The True Love Story *_^ (Part 1)

17 tahun yang lalu..

Kulihat dia pertama kali, berdiri di sudut depan kelasku. Wajahnya dingin dan angkuh , dengan bibir yang menekuk kebawah. Ah dasar senior.. apa maksudnya dia berdiri di situ dengan memasang wajah jutek seperti itu. “Mmm.. siapa ya namanya?” tanyaku dalam hati. Ternyata aku penasaran juga. Ah sebut saja si muka dingin :D.
Hari berikutnya, aku baru tahu nama dia ada didaftar orang yang harus aku mintai tanda tangan. Andi SJ, Jabatan Wakil Ketua OSIS, mmm.. tinggi juga jabatannya, berarti dia cukup populer di sekolah ini. Ok, mari kita lihat apa yang dia bisa.

Ah sebal sekali rasanya melihat antrian pemburu tanda tangan begini. Pasti para senior ini merasa bangga banget, bergaya sok artis, dan dengan seenaknya ngerjain para juniornya. Nah itu dia si muka dingin, mumpung lagi sendirian, aku mintai tanda tangan sekarang aja. Kira-kira aku mau diapain ya?
Huh! Orang ini ternyata benar-benar dingin dan nggak seru sama sekali. Sama senior yang lain aku disuruh macam-macam, eh sama makhluk yang satu ini aku dilirik pun tidak! Dasar si muka dingin!

Beberapa hari kemudian aku dengar kabar dia jadian sama temanku yang juga tetanggaku, Tere. Si Tere itu menurutku bukan sesuatu banget. Kelebihannya hanya karena muka dan sikap menggodanya, ditambah dengan keberanian dia mengenakan baju-baju minim. Dan satu lagi, dia itu pacarnya banyak. Jadi kenapa si muka dingin itu bisa tertarik sama dia? Ternyata semua cowok sama saja, mudah diperdaya. Okelah lihat aja, pasti tak akan bertahan lama.
Kira-kira sebulan kemudian, seperti yang sudah kuduga semula, kisah cinta mereka berakhir. Terlalu singkat memang, dan kabarnya mereka putus karena si Tere punya pacar lain. 

14 tahun yang lalu..

“Coba tebak aku abis ketemu siapa?” tanya teman sekamarku sehabis pulang dari kampus. Ah mana aku tahu, ada-ada saja Diana ini. “Aku liat mas Andi, kakak kelas kita dulu!” kata Diana. Diana ini dulunya sekolah di SMA yang sama denganku, tentu saja dia tahu si muka dingin, eh mas Andi :D. Ternyata kami satu kampus, tapi beda jurusan.

Dan sejak itu Diana sering cerita seputar kegiatan Mas Andi. Maklumlah mereka kuliah di gedung yang sama. Dari Diana pula aku tahu kalau seniorku itu sudah punya pacar. Mereka pasangan yang cukup mencolok karena sering mempertontonkan kemesraan di depan umum. Ih apasih.. paling juga cuma pegangan tangan atau gandengan. Tapi cerita Diana cukup membuatku penasaran. Makanya kami sering melakukan investigasi alias memata-matai mereka, dengan membuntuti mereka pacaran. Semoga saja mereka tak menyadari ulah junior-junior usil seperti kami ini.. hihi.

Tentu saja aksi kami ini cuma sekedar iseng saja. Tapi entah kenapa suatu ketika aku merasakan sesuatu yang beda saat melihat pasangan itu, ada semacam perasaan tertusuk di hatiku. Apakah aku cemburu? Ah tentu saja tidak, kami tak saling mengenal, aku tahu dia, tapi dia tak tahu aku. Mana bisa aku cemburu. Dasar ABG labil! :P. Lebih baik aku memikirkan cowok lain yang lebih jelas saja.

13 tahun yang lalu..

Nasib mempertemukanku dengan si muka dingin lagi di sebuah angkot di terminal Lebak Bulus. Kok angkot sih? Settingnya nggak keren banget ya.. hehe. Jangan dilihat settingnya ya, tapi lihat dong ceritanya..halah.. Ya, di angkot kami bertemu tanpa sengaja. Waktu itu kami sama-sama baru kembali dari liburan di kampung. Dan di angkot itulah pertama kalinya aku berkomunikasi dengan dia secara langsung. Tak kusangka ternyata kami cukup ‘nyambung’, dan kesan dinginnya selama ini menguap sudah. Semua obrolan mengalir begitu saja seolah kami sudah saling mengenal cukup lama.

Aku tak mengharapkan apapun dari pertemuan tak sengaja itu. Aku menganggap itu hanya obrolan biasa sebagai pengisi waktu saja. Apalagi aku sedang patah hati *cie..uhuk.. :D*, rasanya tak ada minat untuk menjalin hubungan dekat dengan cowok lagi. Tapi kuakui pertemuanku dengannya itu cukup menyenangkan, dan rasa penasaranku selama ini cukup terobati :D

“Tadi ada telpon buat kamu, dari cowok, katanya dari Andi” kata Diana malam itu. “Andi siapa ya?” kucoba mengingat-ingat apakah aku punya teman bernama Andi. Maklumlah aku cukup sering dapat telpon dari cowok, baik yang aku kenal maupun tidak ku kenal. Kesannya aku laris banget ya.. hihi.. Yah beginilah resiko kuliah di kampus yang mahasiswanya mayoritas cowok :D. Hmmm.. jangan-jangan Mas Andi yang tadi ketemu di angkot. Ah masa sih? Ngapain nelpon?

Ternyata pagi-pagi dia menelponku lagi, dan benar itu Mas Andi, si muka dingin. Aha! Sepertinya dia tertarik padaku.. ihiiir.. :D. Sejak saat itu kami jadi dekat dan sering telpon-telponan, dia pun mulai berani datang ke kostanku. Pendekatan yang singkat namun intensif itu membuatku tak bisa menolak saat dia menyatakan cinta *uhuk..  abg banget.. :D*. Tanggal 18 Desember 1998 kami resmi menjadi sepasang kekasih. ♥♥

To be continued ^_^

Comments

Popular posts from this blog

Berburu Benang Rajut di Pasar Asemka

Jenang Gulo.. Jangan Lupakan Aku

2 Tahun Lebih Kumeninggalkanmu