Pangandaran Pelipur Lara (Part 2)

Pantai Timur Pangandaran, 24 Juli 2011

Aaah segarnya… bersepeda di pagi hari menyusuri Pantai Timur Pangandaran. Di pantai ini terdapat banyak penyewaan sepeda, bentuk dan modelnya pun bermacam-macam, ada yang kecil, ada yang besar, ada pula yang model tandem. Harga sewanya cukup murah, Rp 10.000 untuk yang single, dan Rp 15.000 untuk yang tandem. Selama bersepeda, banyak yang dapat ditemui di pantai ini, selain pemandangannya yang indah, di pinggir pantai ini juga terdapat pasar. Tentu saja para ibu tak kan melewatkan pasar yang satu ini. Pasar ini menjual berbagai macam ikan, dari ikan segar sampai ikan asin. Salah satu yang menarik perhatianku adalah penjual udang dan ikan kecil-kecil yang digoreng krispi. Wah aromanya sangat menggugah selera, cocok sekali buat cemilan atau buat lauk. Langsung deh aku borong.. hehe.. Puas berbelanja ikan, temanku mengajakku mencari ikan jambal dan terasi. Ya ampun jauh-jauh ke Pangandaran kok yang dicari terasi.. -__-. Eits jangan underestimate dulu, katanya terasi di sini kualitasnya nomor satu, apalagi kalau ke pembuatnya langsung. Si ‘pabrik’ terasi dan ikan jambal ini berada tidak jauh dari pasar, hanya selisih beberapa gang saja. Tadinya aku tak tertarik membeli, tapi setelah sampai di sana eh malah mborong lagi… ah dasar emak-emak..


Pantai Barat Pangandaran, 24 Juli 2011

Salah satu keunikan Pantai Indah Pangandaran adalah memiliki dua sisi, timur dan barat. Karena itulah kita bisa menikmati sunset dan sunrise di pantai yang sama, sunset di pantai barat dan sunrise di pantai timur. Kini saatnya mengeksplore pantai bagian barat. Pantai ini lebih banyak pengunjungnya, dan banyak perahu-perahu yang bisa disewa. Dari sini kami naik perahu menuju Pantai Pasir Putih. Sebenarnya jaraknya tidak jauh dari pantai barat, dan bisa ditempuh melalui jalur darat dengan berjalan kaki. Tapi daripada susah payah berjalan kaki, sepertinya lebih cepat dan lebih seru ditempuh dengan perahu. Dasar pemalas.. :D

Sesuai dengan namanya Pantai Pasir Putih, pantai ini memang benar-benar berpasir putih. Putihnya pasir dan birunya laut berpadu dengan indah.  Di sini juga cocok untuk snorkeling, terbukti dengan banyaknya orang yang berenang memakai semacam selang dan kacamata renang. Melihat itu, jadi timbul keinginanku untuk mencoba. Sekali lagi aku tegaskan di sini bahwa aku tidak bisa berenang! Apa bisa snorkeling?. Temanku meyakinkanku “nggak bisa berenang tetep bisa snorkeling kok, kan pakai pelampung, jadi nggak kan tenggelam”. Yosh! Mari kita coba.. kau tak kan bisa tahu kalau tidak mencoba.

Berbekal pelampung dan perlengkapan snorkeling, yaitu kacamata renang berpenutup hidung digabung dengan selang yang harus dimasukkan ke mulut, jadilah aku snorkeling. Hueek.. asin sekali! Lagi-lagi kejadian menelan air terjadi lagi (baca: Pangandaran Pelipur Lara (Part 1)). Ternyata bernafas di dalam air dengan menggunakan mulut itu susah sekali teman! Bukan udara yang masuk tapi malah air laut yang masuk. Boro-boro bisa melihat pemandangan bawah laut, mengatur nafas sendiri saja susah. Belum lagi usahaku untuk mengapungkan diri, kacau sekali. Sepertinya berat bagian atas tubuhku lebih besar daripada bagian bawah tubuhku, alhasil kepalaku tenggelam, tapi kakiku mencuat keatas, dan aku kelabakan menyeimbangkan diri. Benar-benar konyol! Ya sudahlah.. sepertinya aku harus belajar renang dulu sebelum mencoba snorkeling lagi. Dari pinggir pantai aku melihat dengan perasaan iri kearah temanku yang jago berenang, kelihatan menikmati sekali. Saat dia menepi, dia berkata padaku “wah keren ya.. ikannya banyak.. keliatan kan?”. Kujawab “iya.. bagus banget”. Dan itu suatu kebohongan yang besar, sesungguhnya aku tidak sempat melihat pemandangan apapun di bawah air, paling sekilas cuma melihat ganggang yang terdampar. Huhuu.. malu :(.



Cagar Alam Pangandaran, 24 Juli 2011

Tak lengkap rasanya kalau ke Pangandaran tanpa mampir ke kawasan ini. Cagar alam ini seperti hutan, dengan pepohonan besar yang rindang. Sesekali kami pun harus melalui semak-semak yang kadang berduri. Sepanjang jalan, sang pemandu dengan tekun menjelaskan satu per satu tempat-tempat yang kami lalui. Sayangnya aku tidak terlalu tertarik mendengarkan. Aku justru asik berfoto ria, sementara teman-temanku yang lain serius mendengarkan ‘wejangan’ sang pemandu. Jadi maklumlah kalau tidak banyak yang bisa kuceritakan tentang tempat ini. Yang aku tahu kami sempat melalui beberapa buah gua, di antaranya Gua Panggung dan Gua Lanang. Seperti apa guanya? Silahkan lihat saja fotonya ;).




Perjalanan kami di cagar alam berakhir pada sebuah pantai. Ternyata cagar alam ini merupakan jalan tembus ke sisi Pantai Pasir Putih yang lain. Dan di sini pantainya lebih sepi dan tenang. Lagi-lagi kami ditawari untuk snorkeling. Tentu saja teman-temanku menyambut dengan suka cita, terutama yang tadi belum sempat snorkeling. Tapi aku sudah cukup jera dengan pengalaman snorkelingku sebelumnya. Jadilah kali ini aku hanya ikut naik perahu ke spot snorkeling dan duduk manis di perahu. Perjalanan berperahu kami cukup menyenangkan, dan pemandangannya sangat memanjakan mata. Laut biru luas menghampar, dengan karang-karang yang unik, ada yang berbentuk seperti kapal layar, adapula yang berbentuk seperti buaya raksasa.
Pangandaran memang indah, dan menghadirkan banyak petualangan yang belum pernah kualami sebelumnya. Sampai jumpa di petualangan berikutnya :D.






Comments

Popular posts from this blog

Berburu Benang Rajut di Pasar Asemka

Jenang Gulo.. Jangan Lupakan Aku

2 Tahun Lebih Kumeninggalkanmu