Bosan Jadi Pegawai
Berangkat ke kantor dari jam 6 pagi, pulang kantor jam 7 malam. Begitu setiap hari. Belum lagi di kantor dijejali beban kerja yang tinggi yang sangat menguras energi fisik dan mental. Ditambah lagi dengan lalu lintas di perjalanan yang selalu macet dan makin menambah stres saja. Sesampainya di rumah, aku tak bisa leyeh-leyeh begitu saja. Segala urusan rumah tangga dan anak-anak siap menunggu untuk kutangani. Beginilah kondisiku sehari-hari sebagai wanita bekerja sekaligus ibu rumah tangga. Alhamdulillah sejauh ini dapat aku jalani, walaupun dengan kemampuan yang terbatas. Tapi meskipun begitu, aku sering mengalami kebosanan atas berbagai rutinitasku itu. Rasanya diri ini disetir dan diprogram untuk melakukan hal-hal yang itu-itu saja, tanpa kebebasan sejenak untuk menjalanin kesenangan pribadi, dan menjalani hal-hal yang aku senangi.
Sering aku merenungi apa yang aku kujalani kini. Alhamdulillah aku punya pekerjaan, bisa menafkahi anak-anakku dengan cukup, bisa sesekali mengirim uang untuk orang tua dan adikku. Tidak jarang beberapa orang iri dengan yang aku raih sekarang. Tapi tidak tahukah mereka bahwa yang aku jalani ini memaksaku untuk mengorbankan sesuatu yang berharga yaitu freedom, time and passion. Freedom adalah kebebasanku, karena sebagai pegawai aku harus mengikuti segala aturan yang ada, termasuk waktu kerja. Telat sedikit saja gaji dipotong. Sedangkan kalau bekerja sampai lewat waktu tak diberi reward. Tidak adil memang. Time adalah waktuku bersama anak-anakku. Bisa dibayangkan dari dini hari hingga malam hari aku di luar rumah, pasti waktu untuk bersama anak-anak sangat sedikit. Passion adalah hasrat dan gairah untuk mewujudkan impianku. Karena pekerjaan yang aku jalani sekarang bukanlah passionku.
Terpikir olehku untuk mengundurkan diri dari pekerjaan demi mengembalikan freedom, time and passionku. Tapi untuk mundur tentu saja tidak semudah yang dibayangkan. Terutama faktor finansial yang pasti akan berkurang karena tak ada lagi income yang aku hasilkan. Mau tak mau hal ini pasti mengganggu kestabilan rumah tangga. Bagiku mungkin mudah untuk menyesuaikan diri hidup pas-pasan. Tapi bagi anak-anak tentu itu sangat sulit.
Karena itu aku ingin merintis usaha sendiri agar di saat aku resign nanti, aku punya pegangan. Tapi sampai sekarang memang belum ada yang aku jalani serius. Pernah beberapa kali karena diajak teman, aku ikut bisnis semacam MLM. Dan beberapa kali terbengkalai begitu saja. Mungkin karena tak ada passion di bidang ini. Pernah juga aku membantu temanku dagang baju muslim untuk anak-anak. Tapi proses kulakannya benar-benar merepotkan. Dan aku kapok menjalaninya. Mungkin karena cuma membantu, jadi masalah bagi keuntungan juga tak jelas. Menjadi penjual bantal juga pernah, dan tidak laku. Akhirnya bantalnya aku pakai sendiri..hehe..
Setelah aku gagal dengan bisnis yang berhubungan dengan perdagangan barang, aku mulai berpikir, mungkin aku lebih berbakat di bidang penjualan jasa. Waktu kuliah dulu, aku pernah menjadi guru les privat, dan alhamdulillah hasilnya lumayan. Aku cukup laris di masa itu. Aku bisa menabung, beli baju buat sendiri dan buat adikku, beli tiket pulang kampung, dan bisa mentraktir teman-temanku. Sepertinya aku cukup berbakat di bidang ini. Mengingat keberhasilan itu, aku berniat ingin bisa kembali menjalaninya dengan lebih serius. Tapi bukan berbentuk les privat yang datang ke rumah. Rencananya aku akan membuka tempat les di rumahku. Untuk awalnya aku akan membuka les baca, tulis, dan hitung untuk anak-anak yang akan masuk SD. Kupikir pangsa pasarnya cukup lumayan karena sebagian besar warga komplekku adalah pasangan usia muda yang anak-anaknya masih kecil-kecil, antara usia TK dan SD. Selain itu bisnis ini tak membutuhkan modal uang yang banyak. Paling hanya untuk menata salah satu ruangan di rumah sebagai tempat belajar mengajar. Selebihnya hanya modal ilmu, mental, kesabaran, dan kecintaan pada anak-anak. Semoga rencanaku ini bukan hanya jadi wacana saja.
Sering aku merenungi apa yang aku kujalani kini. Alhamdulillah aku punya pekerjaan, bisa menafkahi anak-anakku dengan cukup, bisa sesekali mengirim uang untuk orang tua dan adikku. Tidak jarang beberapa orang iri dengan yang aku raih sekarang. Tapi tidak tahukah mereka bahwa yang aku jalani ini memaksaku untuk mengorbankan sesuatu yang berharga yaitu freedom, time and passion. Freedom adalah kebebasanku, karena sebagai pegawai aku harus mengikuti segala aturan yang ada, termasuk waktu kerja. Telat sedikit saja gaji dipotong. Sedangkan kalau bekerja sampai lewat waktu tak diberi reward. Tidak adil memang. Time adalah waktuku bersama anak-anakku. Bisa dibayangkan dari dini hari hingga malam hari aku di luar rumah, pasti waktu untuk bersama anak-anak sangat sedikit. Passion adalah hasrat dan gairah untuk mewujudkan impianku. Karena pekerjaan yang aku jalani sekarang bukanlah passionku.
Terpikir olehku untuk mengundurkan diri dari pekerjaan demi mengembalikan freedom, time and passionku. Tapi untuk mundur tentu saja tidak semudah yang dibayangkan. Terutama faktor finansial yang pasti akan berkurang karena tak ada lagi income yang aku hasilkan. Mau tak mau hal ini pasti mengganggu kestabilan rumah tangga. Bagiku mungkin mudah untuk menyesuaikan diri hidup pas-pasan. Tapi bagi anak-anak tentu itu sangat sulit.
Karena itu aku ingin merintis usaha sendiri agar di saat aku resign nanti, aku punya pegangan. Tapi sampai sekarang memang belum ada yang aku jalani serius. Pernah beberapa kali karena diajak teman, aku ikut bisnis semacam MLM. Dan beberapa kali terbengkalai begitu saja. Mungkin karena tak ada passion di bidang ini. Pernah juga aku membantu temanku dagang baju muslim untuk anak-anak. Tapi proses kulakannya benar-benar merepotkan. Dan aku kapok menjalaninya. Mungkin karena cuma membantu, jadi masalah bagi keuntungan juga tak jelas. Menjadi penjual bantal juga pernah, dan tidak laku. Akhirnya bantalnya aku pakai sendiri..hehe..
Setelah aku gagal dengan bisnis yang berhubungan dengan perdagangan barang, aku mulai berpikir, mungkin aku lebih berbakat di bidang penjualan jasa. Waktu kuliah dulu, aku pernah menjadi guru les privat, dan alhamdulillah hasilnya lumayan. Aku cukup laris di masa itu. Aku bisa menabung, beli baju buat sendiri dan buat adikku, beli tiket pulang kampung, dan bisa mentraktir teman-temanku. Sepertinya aku cukup berbakat di bidang ini. Mengingat keberhasilan itu, aku berniat ingin bisa kembali menjalaninya dengan lebih serius. Tapi bukan berbentuk les privat yang datang ke rumah. Rencananya aku akan membuka tempat les di rumahku. Untuk awalnya aku akan membuka les baca, tulis, dan hitung untuk anak-anak yang akan masuk SD. Kupikir pangsa pasarnya cukup lumayan karena sebagian besar warga komplekku adalah pasangan usia muda yang anak-anaknya masih kecil-kecil, antara usia TK dan SD. Selain itu bisnis ini tak membutuhkan modal uang yang banyak. Paling hanya untuk menata salah satu ruangan di rumah sebagai tempat belajar mengajar. Selebihnya hanya modal ilmu, mental, kesabaran, dan kecintaan pada anak-anak. Semoga rencanaku ini bukan hanya jadi wacana saja.
NB:
Maaf ya jeng Popi.. postingannya jadi lebih dari satu paragraf, soalnya sekalian numpang curhat.. hehe.. Anggap saja yang diikutsertakan GA yang paragraf terakhir saja. Semoga tetap berkenan ya.. :)
Disyukuri aja nyonya,karena disatu sisi banyak orang yang mau kerja malah ga dapet pekerjaan. :)
ReplyDeleteiya..aku bersyukur kok.. krn di luar sana msh banyak para pengangguran yg msh galau tak ada penghasilan :D
DeleteSome times, I felt so bored too..#TOS
ReplyDeleteHehehe...pengennya juga pny usaha sendiri, tpi msh blm ada gambaran. JD yg bisa dilakukan sekarang msh dalam rangka investasi pasif, berharap nanti bs jd modal usaha.
Yukkk...semoga rencananya bisa terealisasi ya Mbak..
#TOS#
Deletebukannya kita tak bersyukur ya say.. tp memang rasa bosan itu sering kali tak bisa dihindari. Lebih nyaman memang kalau punya usaha sendiri.
Aminn.. yuk sama2 berusaha.. moga rencana jeng Ririe kelak tercapai jg ^^
kenapa hanya dirimu seorang. Suamimu kemana?
ReplyDeletesungguh aku kagum dengan semangat dan tindakan yg sudah dicoba
suamiku ada kok, lg sibuk jd pegawai.. hehehe..
DeleteKrn nasib memang hrs diperjuangkan toh. Klo kita mau nasib berubah ya kita hrs berani berusaha. Yah walaupun blm kliatan hasilnya :D
Makasih ya ^^
itulah pilihan-pilihan hidup ya mbak ada untung,rugi dan resiko, pilihan sempurna barangkali mustahil, solusinya barangkali dengan bersyukur dengan apa yang ada apapun kekurangannya insyaalloh akan timbul rasa ihklas untuk ngejalaninya, btw semua pilihan terserah pada mbaknya semoga akhirnya menjadi pilihan yang akan membahagiakan.
ReplyDeleteAminn. Makasih ya sarannya. Memang kita hrs mensyukuri apa yg didpt sekarang dgn menjalaninya sebaik2nya. Krn apa yg aku raih skrg, jg merupakan buah dr pilihanku di masa lalu. Tapi tetap berusaha meraih impian utk masa depan :)
Deleteenaknya sih jd pengusaha...
ReplyDeletega apa-apa walaupun cm kecil2an..
namun tdk mengikat dan semuannya tergantung dari niat dan inisiatif kita..
:)
nah aku setuju ma Dihas..
DeleteSkrg cari modalnya dulu untuk usaha sndri nanti.. hehe.. :D
Kejarlah akhiratmu,tapi jangan lupakan duniamu.
ReplyDeleteSelamat berusaha,hehe SEMANGAT!!
makasih supportnya ya.. smoga smangatnya ga luntur ya..
Deletesmoga sukses jg buat km ^^
Iya..yg diikutsertakan yang paragraf terakhir! Yg pertama sampe keempat itu anggap saja prolog..hehe
ReplyDeletebtw..kok keluhannya sama samaku sih mbak? dilema Ibu bekerja mungkin sama semua ya? Saya juga kepikiran resign. tapi kok berat hrs kehilangan income? Itulah kenapa saya coba2 ikutan Oriflame via dbc network. Lumayan kalo diseriusin, insyalloh sukses.
Terus mengenai rencana mbak buka les, boleh juga tuh! Adik iparku buka usaha les juga. Terus kalo udah banyak peminat, ntar mbak bisa buka usaha tambahan juga ..misalnya jual buku cerita, baju anak, mainan anak... ***otakbisnisjalanterus***
asyiik.. jd jg aku ikut GA.. hihihi..
Deletewah, tos dulu ah kalau gt.. hehe.. Memang dilematis ya. Beginilah suka dukanya jd ibu bekerja. Aku ikut seneng kalau ada yg bisnisnya sukses kek Jeng Popi ini. Smoga lancar 'n maju terus ya say..
Idenya oke bgt tuh. Jadi makin smangat nih mo buka les2an. Sapa tau bisa laris trus bisa buka cabang dimana2.. Apalagi klo bs merambah ke bisnis lain.. uhuy bgt ya..hihihi..
Kalau boleh saya sarankan sih begini:
ReplyDelete1.Hidup harus mensyukuri, itu kunci utama..Menjadi Pegawai itu Rahmat, karena banyak org yg ingin jadi pegawai lewat test gak juga lulus, maka anda termasuk org pilihan, berarti lebih baik dari mereka.(Syukurilah)
2. Memang selain Pegawai Kalau bisa kita Punya Bisnis sendiri sebagai BOSS, dan bisa memiliki anak buah sehingga kita hanya mengatur saja, disamping punya dan membuka cabang dimana-mana........
3. Kalau begitu saya juga setuju dengan keinginan mbak covalimawati utk melakukan usaha LES...Yg penting serius dan IKhlas........Kareba bagaimanapun juga Hambatan, tantangan, Ancaman dan Rintangan tetap saja ada,tinggal sikap kita yg harus mampu dalam Menghadapinya....hehe..(kok panjang banget sih). cukup yah .Terima kasih
jangan lupa mampir yah..
waah.. seneng deh dpt komen panjang begini. Apalagi saran2nya menentramkan.. hehe. Makasih bgt ya.
DeleteMemang kadang kala lupa bersyukur, pdhl lebih beruntung dr orang lain (makasih udah diingatkan).
Betul sekali setiap usaha pasti ada hambatannya, dan seharusnya tidak menyerah bgitu saja. Apapun usahanya klo ditekuni InsyaAllah bs berhasil ya.. :)
Ya ... sebagai sahabat saya hanya bisa menyarankan dan sekedar berbagi pendapat, semoga kita tidak terlalu jauh berfikir, cukuplah dengan mensyukuri nikmat Allah dari yg sudah ada, yg Penting Bagaimana Kita bisa Mengatur waktu, Tenaga, pikiran, dan Kesempatan.....
DeleteDemikian semoga sukses ya mbak....
Terima kasih
wasalam....}
makasih lagi ya.. semoga ttp slalu bs bersyukur atas nikmat yg sudah didpt :)
Deleteya....saya juga begitu, mengucapkan lagi terima kasih...
Deletekarena di blog ini juga saya banyak belajar, dan artikelnya banyak memiliki makna serta lika liku kehidupan...hehe..
wah aku jd tersanjung.. pdhl tulisanku asal2an begini. Syukurlah kalau bs bermanfaat :D
DeleteEntah aku sendiri gak tahu...kenapa sering mampir di Blog ini yah...padahal gak pernah di Undang,...yang jelas semua artikel di sini cocok sekali dengan selera saya, sehingga setiap saya membaca rasanya asyik... gitulah...sampai kadang^ bisa lupa dengan Blog yang lain ...???
DeleteKalau tulisan sangat Rapi, Bagus, bahkan Isinya membuat saya suka dan tertarik..bahkan bermanfaat....Gitu loh...
Terima kasih yah...
makasih juga ya..
Deletekomennya bikin aku makin semangat ngeblog.. :)
smoga kedepannya tulisanku lebih bagus lg
hehe..
Butuh pengorbanan yang luar biasa untuk "keluar" dari zona mafan, dan keputusan untuk berhenti dari suatu karir atau pekerjaan tetap harus dipikir masak masak dengan mempertimbangkan banyak hal termasuk keluarga dan anak anak. Harga kebebasan memang tidak ada nilainya namun sebaiknya dipertimbangkan dengan matang dengan resiko terukur.
ReplyDeleteIya mas. Butuh keberanian, tapi bukan sekedar berani aja. Tapi jg hrs tau resikonya. Keknya klo soal bisnis2an mas Asep ini banyak ilmunya. Makasih ya ^^
Deletejadi pengangguran aja..hahaha
ReplyDeletepengangguran yg banyak duitnya kalo bisa.. hahaha
Deletehidup di zaman sekarang memang pilihan..dan saat memilih berarti ada yang harus dikorbankan..yang penting tetap semangat. dan semoga sukses dalam lomba :)
ReplyDeletebetul2. Hidup adalah pilihan. Dan tiap pilihan pasti ada resikonya.
Deleteiyaaah.. smangat!!!
Makasih ya.. ^^
okkeeee....salam Ramadhan :)
Deletesalam ramadhan jugaa... ^^
DeleteSebelum komentar, sini aku pijitin dulu....*pijit-pijit*
ReplyDeleteMudah2an usaha lesnya berjalan lancar ya saaaay, tapi jangan sampai lupa, buat usaha pasti lebih menguras tenaga dan waktu dari sebelumnya. Insya Allah, jika berjalan lancar, cova bisa resign dan meraih mimpi2nya. Amin!
Sukses GA-nya yaaaa!
uenak tenan pijitannya say.. mpe liyer2.. haha..
Deleteiya ya.. pasti ga mudah untuk memulai sesuatu yg baru. Tapi klo mau usaha Allah pasti memberi jalan.. Amin.. Makasih ya.. :)
Betul. Lebih baik berbisnis saja ^ ^
ReplyDeleteSukses for the GA
iya ya.. smoga bisa bisnis sndri :D
Deletemakasih ya ^^
semoga segera terlaksana rencananya ya..
ReplyDeleteaminn.. makasih doanya yaaa... :)
Deletesyukuri apa yang ada ajh :D
ReplyDeleteiya..betul.. :D
Deletecoba-coba jadi freelancer mba. freelancer buat nulis artikel juga. biasanya blog-blog luar negeri nyediain pekerjaan itu, bisa dikerjain dari rumah
ReplyDeleteouu gt ya.. menarik jg ya. Tp aku ga pede, coz bhs inggrisku berantakan.. hehe
Deleteada Google Tranlate mba :)
Deletekalo ga salah, di kompas ada lowongan freelancer. boleh tuh dicoba
wah makasih infonya ya.. ntar aku liat2.. :)
DeleteYg penting bosennya jgn tiap hari. Walau bosen tp dibayar kan?
ReplyDeleteHehe..
Alhamdulillah.. walopun bosen tp ttp kerja, jd ttp dibayar.. :D
DeleteAku daftar duluan deh kalo mbak cova jadi buka tempat les hehehe
ReplyDeletewah asyiiik.. dah lgsg dpt pelanggan nih.. hihihi..
DeleteBu guru, ajarin dong niar belajar yaa :D
ReplyDeleteayuk ayuk.. aku seneng klo muridnya manis gini.. haha..
Deletehahahaha saya mau jadi Gurunya Niar aja ya.
Deletewaduh udah ada yg ndaftar jd gurunya nih.. hihihi..
Deletemoga brjalan lancar mbak privatny...
ReplyDeletesama mbak, saya baru mnikah, tp uda kpikiran untuk resign, cuma ya gitu klw mikirin finansial jd ragu... Jd mulai 1 minggu yg lalu saya mncoba ikut2 bisnis online, moga hasilnya lumayan, jadi kalau da punya anak d rumah aj...
Niat uda bulat buat resign tapi terkadang hati bergejolak, sebuah pilihan susah jika menggunakan hati untuk menakar niat tulus dari hati untuk berubah lebih baik.
ReplyDelete