Orang Ketiga

"Dalam kehidupan rumah tangga, kehadiran orang ketiga tidak selamanya merusak. Terkadang malah bisa membantu. Di perjalanan ini, aku menemukan keduanya"

###

Bandara Ngurah Rai terasa sendu menyambut kedatangan kami. Perjalanan ini sudah aku impikan sejak sebelas tahun yang lalu. Kala itu dia berjanji akan membawaku bulan madu ke pulau Bali. Sungguh indah.. Namun sayang, belasan tahun berselang, rencana itu tak jua menjadi kenyataan. Aku terus bersabar, dan tetap menjaga impian, hingga akhirnya hari yang kunantikan datang. Yup, anggap saja ini bulan madu kedua kami. Jangan dibayangkan perjalanan ini akan romantis seperti pasangan pengantin baru yang masih menggebu-gebu. Kami hanyalah sepasang suami istri yang tak muda lagi. Tapi mempunyai semangat yang selalu berapi-api.. #Halah

Untuk honeymoon wannabe ini, suamiku sudah menyiapkan fasilitas yang tidak biasa. Hotel kelas menengah atas, dan menyewa mobil beserta sopirnya, agar kami bisa berkelana dengan leluasa. Aku yang biasa traveling ala gembel, merasa yang dia berikan terlalu istiwewa, dan membuatku canggung. Kenapa canggung? Entahlah.. Sejujurnya aku menganggap kehadiran sopir itu malah menjadi orang ketiga yang membatasi gerak kami. Andai boleh meminta, aku lebih suka naik motor berdua saja. Itu terasa lebih intim dan romantis bukan? Ketika di sepanjang jalan aku bisa memeluk erat pinggangnya.. #eeaaa.

Tapi bagaimanapun juga perjalanan ini harus dinikmati. Lagi pula suamiku sudah berusaha memberikan yang terbaik. Dan maksudnya menghadirkan orang ketiga alias sopir, demi kebaikan kami. Tentunya biar nggak capek dan nggak nyasar.

Hari 1: Namanya Nyoman atau Komang?

Dan di sinilah kini kami berada. Dalam perjalanan menuju ubud dan kintamani, dengan mobil sewaan dari e-kuta yang dikendarai oleh orang ketiga, eh sopir. Namanya Nyoman atau Komang, entahlah, aku tak begitu jelas menangkap kata-katanya. Anggap saja namanya Nyoman. Bukan hanya kata-katanya saja yang nggak jelas, tapi bahasa tubuhnya juga. Aku mulai curiga ketika di sepanjang perjalanan dia tak henti-hentinya mengambil air minum. "Apa dia diabetes? Kok minum terus..?" tanyaku dalam hati. Aku tambah curiga ketika makin lama nyetirnya makin membuat kami pusing dan mual. Apa karena kondisi jalannya? Ah, tidak. Jalannya baik-baik saja kok.

Kecurigaanku akhirnya terjawab ketika kami hampir sampai di obyek yang pertama, Goa Gajah. "Maaf, saya mau cuci muka dulu. Ngantuk banget.." kata Nyoman. Waduh, pantas saja nyetirnya bikin pusing. Rupanya dia ngantuk. Ah, nggak profesional banget sih. Untuk apa kami membayar mahal kalau hanya membahayakan diri gara-gara sopir yang ngantuk.

Walaupun was-was, aku tetap berbaik sangka. "Semoga sehabis cuci muka, ngantuknya hilang" batinku. Tapi rasa was-was justru makin bertambah. Entah karena masih ngantuk atau karena lagi galau, si Nyoman ini ketika ditanya makin nggak nyambung dan nggak komunikatif sama sekali. Dan yang membuat senep, dia ini selalu merekomendasikan tempat makan yang mahal. Ah, benar-benar nggak aman jalan sama sopir ini, baik jiwa raga maupun biaya.

Hari 2: Pak Ketut yang nyentrik a.k.a genit

mobil pak ketut di pantai Pandawa
 
Karena tidak aman dan nyaman dengan sopir sebelumnya, kami meminta pihak e-kuta untuk mengganti sopir, dan mereka menyanggupi. Namun rupanya kami dibohongi oleh pihak e-kuta. Sampai dengan saat yang ditentukan, mobil sewaan kami tak kunjung datang. Kami mencoba menelpon semua nomor e-kuta, baik nomor kantor maupun hape, namun tak ada satupun yang mengangkat. Di-SMS juga nggak ada balasan. Akhirnya kami tunggu sampai 1 jam lebih. Dan ternyata benar-benar nggak datang.

Wah kenapa begini? Jelas kami kecewa sekali. Waktu kami di pulau ini cuma sebentar. Tapi malah terbuang sia-sia gara-gara di PHP-in sama e-kuta. Harusnya kalau nggak bisa, bilang terus terang, jangan terus kabur tanpa ada kejelasan. Setahuku rental e-kuta itu cukup besar dan bukan rental abal-abal. Tapi kejadian ini membuatku berpikiran sebaliknya.

Ya sudah, bagaimanapun kecewanya kami, "Life must go on" bukan? Akhirnya dengan bantuan pihak hotel, kami mendapatkan mobil sewaan beserta sopirnya. Harganya lumayan mahal sih. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga kepepet.

"Nama saya Ketut" kata laki-laki nyentrik ini sambil mengulurkan kartu nama ke kami. Topi koboi, kacamata remang-remang dan kemeja batik warna ungu yang tidak dikancingkan, ditambah beberapa aksesoris, melengkapi penampilan sopir baru kami. Umurnya sudah tidak muda, namun gayanya modis maksimal. Pembawaannya cukup ramah dan lumayan komunikatif. Tapi aku menangkap ada binar genit di matanya. Dan itu terbukti saat dia mendekatiku di tepi pantai Pandawa. Tentu saja saat suamiku tidak ada di dekatku.

"Pantainya indah ya? Seperti di Paris.. " katanya sambil tersenyum. Kemeja ungunya berkibar-kibar tertiup angin.
"Hah? Paris? Paris mana pak?" tanyaku dengan muka bingung.
Jelas aku bingung. Mana ada pantai seindah ini di Paris? Setahuku Paris yang ada pantainya, ya cuma Paris yang di Jogjakarta, alias Parangtritis.
"Paris yang di Perancis donk.. Kamu udah pernah kesana belum?" dia melirikku genit.
Wah, sepertinya dia akan membawaku mengkhayalkan Paris, kota yang romantis itu. Daripada kebablasan mending aku bergegas kembali ke mobil. Dia mengikutiku. Kemudian membukakan pintu mobil untukku, seolah aku ini seorang puteri. Hmm.. Nice try :P

Hari 3: Bertemu bli Made "yaw"

Hari ketiga terpaksa kami ganti sopir lagi. Bukan karena kegenitan Pak Ketut loh. Tapi karena tarifnya terlalu mahal buat kami. Setelah searching sana sini akhirnya dapat juga rental mobil yang harganya masuk akal. Kalau nggak salah namanya rental mobil Kharisma. Pihak Kharisma memberikan kontak sopir yang akan mengantar kami.

"Yang mau nyopirin kita namanya Made" kata suamiku dengan nada tidak biasa. Aku hanya tersenyum saja.
"Kok mbales SMSnya begini ya?" tanya suamiku dengan nada yang makin tidak biasa.
"Begini gimana?"
"Baca deh. Masa' pakai kata 'YAW'? Bukannya dijawab 'baik' atau 'oke'. Jangan-jangan orangnya agak-agak 'gimana' gitu.." suamiku risau.
"Udahlah jangan berprasangka. Kali aja dia typo. Maksudnya 'ya', eh ketulis 'yaw'" aku mencoba netral, walaupun aku juga berpikiran kata-kata di-sms itu ga sopan, untuk orang yang baru kenal.

Alhamdulillah, bli Made "yaw" datang tepat waktu. Dan jauh berbeda dari bayanganku. Ternyata orangnya nggak 'gimana gitu'. Malahan cukup ramah, sopan, dan berpenampilan rapi. Sepertinya dia rajin merawat diri. Ah, lega deh.

Bli Made cukup menguasai jalan. Setiap tempat yang kami minta, dia siap mengantar sampai tujuan. Bahkan walaupun dia belum pernah ke tempat itu. Seperti ketika kami minta diantar ke Pantai Mengening. Dia sebenarnya belum tahu lokasinya, tapi dia nggak malu-malu mencari tahu dengan bertanya ke penduduk sekitar.

Selain itu, aku juga mengagumi pengetahuannya tentang kuliner halal di Bali ini. Tempat makan yang dia rekomendasikan, bukan hanya halal, tapi juga enak, enak sekali, dan murah. Pokoknya tenang, aman dan nyaman jalan dengannya. Helpful bangetlah. Suatu saat nanti kalau ke Bali lagi, aku mau diantar Bli Made "yaw" ajah.. Hehehe..

 ###

Itulah ceritaku tentang orang ketiga, semoga bisa diambil hikmahnya. Dan terima kasih sudah membaca.

Happy traveling ^^

Comments

  1. wiidiih honeymon ke 2....
    meski aga menyebalkan hehehe

    ReplyDelete
  2. ikh ngiri ngiri ngiri.. masih punya suami... *Maaaaaaak* :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh maksudnya masik belum punya suami *dih typo* -_-

      Delete
    2. huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahahahahahhahhaa

      Delete
    3. Ayuuk jeng sari.. Cari suamiii.. #eh hihihi..

      Delete
    4. semoga di dekatkan jodohnya.....
      tapi jangan sama saya ya....
      hehehehehehe

      Delete
    5. aku juga ga punya suami tapi ga ngiri,...

      Delete
  3. semoga hal ini tidak terjadi pada kita semua,,,,,,,

    ReplyDelete
  4. Hadeh, orang ketiga, kirain siapa, ternyata driver yah, kalo lagi honeymoon tetep aja kerasa keganggu hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener... Lbh asik berduaan ajah, kek lg pacaran.. Hehehe

      Delete
    2. kalau gitu kasih tirai aja mobilnya

      Delete
  5. Saya sudah membaca sampai tuntas artikel Travel Note yang mba COva tulis ini. Bukan tanpa sebab, soalnya BALI sudah seperti kampung Halaman saya yang ketiga (Setelah Bekas, dan Jogjakarta). 10 Kali berkunjung ke Bali membuat saya cukup paham rute rute dan juga kebiasaan warga Bali terutama di daerah KUTA. Dalam Travel Note yang bertutur "orang letiga" ini ada beberapa catatan yang mau coba saya diskusikan bersama.

    Pertama : Rental Kendaraan di Kuta. Selama ini saya NOL pengalaman menyewa Mobil + Sopir selama masa masa "bulan mandu" saya dengan KangGuru Indonesia di Bali periode 2005-2010. Saya selalu menyewa TAXI yang memang sudah otomatis "satu paket" sama Sopirnya. Hhiheiheiheiee. Jadi saya belajar dengan Mba Cova sekeluarga yang sudah berpengalaman dalam menyewa jasa Rental Mobil + sopir di Kuta. Jadi jika saya berkesempatan sewa Mobil + Sopir minimal saya sudah dapat gambaran dari pengalaman Mba Cova nan cantik ini.

    Kedua : Kagum saya dengan Mba COva. Mungkin dalam prespektif saya sebagai laki laki. Dalam pandangan saya "tahan banting" lah. Ini bisa jadi semacam godaan yang bisa saja menjadi "api" jika ditanggapi salah. Kalau di balik, yang "menggoda" ini kaum Hawa, dan saya yang menjadi "target" nya bisa jadi "aji mumpung". Bukannya apa apa, namanya juga LAKI LAKI pada umumnya sama. Walau tidak semua LAKI LAKI itu penggoda. JIka yang "diganggu" tidak merespon itu adalah hal yang bagus mengingat status kita sudah berkeluarga, dan AGAMA memang melarang SELINGKUH

    Ketiga : Jika prasangka BAIK yang kita pake (Memang seharusnya kita semua punya PRASANGKA BAIK terhadap niat seseorang. Jika ada UDANG dibalik BAKWAN tinggal pandai pandai saja kita menanggapinya. Maksud si Sopir TAXI Genit tadi mungkin (Mungkin ya) maksudnya FRIENDLY, atau SOK AKRAB. Ada kebiasaan orang BALI yang sesuai dengan adat yang mereka anut untuk TIDAK berbuat dosa jika tidak mau KUALAT atau CELAKA atau SIAL pada masa masa yang akan datang. Orang BALI yang saya tahu sanga TAKUT berbuat dosa atau kesalahan kalau tidak mau kena KARMA. Saya dapatkan informasi ini dari pembicaraan saya dengan sopir sopir TAXI di Bali. Mohon Bli Nakusan bisa lebih menjelaskannya secara gamblang. Mohon dikoreksi ya Bli Ks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pertama2... Makasih ya mas asep udah mau membaca tulisan gejeku ini sampe tuntas.. Hehe.. Kalo ngomongin bali emang ga ada habisnya buatku pribadi. Ada aja cerita disana. Udah 4 x aku ke bali. Pengalaman dis ana ga slalu menyenangkan, tapi aku ttp cinta bali, krn dia slalu bisa mengobati rasa kecewaku. Termsk pengalaman dgn driver ini.

      Kedua.. Aku salut sama kejujuran mas asep ttg makhluk laki2 yg kebanyakan emang suka aji mumpung. Istilahnya kucing kok disodorin ikan asin, ga bakal nolak.. Hehe. Tp klo aku sih mikirnya gini, punya 1 cowok (suami) aja pusing, gmn klo nambah pacar ato selingkuhan? Makin ribet pula hidup ini.. Hihihi.
      Eh tapi bknnya aku ga bs digoda loh.. Klo yg nggodain seseksi Nicolas Cage.. Mana tahaaan... Hahaha

      Ketiga.. Sbnrnya aku ga mslh kok ama kegenitan pak ketut. Bagiku itu salah satu style dia dlm bergaul. Sok akrab yg mengarah ke genit, ga selalu negatif kok, selama ga ada niat2 terselubung. Dan dlm kasus pak ketut ini, aku yakin ga ada niat negatif. Aku cukup memahami cowok2 tipe begini. Soalnya aku sndri jg sering genit... Wkwk
      Aku jg punya bbrp tmn dkt cowok2 bali. Kebetulan tipenya smua sama, ramah sok akrab, dan rada genit.. Hahaa.. Ga tau itu kbetulan aja, atau emang kebanyakn cowok2 bali tuh begitu. Tp aku suka sih sama gaya mrka ini, jd gampang akrab sama org. Nunggu bli kstiawan nongol.. :D

      Delete
  6. orang ketiga...semula saya mengira ada orang ketiga dalam satu hubungan, ternyata ini adalah sopir sekaligus guide yang ketiga..dan yg ketiga baik orangnya..setelah kedua sopir sebelumnya yang bersikap aneh bin ajaib........keep happy honeymoon yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi.. Iya, alhamdulillah stlh labil gonta ganti driver, akhirnya dpt jg yg pas di hati :)

      Delete
    2. Semoga Juga pas Di Kantong
      Hiehiehiehiheiee

      Ramah Lingkungan, tapi Sombong di Harga

      Delete
    3. ramah energi juga sepertinya

      Delete
  7. kalau ke bali memang harus hati-hati memilih agent yang menyediakan jasa supir dan guide, karena biasanya mereka memberikan yg tidak sesuai dengan keinginan kita,
    sebaiknya carilah yang bersertifikat, karena setahu saya..semua supir dan guide di bali harus memiliki sertifikat resmi yang dikeluarkan oleh dinas pariwisata bali, dan untuk mendapatkan selembar sertifikat itu bukanlah hal yg gampang….salam ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah aku baru tau informasi ini. Ternyata sopir juga harus ada sertifikatnya ya.. Besok2 lagi cari yg bersertifikat resmi ah, biar lebih terjamin.
      Makasih ya mas hariyanto atas infonya :)

      Delete
  8. sopir atau driver memang harus menyamankan penumpang, lha ini kenyataannya malah tidak membuat nyaman sepasang sejoli yang di buai oleh cinta *boleh lebay kan ? hehe...
    saya salut malah yang menguasai medan, baik medan jalan, kuliner tempat wisata yang asik , itu baru driver sejati.hehehe

    lha cerita huny munnya mana nih mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tapi driver sejati ternyata susah dicari ya.. Hehehe
      Udah ditulis cerita hanimunnya. Tapi sayangnya ga lolos sensor, jadi ga layak publish.. Hihihi :P

      Delete
  9. makasih gan ane dapet ilmu baru hari ini :D
    salam kenal dari Andrekocak Blog
    Jgn lupa mampir :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal jg andrekocak
      Makasih udah mampir

      Delete
  10. orang ketiganya menyenangkan ya mba Cova hehehehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah.. Akhirnya dpt yg menyenangkan.. :D

      Delete
  11. kalo ngebantu kenapa cuma sampe orang ketiga doang
    sekalian aja cari roang keempat kelima dst dst, hehe...

    ReplyDelete
  12. itu mah udah orang ke-tiga, ke-empat, ke-lima bwahahahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih terbuka untuk keenam ketujuh dan seterusnya.. Hahahaa

      Delete
  13. Kalo saya udah kabur tuh sist ikut sopir ngantuk di jalan, bisa2 gak nyampai ke tujuan, hehehe :) Uda bayar mahal resiko nyawa ditangan sopir ngantuk, hmmm :D
    Btw sista banyak pengalaman banget ya tentang Bali, saya mah seumur2 belum pernah ke Bali, hmmm jadi pingin nich ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sbnrnya aku ke bali baru 4 kali. Lbh sering mas asep yg udah 10 kali ke bali.. Hehehe.
      Tapi lumayanlah banyak pengalaman2 kecil yg bs dishare. Smoga jeng indri berkesempatan jg mengunjungi bali :)

      Delete
    2. Iya bener 10 Kali cuma kebanyakan kegiatannya DISKUSI terus. Ngobrol Terus,. Conference terus, Workshop terus, Kapan ke BALI untuk sightseeingnya? Kapan liat liat obyek wisatanya? Kebanyakan saya DINAS urusannya ke Bali. Rata rata KUTAAAAAAA terus, Bosen deh. Makanya berasa belum apa apa, dan belum ngapa ngapain. 10 Kali bener ke sana, tapi tidak pernah ada kesempatan untuk beneran TURIS atau tujuan wisata. Pihak Australia (atau IALF) Yang mengongkosi sudah wanti wanti ini untuk DINAS bukan untuk jalan jalan. Makanya berasa HAMPA sekarang.

      Delete
    3. Mungkin suatu saat Nanti, atau suatu hari nanti saya ke sana (BALI) bersama Keluarga PURE sebagai Wisatawan atau Tujuan wisata. Baru beneran berasa dah. Tapi kapan ya, Hmmmmmm Nabung dulu deh.

      Jaman saya untuk urusan DINAS ke BALI (periode 2005-2010) semuanya urusan DINAS, dan diongkosin sama IALF> Mulai dari Tiket PP Pesawat Garuda , Hotel dan SPENDING MONEY (uang saku) semuanya disediakan. ahhhhhhhhhhhhh indahnya masa masa itu huaaaaaaaa

      Delete
    4. Lumayan mas udah pernah ngrasain masa2 indah itu.. Drpd aku ini blm pernah ada yg nggratisin.. Hehehe

      Delete
  14. nanti kalo ke Bali lagi bli Made 'Yaw' jd org pertama, ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya bgitu mak.. Drpd dpt yg laen yg ga jelas.. Hehee

      Delete
  15. waw waw waw.. aku pengen ke balinya aja deh mbak.. ga mau ada orang ketiga,keempat dst.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo aku yg jd org ketiganya boleh ga? Biar bisa nebeng ke balinya.. Hihihi

      Delete
  16. Nli Made "Yaw" keren tuuuh direkomendasikan untukku jika bisa ke Bali yaw..heheee Jadi tiga kali ganti sopir niich..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap mak.. Kabari aku ya klo ke bali..biar aku bs nebeng #loh hihihi :P
      Demi dpt yg terbaik jd kudu gonta ganti..hehee

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berburu Benang Rajut di Pasar Asemka

Jenang Gulo.. Jangan Lupakan Aku

2 Tahun Lebih Kumeninggalkanmu