Trip Gunung Padang (2): Jelajah Situs Megalitikum

 
Cerita sebelumnya ada di sini

Gemiris mulai turun lagi, kamipun bergegas melanjutkan perjalanan ke Situs Gunung Padang. Jalan yang kami lalui masih sama kondisinya, berkelok-kelok dan berlubang. Dan di kanan kiri jalan terbentang perkebunan teh yang luas. Sungguh indah dan menyejukkan mata. Tak berapa lama sampailah kami di Situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Sebuah situs megalitikum yang terbesar di Asia Tenggara. Dan gerimis belum juga reda. Namun kami memutuskan untuk tetap naik ke bukit tempat situs megalitikum itu berada. Ah cuma gerimis ini, paling sebentar lagi reda, pikir kami.

Dengan semangat 45, kami berbekal payung dan tentu saja kamera, menaiki setiap anak tangga, yang jumlahnya mencapai 700 anak tangga! Wow! Nggak kebayang pegelnya. Sebenarnya ada jalur lain yang jumlahnya hanya 400 anak tangga. Namun treknya lebih susah, licin, curam, dan terjal. Kami yang jiwa juangnya kurang militan, memilih trek memutar saja. Biar lambat asal selamat.. Hehehe..


tangga asli yang terjal dan berliku
tangga buatan
Sebenarnya apasih situs megalitikum itu? Ah, paling cuma lihat batu-batu doank. Eh tapi batu-batu yang ini bukan sembarang batu. Batu-batu andesit besar ini semuanya berbentuk limas persegi memanjang, yang membentuk sebuah bangunan. Katanya dulu batu-batu ini tersusun berdiri, tapi karena pengaruh cuaca dan waktu, beberapa batu mulai tertidur, alias roboh. Beberapa ahli ada yang berpendapat bahwa bukit tempat batu-batu itu berada sebenarnya adalah sebuah piramida. Mereka meyakini bahwa di bawah permukaan bukit itu terdapat sebuah ruangan. Benar atau tidak, sampai sekarang riset masih terus dilakukan. Wah, kalau benar itu sebuah piramida, perlu segera dilakukan penggalian. Aku membayangkan Indonesia punya piramida yang lebih megah dari piramida di Mesir. Di dalam piramidanya ada muminya juga nggak ya? Hehe..malah ngayal.

situs megalitikum

Ah, khayalanku buyar karena air hujan yang turun makin deras. Padahal kami belum juga selesai menempuh semua anak tangga. Di sela-sela nafas yang ngos-ngosan, kami harus mempercepat langkah mencari tempat untuk berteduh. Untunglah di atas bukit itu, ada semacam saung dan menara. Sambil menunggu hujan reda, kami menikmati pemandangan batu-batu andesit itu dari menara. Hujan membuat suasana situs semakin mistis, redup namun tetap indah. Pemandangan alam di sekitar bukit itu tak kalah elok. Tak sia-sia aku bersusah payah menaiki ratusan anak tangga dan diguyur hujan begini. Namun hujan tetap saja menghambat langkahku. Aku jadi tak leluasa mengeksplore situs ini. Dan yang paling penting, aku tak puas bernarsis ria.

Tapi apapun kondisinya, sebuah perjalanan harus dinikmati. Memang cuaca di gunung padang saat ini sangat moody, layaknya anak ABG yang emosinya tak tertebak. Sebentar-sebentar hujan, sebentar-sebentar reda, hujan lagi, terus reda lagi. Seperti itu berkali-kali. Dan sebagai traveler yang berjiwa dewasa, aku harus mampu menyesuaikan moodnya. Saat hujan reda aku manfaatkan untuk berkeliling bersama seorang pemandu. Dengan logat sundanya yang kental, dia menjelaskan berbagai mitos dan sejarah keberadaan situs ini. Ada satu yang kuingat jelas, saat pak pemandu menunjukkan sebuah batu yang disebut sebagai batu pandang. Saat duduk di batu pandang ini, kita bisa memandang kearah gunung gede pangrango. Karena itulah bukit ini dinamakan Gunung Padang, yang berasal dari kata Gunung Pandang. Selain itu masih banyak batu-batu unik lain, ada batu gong, batu gamelan, batu duduk, batu lumbung, bahkan ada batu dengan bekas tapak kaki harimau.
memandang gunung gede pangrango #bukanfotoPrewedding
Sayang hujan mulai turun lagi lebih deras, dan memaksa kami menghentikan kegiatan eksplorasi. Ya sudah, tak apalah, mau bagaimana lagi. Rencananya setelah ini kami melanjutkan perjalanan ke curug Cikondang, curug dengan debit air yang sangat besar. Tapi dengan kondisi hujan deras begini, rasanya cukup mengkhawatirkan mengingat kondisi medannya yang cukup sulit dilalui.

Bagaimana selanjutnya? Jadikah kami ke curug cikondang? Simak terus kisah ini di postingan berikutnya, hanya di Runaway Diary ^^

Bersambung ke Trip Gunung Padang 3..

 *Tulisan ini dibuat dalam rangka meramaikan #7HariMenulis dari @birokreasi*

Comments

  1. ikutan mandang gunung pangrango ahhhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh ada org ketiga nih.. ngganggu ajah.. wkwkwk :P

      Delete
    2. Kalau yang gangguin mba Cova saya malah senang
      Hihihihihie

      Delete
    3. aku mo gangguin ah.. minta ditraktir pecel lele.. hahaha

      Delete
  2. Kayaknya tempat ini udah pernah masuk TV ini :)

    Enak juga ya pemandangan dan situasinya sejuk sambil melihat jejak-jejak zaman kerajaan dahulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ouu.. aku mlh blm pernah liat di tipi

      sejuk 'n basah krn ujan.. hehehe..

      Delete
    2. Situs Megalitikum ini sering saya baca di buku buku sekolah jaman saya SD dahulu, dan sudah tidak pernah baca dan atau dengar lagi di masa sekarang. Jadi tau deh keberadaan situs terbesar ini di Cianjur, wah keren keren mba Cova

      Delete
    3. ouu.. emang di pelajaran SD ada ya? <<< ketauan ga suka plajaran sejarah :D

      Delete
  3. Woww ternyata masih ada ya situs-situs begini, asli batu-batunya keren banget tuh, dan jumlahnya juga banyak banget..

    700 anak tangga Mbak? ckck.. gak bisa bayangin pegelnya minta ampun! Di Bromo aja yang tangganya cuma 200 sekian aja capeknya sudah minta ampun :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa.. msh ada loh situs2 sperti ini di t4 laen di Indonesia

      Puuegeeel.. ngos2an bgt deh
      yg 400 anak tangga mlh lbh susah lg. Tp lbh cepet sampe sih :D

      Delete
  4. pernah nonton Indigo di Trans TV yg make ini sbagai tempat syuting. kalo kata anak indigo, tempat ini dulunya dijadikan tempat pemujaan mistis oleh orang-orang jaman dulu

    ReplyDelete
    Replies
    1. ouu gt.. tapi memang nuansa mistisnya kerasa bgt loh
      apalg saat mendung berkabut gt

      Delete
  5. keren dan kompak,,,persahabatan yg manis :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mimi.. ^^
      ciiee.. yg udah resign.. bisa sering jln2 donk mi.. hihihi

      Delete
  6. wuah, padahal aku mau nanya "itu foto pre wedding?" XD

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku tauu, pasti bakal ada yg nanya kek gitu. Makanya dikasih hastag.. haha..

      Delete
  7. situs megalitikum itu menggambarkan apa ya? kok berantakan gitu fotonya sepertinya dilihat?

    ReplyDelete
    Replies
    1. dulu sih katanya ga berantakan gitu. Posisi batunya smua berdiri rapi. Eh itu katanya loh yaa.. :D

      Delete
  8. Kebayang kalau cuacanya cerah, pasti saat memandang Gunung Gede Pangrango akan tampak lebih indah ya, Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betuul.. Hijaunya bukit, birunya langit dan awan yg cerah

      Delete
  9. 700 anak tangga, lumayan bikin ngos2an buat sy kayaknya.. Tp bagus ya tempatnya, sy baru tau lagi nih ada tmp spt ini.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku jg ngos2an kok.. haha
      tp asyik kok tempatnya, bs gaya2an di batu2 yg unik :D

      Delete
  10. Meski capek pasti seru nih. Hehehe

    ReplyDelete
  11. Jadi pengen cuti, mbak. Etapi ga punya jatah cuti. hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. halaah ga usah cuti.. mbolos aja sehari #eh hihihi :P

      Delete
  12. Stonehengenya Indonesia ternyata lebih banyak batunya! Horreee berarti kita lebih kaya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh masih ada lg loh t4 sperti ini di Indonesia. Berarti lebih2 kaya lg donk :D

      Delete
  13. Seru banget... boleh tau gk kalo dr stasiun lampegan ke gunung padang tuh ada angkutan gak? Kira" brp lama ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berburu Benang Rajut di Pasar Asemka

Jenang Gulo.. Jangan Lupakan Aku

2 Tahun Lebih Kumeninggalkanmu