luar biasa. Menjadi seorang istri prajurit seperti bapakku, bukanlah hal yang mudah. Tiap saat harus rela ditinggalkan bapakku untuk tugas negara. Ibuku harus berjuang membesarkan anak-anaknya, berbekal kiriman uang gaji dari bapakku yang sangat pas-pasan. Tapi semua dijalani dengan ikhlas dan tidak banyak menuntut. Untuk membantu keuangan rumah tangga, ibuku membuka jasa jahitan. Aku menyebutnya butik, dan ibuku sebagai pemilik sekaligus designernya. Sepertinya tak berlebihan sebutan itu, sebab ibuku bukan hanya menjahit saja, tapi juga sebagai konsultan masalah mode, sekaligus membuatkan design untuk para pelanggannya. Walaupun hanya kecil-kecilan, bagiku itu luar biasa. Dan para pelanggan puas dengan hasilnya. Alhamdulillah, bisa menambah uang jajan anak-anaknya.
Keahlian lainnya adalah dalam hal mengolah makanan. Sewaktu aku kecil ibuku jarang sekali memasak makanan mewah dan mahal. Maklumlah keluarga kami keuangannya sangat pas-pasan. Tapi meskipun dari bahan-bahan sederhana, masakan ibuku rasanya sangat enak tak terkira. Dan ibuku selalu memperhatikan asupan gizi bagi kami, setidaknya menu 4 sehat selalu ada. Sedangkan untuk menjadi 5 sempurna, itu sangat jarang, karena susu harganya mahal. Paling-paling kalau saat aku ujian sekolah saja, ada bonus susu. Katanya “Kalau gizinya komplit, pasti berpikirnya juga lebih lancar” :).
Ibuku memang sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Ibuku sendiri tidak punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi. Tidak seperti saudara-saudaranya yang semua laki-laki, dan sebagian besar berpendidikan tinggi. Sepertinya karena ibuku seorang perempuan, sehingga kakek dan nenekku berpikiran “Anak perempuan tak perlu sekolah tinggi-tinggi”. Pengalaman itu yang membuat ibuku menganut paham “feminism”, yang memandang bahwa laki-laki dan perempuan punya hak yang sama dan kesempatan yang sama, terutama masalah pendidikan. Seringkali ibuku bilang padaku “Kamu ini perempuan, tapi jangan mau kalah dengan laki-laki. Kepandaianmu melebihi mereka, harus sekolah yang tinggi, dan punya cita-cita tinggi. Jangan sampai seperti ibu yang ga bisa sekolah tinggi. Kamu harus menjadi perempuan yang mandiri”
Begitulah, ibuku selalu mengobarkan semangat dalam diriku. Seperti pada saat aku mengikuti beberapa kompetisi atau saat menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Aku bilang “Bu, pesertanya banyak sekali, dan mereka pintar-pintar. Trus yang diambil hanya beberapa orang saja”. Ibu menjawab “Tak usah kamu pedulikan berapa banyak pesertanya, seperti apa mereka. Kalau Allah berkehendak, berapapun peserta yang lolos, namamu pasti ada di situ”. “Yang penting usaha, belajar dan jangan lupa berdoa dan sholat malam” sambung ibuku.
Hingga kini, saat aku sudah berumah tangga, dengan segala persoalannya, ibuku tetap menjadi penyemangatku. Aku berharap aku bisa mewarisi kesabaran, ketabahan, dan kesetiaan ibuku. Menjadi istri sholehah bagi suamiku, dan ibu yang baik bagi anak-anakku.
Ibuku kini tak muda lagi, kecantikan fisiknya telah pudar, berganti dengan keriput dan tumbuhnya uban. Namun kecantikan jiwanya dan keindahan kepribadiannya tetap terpancar. Ibuku, bagiku dialah wanita terindahku..
miriplah teh, semoga menurun ke teteh :D
ReplyDelete@Asep: wah berarti teteh jg cantik dong ya.. hehehe.. Semoga sifat2 baiknya juga menurun ke teteh.. nuhun nyak :D
ReplyDeletesemoga bakti mbak terhadap ibu semakin meningkat. karena teteh juga calon ibu :D
ReplyDelete:) :) :)
ReplyDeletemba covaaaaaaa
setiap manusia punya seorang wanita terindahnya yaaa..
aku juga punya, dia mama ku. walaupun kayaknya kita gak sekompok mba cova sama Ibu nya :)
Wihihihi,
ReplyDeleteaku juga sering diejek anak nemu -,-
Hebat ibunya mbak :)
biar aku tebak..
ReplyDeleteibu kamu guru ya ?
kok tau?
karena kamu, telah mendownloadkan hatiku
kaga nyambung
ga apa-apa.. yang penting hepi.
yang penting ngomen.
(^_^)v
@Degansyah Putra: amin.. jd sedih blm bs membahagiakan ibu, seringnya mlh ngrepotin.
ReplyDeletebtw.. teteh kan udah jd ibu2 :D
@Shally: yuhuuu... saliiiii.. *kumat heboh sdnri* :D
Mama km pasti seru yah.. makin ga kompak makin seru loh.. coz ada aja yg bs diributin.. hahaha..
@Una: wah benarkah? iyakah? kamu 'anak nemu' jg yah.. hahaha.. berarti kita ini emang unik yah.. beda dr yg lain.. *halah mlh narsis* :D
ReplyDelete@oomguru:
oom ini guru ya?
kok tau?
kan namanya pake guru..
Gariiiiiing!!!
biarin.. yg penting jwb komen.. hihihi.. ^_^
tepat kalau surga itu di bawah telapak kaki ibu
ReplyDeleteseorang ibu mmg takkan pernah bisa tergantikan posisinya....
ReplyDeletesalam kenal dan salam persahabatan !
i love my Mom O:
ReplyDeleteTersirat dari raut wajahnya ibumu sangat bijak.Ibu memang segalanya untuk kita,tak pernah ada yang bisa menggantikannya.
ReplyDeleteNice sharing sahabatku,makasih yach,happy blogging.
@Thanjawa Arif: betul betul.. jasa ibu memang tak ternilai harganya.. semoga Allah membalasnya dgn surga.. amin
ReplyDelete@bensdoing: setuju.. posisinya selalu istimewa dalam diri setiap anak2nya
salam kenal dari sahabat ^_^
@Laras Mays: ibuku memang sabar 'n bijak, sangat baik ma semua org.. thanks ya.. Ibu memang slalu di hati :)
ReplyDeleteHappy blogging ^_^
@Chipp redeye: I love my mom too ^_^
btw komenmu disini kok ga keliatan yah.. pdhl ada notifikasinya di emailku..
Suatu saat nanti mungkin bisa bahagiain ibu. ah masa?? krain masih remaja maaf teh hehehe
ReplyDelete@Deganshah Putra: amiinn..
ReplyDeleteiya nih ibu2 yg bergaya kek abg narsis.. hihihi.. *suka deh diblg msh remaja.. ^_^
iyaaa ngeributinnya hal-hal gak penting, dan klo tanteku ngeliat kelakuan mamaku dan aku lagi kumat cuma bilang "kebiasaan", cuma itu yang dia bilang :P
ReplyDelete@shally: haha.. mpe akut gt ya ributnya, mpe diblg kebiasaan.. gpplah ribut kan tandanya sayang.. hihihi..
ReplyDeleteini dalam rangka menyabut hari ibu ya ?
ReplyDeleteibu tuh selalu cantik sepanjang masa,karena ketulusan,kebaikan dia dalam berbagai hal membuat kecantikannya tidak akan pudar dimakan waktu
jarang ada postingan yang membuat aku tertegun lama..
ReplyDeleteApa sebab....?
Dalam hati akupun mendamba sosok wanita seperti BELIAU yang ada dalam tokoh cerita..
Dan aku Mmpu menyayangi seperti tokoh Ayah yang patut ditauladani..
Subhanalloh...
Bener kata Knag Asep.. Mirip Euy....
selamat hari ibu buat mamanya :)
ReplyDelete@Andy: sbnrnya sih mo diposting pas tgl 22, tp aku pikir tiap hr kan hr ibu juga, jd ga sah nunggu tgl 22.. :D
ReplyDeletebetul.. cantik dari hati ya.. kecantikan yg abadi :)
@choirunnangim: duh jd terharu nih baca komennya.. smoga yg choirun dambakan dapat terwujud.. wanita yg baik utk laki2 yg baik jg.. smoga yg terbaik pula untukmu.. :)
ReplyDeletehehe.. mirip yak.. pdhl dulu pas kecil ga mirip loh.. :D
@deendatirtana: selamat hari ibu buat semua mama di duniaaa.. :)
hmm............
ReplyDeletemirip....
:)
selamat hari ibu...
Tiap hr adalah hari ibu, spt ibu saya yg tak kenal hari ibu.
ReplyDeletebtw, selmat hari ibu buatsemua kaum perempuan dan Ayah yang karena takdir harus mengambil peran 'menjadi' ibu. Semoga kita bisa jd anak-anak yg lebih berbakti pd ortu kita masing-masing
@zone: masa' sih? hihihi..
ReplyDeleteselamat hari ibu juga buat ibunya zone.. ^_^
@Ririe: betul. Perjuangan ibu dan ayah tak kenal hari, tiap saat, tiap waktu, berjuang demi anak2nya. Smoga kita termasuk anak2 yg berbakti.
aww your mother look so beautiful sista <333
ReplyDeletehihi she's like you :P
this post remind me about my mother :)
happy mothers day to your mom, my mom, your neighbour mom lol xD
Amin atas doanya Mba Cova... Doa oarng baik biasanya terkabulkan...
ReplyDeleteD
ya tentu saat Mba Cov masih kecil ya belum terlihat, Apkah mirip Ibunda atau Ayahnya...
Aku bangga berteman dengan sahabta periang dan pemberi semangat seperti Mba.. (Merayu) hehe
@Ida: of course i'm beautiful too.. hihihi.. :P
ReplyDeletehappy mothers day.. hug 'n kisses 4 our mom.. 'n 4 u too.. ^_^
@choirunnangim: Aminnn.. smoga terkabul.. tetap semangat ya.. :)
Aku jg semangat loh klo komennya manis2 gini.. hihihi..