Kala Senja di GWK
Puluhan menit telah berlalu, dan mobil yang kami tumpangi masih saja tak bergeming. Sore itu, kemacetan di daerah Kuta dan sekitarnya memang lumayan parah. Padahal jarak yang akan kami tempuh menuju kawasan pantai Nusa Dua masih jauh. Tiba-tiba suamiku berkata "Ma, ke Nusa Duanya besok aja ya? Macet banget gini, pasti sampai sana udah gelap. Percuma juga kan, nggak lihat apa-apa". Sebenarnya aku agak kecewa dengan keputusan suamiku itu. Sudah lama aku merindukan suasana sore di pantai Nusa Dua yang teduh dan tenang. Birunya laut dan putihnya pasir sangat menentramkan. Inilah salah satu alasanku kembali ke Bali, ingin mengunjungi Pantai Nusa Dua lagi. Tapi mau tak mau aku harus berpikir rasional, dan membenarkan kata-kata suamiku. "Ya udah, ke Nusa Duanya ditunda aja. Kita sekarang ke GWK aja yang lebih dekat" sahutku.
Jarak tempuh ke GWK memang lebih dekat, namun kemacetan membuat perjalanan kami menjadi lebih lama. Menjelang senja barulah kami sampai ke tempat tujuan. Sampai di pintu gerbang, kami membayar tiket masuk yang ternyata lebih mahal dari biasanya. Mungkin karena musim liburan, atau memang karena sudah naik harganya. Harga tiket yang biasanya Rp 25.000/orang, menjadi Rp 30.000/orang."Harga yang lumayan mahal untuk hanya melihat patung" pikirku. Aku berharap semoga anak-anakku senang, jadi bayar agak mahalpun tak terlalu rugi. *dasar pikiran emak-emak pelit :P.
Sampailah kami di halaman parkiran yang penuh sesak oleh mobil dan manusia. Beberapa bis-bis rombongan darmawisata sekolah tampak menghalangi beberapa jalur parkiran. Dan bisa diduga, pasti ini rombongan bis dari Jawa. Benar saja, ratusan anak-anak SMP dan SMA saling berbicara dalam bahasa jawa, sangat familiar bagiku, serasa ada di Jogja.. Hehe..
Kami segera bergegas menaiki anak tangga, menuju lokasi patung GWK berada, yaitu di Plaza Wisnu, tempat patung wisnu setengah badan tanpa lengan berada, dan Plaza Garuda, tempat patung kepala garuda berada. Lokasi patung-patung itu memang tersebar, karena sebenarnya patung GWK tersebut belum jadi, disebabkan kekurangan dana. Jadi antar bagiannya masih terpisah-pisah, dan ada beberapa bagian yang belum sempat dibuat. Rencananya bagian-bagian tersebut akan digabungkan menjadi patung Garuda Wisnu Kencana raksasa, yaitu sebuah patung garuda yang dikendarai oleh Dewa Wisnu. Aku membayangkan jika proyek ini berhasil, pasti patung itu sangat megah tak kalah dengan patung Liberty di New York. Sayangnya proyek ini terhenti, dan kita harus puas dengan hanya menikmati potongan-potongannya saja, dan tak lupa berpose narsis di depannya, sebagai bukti bahwa "Hey, aku lagi di Bali loh.." :D.
Eh, tapi tunggu dulu, jangan dikira berfoto narsis di depan GWK itu mudah, kalau pengunjungnya ramai sekali begini. Baru mau bergaya, memamerkan senyum termanis sepanjang masa.. "Yak.. Tahaaan..", tiba-tiba "Permisi.. Maaf.. Excuse me..", orang-orang lalu lalang dengan seenaknya membuyarkan konsentrasi berpose..haduuuh.. Maksud hati ingin mendapatkan foto dengan background GWK, tapi yang didapat malah foto diri yang lagi manyun terjebak di lautan manusia.
Menyerah.. Aku menyerah karena usahaku mendapatkan foto terbaik harus menemui kekecewaan berkali-kali, sampai akhirnya senja datang. Dan orang-orang satu per satu mulai meninggalkan area tersebut, seiring dengan tenggelamnya matahari. Tapi justru karena itulah kami masih bertahan. Di saat pengunjung sudah mulai sepi, tentu kami lebih leluasa menikmati. Ternyata suasana sunset di GWK sungguh indah. Matahari yang tenggelam di balik tebing-tebing yang berada di seberang patung garuda, memberi warna semburat orange kekuningan di langitnya. Sayup-sayup terdengar alunan musik bali, menambah suasana magis senja itu. Dan mengingatkanku bahwa "Aku benar-benar ada di Bali".
Hari mulai malam, dan matahari telah digantikan oleh rembulan yang bersinar terang. Aku baru ingat "Oh, iya.. Malam ini kan fullmoon, pantas aja bulannya sangat indah". Buru-buru suamiku mencari posisi untuk mengabadikan bulan purnama yang cantik itu. Akupun menghampiri suamiku yang sedang asyik memotret. Melihatku datang, dia menurunkan kameranya dan melingkarkan lengannya di pinggangku. Kami berdua menatap rembulan yang indah itu. Aku berbisik "Menikmati bulan purnama di pulau dewata.. Romantis ya pa..". Dan suamiku tersenyum penuh arti. Hening.. Serasa dunia milik berdua. Tiba-tiba.. "Mamaaa! Buruan pulaaang.. aku capek niih!" teriakan Ariq membuyarkan semuanya. -___-
bersambung ke...
Jarak tempuh ke GWK memang lebih dekat, namun kemacetan membuat perjalanan kami menjadi lebih lama. Menjelang senja barulah kami sampai ke tempat tujuan. Sampai di pintu gerbang, kami membayar tiket masuk yang ternyata lebih mahal dari biasanya. Mungkin karena musim liburan, atau memang karena sudah naik harganya. Harga tiket yang biasanya Rp 25.000/orang, menjadi Rp 30.000/orang."Harga yang lumayan mahal untuk hanya melihat patung" pikirku. Aku berharap semoga anak-anakku senang, jadi bayar agak mahalpun tak terlalu rugi. *dasar pikiran emak-emak pelit :P.
GWK di kala senja |
Kami segera bergegas menaiki anak tangga, menuju lokasi patung GWK berada, yaitu di Plaza Wisnu, tempat patung wisnu setengah badan tanpa lengan berada, dan Plaza Garuda, tempat patung kepala garuda berada. Lokasi patung-patung itu memang tersebar, karena sebenarnya patung GWK tersebut belum jadi, disebabkan kekurangan dana. Jadi antar bagiannya masih terpisah-pisah, dan ada beberapa bagian yang belum sempat dibuat. Rencananya bagian-bagian tersebut akan digabungkan menjadi patung Garuda Wisnu Kencana raksasa, yaitu sebuah patung garuda yang dikendarai oleh Dewa Wisnu. Aku membayangkan jika proyek ini berhasil, pasti patung itu sangat megah tak kalah dengan patung Liberty di New York. Sayangnya proyek ini terhenti, dan kita harus puas dengan hanya menikmati potongan-potongannya saja, dan tak lupa berpose narsis di depannya, sebagai bukti bahwa "Hey, aku lagi di Bali loh.." :D.
Eh, tapi tunggu dulu, jangan dikira berfoto narsis di depan GWK itu mudah, kalau pengunjungnya ramai sekali begini. Baru mau bergaya, memamerkan senyum termanis sepanjang masa.. "Yak.. Tahaaan..", tiba-tiba "Permisi.. Maaf.. Excuse me..", orang-orang lalu lalang dengan seenaknya membuyarkan konsentrasi berpose..haduuuh.. Maksud hati ingin mendapatkan foto dengan background GWK, tapi yang didapat malah foto diri yang lagi manyun terjebak di lautan manusia.
GWK yang penuh manusia |
fullmoon yang cantik |
bersambung ke...
fotonya yang pertama.. sungguh ciamik.. :)
ReplyDeleteiyaa.. keren ya sunsetnya.. :D
Deleteendingnya bikin shockkk.... baru mau merasakan membaca suasana ronantisnyaaa, tapi teriakan pengen pulang itu membuyarkan semuanya hahaha...
ReplyDeletebegitulah klo mo romantis2an bawa anak.. banyak kejadian tak terduga.. hihihi
DeleteMbak...kayaknya tiket Gwk mmg udah naik tuh. pas saya ke sini bukan musim liburan HTM juga 30 rb. teman saya bilang, mahal nian HTm hanya utk lht patung duang...
ReplyDeleteEh, saya nyobain foto sambil lompat tp gak dapet utk tepat pas di udara di jepret. Mau diulang-2, gak enak diliatin oleh orang-2...hehehhe
wah emang udah naek ya, jgn2 thn depan tambah mahal lg ya..
Deleteseru tuh bisa lompat2an. Kami jg sempet pose pk lompat2, cuek aja diliatin org. Paling mrka komen "dasar keluarga narsis".. haha..
belom pernah kesana :( kayanya liburan seru banget tuh kalau kesana
ReplyDeleteayo kpn2 ke GWK.. ga cm liat patung kok.. di sini banyak jg yg menarik. Apalagi klo ga lg penuh org, bs lbh nyaman :)
Deletepengen sih tetapi uangnya lagi diapaki untk kebutuhan yang lain, bayarin dong :p
Deletesama donk.. aku bayarin ke ragunan aja ya.. hihihi..
Deletebhuahahaha...emg enak romantisan klo ada anak...buyaaarrrr hihihi
ReplyDeletehuhuuuu.. iya nih.. anak2 emang ga ngerti klo mama papanya mo mesra2an.. halah.. hihi..
DeleteSayang priyek GWK-nya gagal ya... coba kalau berhasil, pasti keren tuh.
ReplyDeleteiya pasti megah bgt ya.. eh tp siapa tau nanti proyeknya dilanjutin lg, klo ada dana
Deletewah bisa langsung foto dengan background kepala burung garuda. Emang dapat info darimana mbak kalau proyek gwk berhenti. Bukannya masih akan tetep diteruskan kalau dananya ada. Sayang sekali kalau terhenti.
ReplyDeletektnya sih berhenti krn kekurangan dana. Tp mgkn klo dananya udah ada bisa diterusin lg ya. Semoga..
DeleteCerita Mbak Cova seru banget dan ending-nya tidak tidak bisa ditebak :D.
ReplyDeleteSaya belum pernah ke sana, tapi jika melihat besarnya patung kepala Garuda pada gambar, sepertinya patung ini akan menjadi patung yang sangat megah jika kelak diselesaikan. Semoga saja.
ya begitulah klo jln2 ma anak, pasti ada2 aja :D
Deleteiya, semoga kelak proyeknya berhasil dituntaskan, tp memang butuh dana yg besar
hehe ariq nih manggil2 mama sma papanya... kan lgi romntis2nya.. hehe
ReplyDeletehaha.. iseng banget ya, ariq gangguin aja.. :P
Deleteklo jalan2 jgn ajak anak2 mbak..ganggu kromatisan aja..hihi #kaburrr (tkut dikroyok mbak cova)
ReplyDeleteouu iya ya, bener jg.. klo gt, gmn klo anak2 aku titipin YouRha aja.. hahaha.. :P
Deletemenikmati sunset di GWK memang menghadirkan suasana yang lebih syahdu...selamat menyambut bulan suci Ramadhan..mohon maaf lahir batin :)
ReplyDeletesama2 mas, maaf lahir batin ya. selamat menjalankan ibadah puasa ya.. Makasih loh udah ikut meramaikan blogku ini.. hehe :)
Deletesekalian mampir ke Lombok kagak mba,soalnya tanggung ke Bali doank :D
ReplyDeletejiaaah.. ini mlh manas2i.. :P
DeleteAku kan pengen bgt ke lombok, tp waktu 'n duitnya ga cukup.. haha.. *curcol*
hihihi... pdhl momennya udah pas ya.. full moonnya cantik bgt :D
ReplyDeleteiya ya.. udah pas bgt.. tp ada faktor lain di luar dugaan yg mengganggu.. hihihi :P
Deleteyang penting sudah bisa menikmati senja di GWK...
ReplyDeletekapan kapan kesana lagi
iyaa..semoga ada kesempatan kesana lg :D
DeleteDija belom pernah ke GWK tante...
ReplyDeleteBaby Dija yg cantiiik.. ayo ajak tante Elsa ke GWK.. hihi..
Deleteeh patung kepala burungnya masih segitu saja ya rupanya...
ReplyDeletedulu pas 2008 ke sana kayaknya juga segitu...
:P
abis ga pernah dikasih makan sih, jd ga tambah gede.. haha.. :P
Delete