Penjajahan Abad 21

tetap gaya meski belum merdeka :P
Hari peringatan kemerdekaan negara kita telah lama lewat. Tapi tak ada salahnya kita bahas lagi tentang kemerdekaan. Kenapa? Karena aku merasa diriku ini belum merdeka. Emang sih secara de jure aku ini nggak mengalami masa penjajahan. Nggak perlu juga jadi relawan di medan perang. Namun sejatinya aku ini masih terjajah. Dan sepertinya aku nggak sendiri. Artinya, banyak juga yang masih terjajah, baik secara sadar maupun nggak sadar. Maksudnya dijajah nggak sadar itu apa? Maksudnya, banyak loh yang sebenarnya terjajah, tapi nggak merasa. Kenapa bisa nggak merasa? Karena bentuk penjajahan masa kini itu beda dengan penjajahan jaman dulu. Tapi efeknya sama-sama menyakitkan... #halah. Nah inilah beberapa bentuk penjajahan abad 21. Yuuuks..

1. Dijajah sosial media

Nah ini nih penjajahan yang nyata kita alami. Tapi kelihatannya banyak yang malah suka sama bentuk penjajahan ini. Bayangkan, setiap saat harus buka sosial media. Bahkan hidup terasa hampa tanpanya. Bangun tidur yang dilihat facebook. Pagi-pagi buru-buru cuma mau ngetwit. Sepertinya lagu "bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi" udah nggak relevan lagi buat kehidupan orang masa kini. Yang ada lagunya jadi "bangun tidur kubuka facebook, tidak lupa mengecek twitter". Ah, liriknya jadi maksain gini yak.. Hihihi..

Bukan hanya itu ajah. Jaman sekarang ini, seolah ada kewajiban untuk selalu ngetwit atau bikin status di facebook. Habis itu ribet harus njawabin komen-komen yang masuk, atau ngeretweet balasan teman. Lah gimana lagi? Abis kalau nggak cepat direspon, takutnya dibilang sombong. Karena hal-hal itulah makanya bagi sebagian besar orang, disadari maupun tidak, kehidupan sosial media sudah menjadi hal yang utama, bahkan seolah menyingkirkan kehidupan nyata. Misalnya saja demi mau membalas komen temen-temen di facebook,  terpaksa harus nyuekin suami yang duduk disebelahnya #pengakuan :P

2. Dijajah cinta

Penjajahan oleh cinta ini sebenarnya penjajahan klasik sepanjang masa. Hayoo yang sedang jatuh cinta, pasti nggak nyadar nih udah dijajah. Siapa sih yang nggak takluk oleh cinta? Bahkan apapun rela dilakukan demi cinta. Misalnya nih, setiap ngapel harus rela nraktir pacarnya, walaupun nggak punya uang dan harus ngutang tetangga. Padahal nggak ada kan yang maksain harus nraktir? Nggak ada juga yang maksa harus ngutang tetangga? Nggak ada. Yang mengharuskan seseorang melakukan itu semua adalah cinta.

Ada juga nih seorang cewek yang sedang pdkt ama cowok idamannya. Demi mendapatkan hati si cowok, cewek itu mati-matian menjadi sosok idaman si cowok. Yang biasanya nggak suka dandan, tiba-tiba pake blush on. Yang tadinya chubby, tiba-tiba jadi nirusin pipi. Yang tadinya bergaya sporty, tiba-tiba harus maksain pakai high heels yang bikin kaki nyeri. Hal-hal yang menyiksa harus dilakukan demi mendapatkan cinta sang cowok idaman. Padahal siapa juga yang nyuruh begitu? Nggak ada. Semua dilakukan lagi-lagi karena cinta.

3. Dijajah pekerjaan

Sebenarnya setiap pekerjaan itu pasti ada konsekuensinya. Pengen dapat gaji besar, tentu effort yang dilakukan juga besar. Kalau pengen kerjaan yang biasa-biasa saja, tentu penghasilan yang didapat juga biasa saja. Namun ada kalanya masalah pekerjaan ini, benar-benar menekan jiwa. Aku pernah nih bertemu seseorang yang berbohong demi perusahaannya. Padahal gajinya kecil loh. Alasannya karena dia takut dipecat. Keknya nggak worth it banget harus menambah dosa dengan berbohong, padahal gaji yang didapat sangat kecil. Kenapa juga mesti mempertahankan pekerjaan yang tidak bisa mensejahterakan jiwa dan raga? Bukankah lebih baik kalau dipecat saja, kemudian mencari pekerjaan lain yang lebih baik? Tapi kenyataannya banyak orang yang rela tertekan dijajah pekerjaan.

4. Dijajah pembantu rumah tangga

Wah kalau ini sih asli curhatanku.. Hehehe. Gimana nggak dijajah coba? Setiap hari aku kerja dari pagi sampai malam. Waktuku di rumah cuma sebentar. Otomatis pembantukulah yang menguasai rumahku sepanjang waktu. Semua fasilitas di rumah bebas dia pakai, tanpa batasan pemakaian. Mau tidur, mau nonton tivi, mau dangdutan, mau makan banyak, semua boleh. Bahkan ac, telepon, internet, dan kendaraan dia bisa pakai. Kurang apa coba? Yang aku inginkan hanyalah dia mau kerja serius dan betah. Itu saja. Tapi yang kudapat malah sebaliknya. Justru pembantu makin banyak saja tuntutannya. Dari minta gaji dinaikin, terus minta liburan, terus nawar buat ngurangi beban kerjaan. Dan posisi tawar menawar, pada akhirnya selalu dimenangkan oleh pembantu. Habis mau gimana lagi? Daripada dia minta berhenti.

Itulah 4 bentuk penjajahan versi Cova. Kalau versi teman-teman seperti apa? Ayuk silahkan kalau mau menambahkan.. ^^

Comments

  1. Sorry ye Pak Ibu Mas Mba Om Tante PakDe Kakek Nenek semuanya
    Saya PERTAMAX

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat mas asep.. Responnya emang paling cepet.. Hihihi :P

      Delete
  2. Semua yang disebut dan dulas oleh Mba Cova yang baik ini semuanya benar adanya. Semuanya sudah saya rasakan dan bahkan sampai sekarang pun perasan beban seperti "merasa terjajah" itu ada. Walau kadarnya tdk dramatis amat. Saya masih bisa menguasai waktu dan pekerjaan karena pada prinsipnya SAYA lah yang mengatur waktu dan Pekerjaan dan segala tetek bengeknya. Bukan pekerjaan dan waktu yang mengatur saya. Uhuii

    Namun untuk Poin Pembantu, ini bagian yang saya belum tahu sama tempe. Soalya sejak menikah tahun 2005 sampai sekarang sudah dikaruniai sepasang putra putri yang cakep dan cantik dari Allah, kami sekeluarga tidak pakai Pembantu. Jadi poin ini saya harus belajar banyak dari Mba Cova.

    Soal Sosmed (Sosial media) ini termasuk case yang unik juga Saya pernah mengukti Worksop Sosial media "professional use of Twtter oleh Prof MC Adams dari Amerika. Dia bilang sosial media semacam TWITTER punya peran dalam memberikan informasi kepada dunia atas apa yang terjadi. Hanya saja dampaknya sangat beragam dan bersifat JURASIK dan Multiplier effect.

    Sebagai contoh peran FACEBOOK misalnya. Saya saja sama Istri kadang memakai sosial media (Inbox atau wall FACEBOOK) untuk berkomunikasi. Padahal BBM ada. SMS an biasa pake kartu Prabayar/pascabayar ada. Nah padahal jarak saya dengan istri tidak jauh. Sosial Media seolah membuat "jarak". MEndekatkan yang jauh dan Menjauhkan Yang Dekat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah enak ya mas kalo bisa nggak pake pembantu. Pasti rasanya merdeka bgt tuh.. Hehee. Smoga secepatnya aku jg bs merdeka dari pembantu. Tunggu pindah ke kampung halaman dulu deh.. Soalnya kalo msh di jkt, susah jg kalo ga da pembantu. Mohon doanya ya biar bs cepet pindah.. :D

      Aku jg sering liat tuh bbrp tmnku berkomunikasi ama pasangannya lewat FB, pdhl mrka 1 rmh, 1 kamar pula. Hrsnya kan bisa lgsg dibahas tuh tanpa hrs lewat sosial media. Tp bgitulah sosial media udah menguasai kehidupan manusia. Kadang kita ga sadar. Kalo kadarnya msh sdikit sih wajar aja. Tp kalo dah belebihan, berarti perlu pengendalian lebih. Krn sosial media itu kan alat, jd hrsnya manusia yg menguasai, bkn sebaliknya.. Hehee




      Delete
  3. yg paling gak enak dijajah cinta ya sist, huhuhu memilukan ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu dia.. Apalg kalo cintanya ga bersambut.. Haduuuh.. :D

      Delete
  4. dijajah gadget mbak..hahaha...

    hiks,baca ini ngena banget deh :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah betul tuh.. Tambah 1 lg penjajahan.. Hihihi

      Delete
  5. penjajahan keliling dunia itu paling seru... hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mau donk diajak keliling dunia.. Hahaayy

      Delete
  6. Huaaaaa...langung lihat futunya yang berkilauan bak emas ituuu...Heheee, aku Inza Allah belum diganti tuuuh lagu Bangun Tidur kuterus masak, tidak lupa teriakin suami *buat sadar enggak terpaku ma hengpong *kesel juga ya, lihat suami bangun bukannya istri yang pegang *oops, malah hengpong yang dia tanya duluan, hadeeeeh *

    Poin pembantu, hihiiii kegalauanmu menambah deretan pembantu yang usil *Alhamdulillah aku diberi orang kepercayaan untuk mengasuh anakku selama aku kerja, baik dan iyaaaah satu dua permintaan minta ijin *asal urusan penting banget, aku masih ijinkan. Tapi klu minta dikurangin kerjaaan? watchaaaaa...kok iso Mak?

    Kalau aku, merasa dijajah apa ya? ada sich, cuma aku curhat langsung ma dirimu sajah daaach, hihiii, diriku merasa belum merdeka, diriku ini terbelenggu...aku coba untuk mengeluarkan diriku dari lubang hitam penjajahan, belum iso-iso...hadeeeh*

    Yoook Mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi.. Ternyata sama aja ya mak.. Klo aku sih bangun tidur emang ngambil henpon, tp buat ngliat jamnya aja kok..hehehe #ngeles.. :P

      Ya gt deh.. Sering minta diskon kerjaan, walopun ga tiap hari sih. Kadang minta hari ini ga ngepel, kadang blg nyetrikanya besok aja, kadang blg nyapunya skalian ntar aja.. Huhuu

      Hayoook kapan kita curhat2an lg. Skalian aku mo minta tipsnya biar bisa menang lomba ya mak.. Hihiihi

      Delete
  7. klo saya pribadi penjajahan masa kini itu beragam dan tidak semua orang sadar klonya dirinya di jajah termasuk diri kita sendiri.. generasi muda contohnya banyak di jejali teknologi yang menbuat hati kagum para penikmat hawa nafsu yang semu yang berimbas ke akhlak moral manusia sekarang ini yang cenderung acuh tak acuh..

    penjajahan masa kini bentukan kaum orientalis kafir yang ingin merusak tatanan umat islam yang sekarang ini sedang bobrok termasuk persamaan derajat/gender merupakan juga bentuk dari penjajahan dan begitu juga fashion yang kebanyakan wanita pakai itu dan tak wajar di mulai celana jeans, pensil sampai yang mengumbar aurat..

    dan masih banyak lagi yang tidak menyadari akan hal ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku jg ga sadar.. Penjajahan yg seperti itu emang seringkali ga disadari krn dikemas dalam iming2 kenikmatan dan keindahan.. Mungkin ini yg disebut penjajahan moral ya
      Smoga kita bs melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan..

      Delete
  8. brarti masih meningan jaman dulu ya cuman dijajah belanda doang hahahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. iya jg ya.. Klo kata mbah harto "piye le, isih penak jamanku toh?" :D

      Delete
  9. kalo saya sekarang di jajah tugas kuliah .

    kunjungan perdana kak , izin follow .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bertahanlah dek.. Itu demi masa depanmu.. Hihihi *sok bijak :P

      Makasih kunjungan 'n follownya :)

      Delete
  10. Dijajah gadget, dikit2 cari, dikit2 cari padahal lagi sibuk hehehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pdhl br diliat semenit yg lalu, eh udah pengen buka gadget lg.. Hihihii

      Delete
  11. sepertinya saya tidak merasa dijajah.. :) saya mengendalikan mereka semua, kalo pembantu mau berhenti ya sudah berhenti saja.. hehehe... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah super sekali.. Merdeka dr jajahan pembantu ya.. Aku jg mau berjuang ah biar ga dijajah lg.. #halah.. hihihi

      Delete
  12. Yang paling sulit di jajah prasangka Mba. he,, he,, he,,,

    Salam,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wow! Keren bgt nih istilahnya.. Dijajah prasangka.. Hihihi
      Eh kalo prasangka baik gpp kali ya.. Hehee

      Delete
  13. yang tidak bisa dihindari itu pont satu mbak, dijajah Social Media. Penjajahan yang satu ini gak bakal bisa di tolak lagi, bahkan semakin berkembang. Banyak teman saya yang selalu sibuk menggunkan Gadget nya, padahal lagi kumpul bareng.

    salam kenal mbak, ini kunjungan perdana saya di Runway Diary nya mbak Cova.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah betul tuh, kumpul bareng kan buat silaturahmi 'n mengakrabkan diri ama tmn2. Tp klo malah sibuk ama gadget, apalah gunanya kumpul2?

      Makasih ya Daniel atas kunjungannya.. Salam kenal jg.. Kutunggu kunjungan berikutnya.. Smoga datang kembali.. ^^

      Delete
  14. dijajah cinta adalah yang palong berat untukku kak. Di ombang-ambing perasaannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah.. Emang masa2 seperti itu masa yg sulit.. Tp itu ga selamanya kok.. Smoga perasaannya ga terombang ambing lg, dgn segera menemukan tambatan hati.. Hehehe..

      Delete
  15. berarti tanpa disadari selama ini saya telah dijajah dengan sangat tragis oleh cinta....soalnya kalau ibue' udah ngambek...galaulah hati dan tak tenanglah setiap langkah saya....hadeuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kata pat kay.. "cinta..deritanya tiada akhir.. " hihihi

      Delete
  16. aku sih milih dijajah socialmedia aja dah, lebih dapat info terbaru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah ini nih yg dpt memanfaatkan sosial media dgn baik.. :D

      Delete
  17. pembantu itu sebenarnya sama dengan karyawan atau buruh..jadi mereka selalu menuntut hak mereka..termasuk kenaikan gaji tentunya...jadi mendingan nggak punya pembantu..kalo nggak mau dijajah oleh pembantu.... ,
    Keep happy blogging always…salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jelas itu.. Lebih bebas tanpa pembantu. Tp krn keadaan, ya terpaksa pake jasa mereka..
      Happy blogging jg.. Makasih dah mampir ^^

      Delete
  18. Belum merasa terlalu dijajah sama social media
    lebih bisa mengendalikan mana yang bisa di share mana yang engga sih
    dan kalau weekend cenderung lupa sama social media, kecuali kalau bener-bener boring ga ada kerjaan ;;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo aku pas weekend justru malah bebas dr sosial media. Soalnya hape disita anakku, leptop dipake suamiku.. Hehehe

      Delete
  19. hahahaha,,iya ya,eh satu lagi,,dijajah sama blog xiixixixi....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah keknya dah kecanduan ngeblog nih.. Hihihii

      Delete
  20. banyaak yg gak sadar sama penjajah2 ini yah, malah kayanya keasikan bener dijajah-jajah, hehehe --v

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya keknya malah seneng.. sepertinya udah bersahabat ama penjajahnya.. hihihi

      Delete
  21. untuk penjajahan #4, dulu saya pernah punya PRT. Dan gak sengaja saya nguping dia ngobrol sama PRT lain. Katanya, "kita jangan mau diatur2 sama majikan. Mereka yang butuh kita. Jadi, kita minta apa juga mereka harus nurutin."

    Tentu aja saya gak bisa generalisir semua PRT punya pikiran kayak gitu.

    Saya lalu panggil dia trus kasih tau gak boleh punya pikiran kayak gitu. Sama2 membutuhkan. Saya butuh tenaganya, dia butuh gaji.

    Tapi, kondisi saya kan IRT yang sebetulnya gak ada PRT pun gak apa-apa. Mungkin kalo kondisi saya kayak Mak Cova bisa lain lagi ceritanya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh ternyata memang ada PRT yg niatnya udah ga bener ya.. wong yg mbayar dia itu majikan, kok ga mau diatur sama yg mbayar.. hadeeh..
      emang sih ga semua PRT spt itu. Tp takutnya dia bisa saja terpengaruh gara2 obrolan sesama PRT.

      Iya mak, utk skrg ini emang aku blm bisa lepas dr PRT. Smoga ini ga selamanya.. Sabar aja.. hehehe

      Delete
  22. dijajah cinta hal yang paling menakutkan.... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. haduuuuh... rasanya pasti menyesakkan dada... hihihi

      Delete
  23. dijajah mode juga bisa kok mbak..tuh liat ibu-ibu pada gila beli jilbab baru . hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah bener jg tuh.. untung aku ga.. hehee
      eh tapi pernah sih ngikut2 mode gt, tp cm bertahan bbrp hari. Abis itu balik lg keselera lama, lbh nyaman :D

      Delete
  24. Aku tambahin: dijajah drama Korea. Itu gw banget. Hhahaha. :D
    Itu penjajahan PRT enggak banget deh. Kalau diturutin terus, sudah pasti ngelunjak tuh... Mending pas awal2 kita bikin kesepakatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku pernah ngalami tuh dijajah drama korea. Mpe begadang berhari2, eh endingnya tokoh utamanya mati.. Huwaaaaa.. Patah hati bgt. Abis itu kapok.. Hahaha..
      Nah itu dia, mgkn para PRT mrasa dibutuhin jd agak2 sok gt. Malah dia yg ngatur majikan.. Huft

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berburu Benang Rajut di Pasar Asemka

Jenang Gulo.. Jangan Lupakan Aku

2 Tahun Lebih Kumeninggalkanmu